Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (6)

Tersebut dalam sebuah hadits, bahwa Rasulullah S.a.w bersabda: "Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal-amal kalian disampaikan kepadaku; jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah.". (Hadits riwayat Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab Shalawat ‘Ala an-Nabi).

Imam Haitami dalam kitab Majma’ az-Zawaid menyatakan bahwa hadits di atas adalah shahih. Hal ini jelas bahwa Rasulullah S.a.w memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya sudah pasti bermanfaat.

Pada hadits lain, Rasulullah S.a.w bersabda: "Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu". (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah R.a. Pada kitab Imam an-Nawawi tertuliskan dengan sanadnya yang Shahih).


Shalawat ke-60 (Shalawat Syekh Al Halabi)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami, Muhammad. Telah semai rasanya upayaku, tolonglah aku ya Rasulullah.".

Ibn Abidin menukil shalawat ini dari seorang hamba yang salih, Ahmad Al-Halabi, yang berdiam di Damaskus. Dia bertutur bahwa, ada sebagian menteri Damaskus menangkapnya, sehingga pada malam itu, ia merasa sangat susah sekali. Lalu ia bermimpi melihat Rallulullah S.a.w. Baginda Nabi menenteramkan hatinya dan mengajarkan kepadanya sighat shalawat ini. Baginda Nabi mengatakan bahwa barangsiapa yang membacanya maka Allah akan menghilangkan kesulitannya. Ketika ia terbangun, lalu dibacanya shalawat itu, dan akhirnya, berkat Rasulullah S.a.w kesulitannya itu lenyap.

Kemudian Ibn Abidîn mengatakan bahwa, beliau telah mencoba membaca shalawat itu berkali-kali, dan ternyata memang sangat cepat sekali untuk menghilangkan kesusahan dan kesulitan.

Shalawat ke-61 (Shalawat Sayyid Ahmad bin Idris)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Maulana Muhammad dan keluarganya, sebanyak jumlah, hitungan semuanya; dari mana habisnya dalam ilmu-Mu; dari mana tidak ada hitungan dalam liputan-Mu; dan dengan apa-apa yang Engkau ketahui bagi diri-Mu tanpa akhir. Sesunghnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.".

Shalawat ini bersumber dari seorang arif yang besar dan wali yang terkenal; lautan ilmu syariat, tarekat dan hakikat, yakni Sayyid Ahmad bin Idris; pemuka tarekat Idrisiyah vang merupakan anak cabang dari tarekat Syadziliyah.

Shalawat ke-62 (Shalawat Sayyid Abdullah Al-Alami)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad dan keluarganya, dengan shalawat penduduk langit dan bumi kepadanya. Alirkanlah, duhai Maulaku, kelembutan-Mu yang tersembunyi dalam urusanku. Tampakkanlah rahasia keindahan buatan-Mu dalam perkara-perkara yang aku cita-citakan dari-Mu, duhai Tuhan semesta alam.".

Shalawat ini oleh sebagian ulama dinisbahkan kepada Sayyid Abdullah Al-Alami. Di antara khasiatnya yang terkenal adalah bahwa, "Barangsiapa yang membacanya sebanyak 1000 kali, niscaya Allah akan melenyapkan kesusahannya.".

Shalawat ke-63


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, dengan shalawat yang menjadikan ridha bagi-Mu dan penunaian bagi haknya; berikanlah kepadanya wasilah dan kedudukan yang Engkau telah janjikan.".

Shalawat ini diriwayatkan oleh Imam As-Sya'rani.

Shalawat ke-64


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di kalangan orang-orang dahulu, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di kalangan orang-orang ke-mudian, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di-kalangan para nabi, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dikalangan para rasul, dan limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di kalangan arwah sampai Hari Kiamat.".

Tentang shalawat ini, barangsiapa yang membacanya sebanyak 3 kali di waktu sore dan 3 kali di waktu pagi, niscaya akan sirnalah dosa-dosanya, terhapuslah segala kesalahannya, tetaplah kesenangannya, dikabulkan doanya, dikabulkan cita-citanya, dan dia ditolong menghadapi musuh-musuhnya.

