Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (5)

"Di antara berbagai kemuliaan yang dikaruniakan Allah S.w.t kepada umat Nabi Muhammad S.a.w ialah bahwa Allah S.w.t memberi ganjaran kebaikan yang amat besar kepada orang yang mengucapkan shalawat dan salam kepada Kekasih-Nya, manusia teragung dan termulia, Sayyidina Muhammad bin Abdullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam"

Bershalawat ke atas Nabi Muhammad S.a.w merupakan sarana untuk menumbuhkan kecintaan kita kepada Rasulullah S.a.w, semakin banyak dan sering bershalawat tentu semakin besar pula kecintaan kita kepada Beliau S.a.w. Banyak di antara kaum salaf yang mengamalkan dzikir dengan ucapan shalawat dan salam kepada Nabi S.a.w. Mengenai hal itu lbnu Mas’ud R.a menuturkan, bahwasanya Rasulallah S.a.w pernah berkata kepada Zaid bin Wahb:

“Hai Zaid bin Wahb, bila hari Jum'at tiba hendaklah engkau mangucapkan shalawat kepada Nabi seribu kali".


Shalawat ke-48 (Shalawat As-Syekh Khalid An-Naqsabandi)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan kepada keluarga Sayyidina Muhammad, sebanyak jumlah penyakit dan obat, serta berkati dan sejahterakanlah mereka sebanyak-banyaknya.".

Shalawat ini bersumber dari Maulana Syekh Khalid Al-Naqsabandi, pembaharu tarekat Naqsabandiyah. Beliau mengatakan bahwa: "Shalawat ini merupakan perisai yang sangat ampuh untuk menghadapi penguasa yang lalim. Ketika mengakhiri pembacaan shalawat ini, kata katsiran diulang berkali-kali.".

Shalawat ke-49


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, Hamba, Nabi, dan Rasul-Mu, Nabi yang ummi, kepada keluarganya dan para sahabatnya, sesuai dengan kadar kebesaran Dzat-Mu, dalam setiap waktu dan saat.".

Shalawat ini termasuk shalawat kesempurnaan, Di antara faedahnya dikatakan bahwa shalawat ini menyamai 100.000 shalawat lainnya. Ada yang mengatakan bahwa shalawat ini bersumber dari Imam Abu Al-Hasan Al-Syadzily, namun tidak pasti.

Shalawat ke-50


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya, dengan shalawat yang setimbang dengan bumi dan langit; sebanyak jumlah apa-apa yang ada di dalam ilmu-Mu; serta sebanyak jumlah partikel dari semua benda yang ada di bola bumi dan berlipat-lipat ganda dari itu. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia.".

Shalawat ini disebutkan di dalam kitab Kunuz Al-Asrar. Tentang shalawat ini, Syekh Al-Iyasi berkata, "Shalawat ini mempunyai rahasia yang sangat besar, dan fadhilah yang sangat banyak serta menyamai 100.000 shalawat lainnya".

Shalawat ke-51


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad-kekasih dan yang dikasihi, penyembuh penyakit dan pelepas kesusahan; kepada keluarganya dan para sahabatnya.".

Tentang shalawat ini, Syekh Yusuf Al-Nabhani menjelaskan, "Syekh Hasan Abu Halawah Al-Ghazza yang berdiam di Al-Quds telah mengajarkan shalawat ini kepada saya. Hal itu disebabkan ketika saya mengadukan kepadanya penyakit cemas dan susah yang saya derita. Setelah saya baca shalawat tersebut, lenyaplah segala penderitaan saya berkat shalawat tersebut". (shalawat di atas).

Shalawat ke-52 (Shalawat Imam Al Zubaydi)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad Nabi yang ummi, yang suci dan bersih; dengan shalawat yang melepaskan segala ikatan dan melenyapkan segala kesusahan.".

Shalawat ini disebutkan oleh Al-Zubaydi di dalam kitabnya, Al-Shilat wa Al-'Awa'id. Sebagian shalihin (orang saleh) mengatakan bahwa shalawat ini sangat manjur untuk melenyapkan kesusahan.

Shalawat ke-53


Artinya: "Kepadamulah Ya Rasulullah mengalir shalawat Allah, salam-Nya, tahiyat-Nya, dan berkah-Nya, dalam tiap-tiap saat, yang memadai dengan kedudukanmu yang besar dan derajatmu yang tinggi, berkumpul bagimu segala keutamaan semua jenis shalawat dan salam.".

Shalawat di atas termasuk yang menghimpun seluruh shalawat.

Shalawat ke-54


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