Shalawat ke-65


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad yang telah Engkau penuhi hatinya dengan keagungan-Mu, dan telah Engkau penuhi matanya dengan sifat keindahan-Mu, sehingga ia menjadi senang-gembira, terbantu dan tertolong; juga kepada keluarganya dan para sahabatnya. Limpahkanlah pula kesejahteraan yang banyak kepada mereka semuanya. Segala puji bagi Allah atas semua itu.".

Abu Abdullah Al-Nu'man pernah bermimpi melihat Nabi S.a.w, lalu ia bertanya, "Ya Rasulullah, shalawat manakah yang paling utama?", Beliau S.a.w menjawab, "Katakanlah... (lalu Baginda Nabi S.a.w menyebutkan shalawat ini).".

Kisah lainnya tentang shalawat ini, disebutkan di dalam kitab Dala'il al-Khayrat.

Shalawat ke-66 (Shalawat Sayyid Ibrahim Al-Matbuli)


Artinya: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, semoga Engkau melimpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad, kepada seluruh nabi dan rasul, serta kepada keluarga dan sahabat mereka semuanya; serta semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku yang telah lalu dan Engkau memelihara diriku dari dosa- dosa yang tersisa.".

Shalawat ini berasal dari Sayyid Ibrahim Al-Matbuli

Shalawat ke-67 (Shalawat Al Ra'ufurrahim)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada Sayyidina Muhammad, yang pemaaf dan penyayang,. serta yang mempunyai akhlak yang agung; juga kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan isteri-isterinya di setiap saat sebanyak jumlah semua yang baru dan yang lama.".

Shalawat ini lebih dikenal dengan sebutan shalawat Al-Ra'uf al-Rahim. Sayyid Ahmad Al-Shawi mengatakan, "Shalawat ini termasuk sighat shalawat yang paling mulia. Oleh karena itu, seyogyanya diperbanyak membacanva.".

Shalawat ke-68 (Shalawat Al In'am)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada Sayyidina Muhammad dan kepada keluarganya, sebanyak jumlah nikmat Allah dan karunia-Nya.".

Shalawat di atas lebih dikenal dengan sebutan shalawat Al In'am. Khasiatnya adalah seperti yang dikatakan oleh Sayyid Ahmad Al-Shawi, yakni membuka pintu kenikmatan dunia dan akhirat bagi pembacanya, sementara pahalanya tidak terhingga.

Shalawat ke-69 (Shalawat Sayyid Ahmad Al Rifa'i)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang berkilau, bulan yang memancar, purnama yang naik, hujan yang melimpah, pertolongan yang luas, kekasih yang menolong, Nabi yang membuat undang-undang, Rasul yang menjelaskan, orang yang diperintah yang taat, kawan bicara yang mendengarkan, pedang yang tajam, hati yang khusyuk, mata yang mengucurkan airmata, yakni Sayyidina Muhammad; juga kepada keluarganya dan anak-anaknya yang mulia; kepada sahabat-sahabatnya yang agung; serta kepada para pengikutnya diantara ahli sunnah dan Islam.".

Shalawat ke-70


Artinya: "Ya Allah limpahkanlah shalawat dan salam, kepada Sayyidina Muhammad, shalawat yang dengannya dituliskan garis-garis, dilapangkan dada, serta dimudahkan segala urusan, berkat rahmat dari-Mu, duhai Tuhan Yang Maha Pengampun, serta kepada keluarga dan para sahabatnya.".

Shalawat ke-71


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad dan orang-orang yang menolongnya, sebanyak jumlah apa yang Engkau ketahui dari permulaan urusan sampai akhirnya, serta kepada keluarga dan Sahabat-sahabatnya.".

Shalawat ini dan dua shalawat sebelumnya (yakni ke-69 dan ke-70) bersumber dari Sayyid Ahmad Al-Rifa'i R.a dan termasuk shalawat Al-Jawami' al-Kawamil (kumpulan kesempurnaan). Dikatakan bahwa, barangsiapa yang membacanya (yang mana saja dari ketiganya) sesudah shalat shubuh atas niat dan keinginan apa saja, niscaya akan diperolehnya dengan izin Allah S.w.t.

Bersambung...


Baca Halaman Sebelumnya: Bagian (1) | (2) | (3) | (4) | (5)
Baca Halaman Selanjutnya: Bagian (7)
Previous
Next Post »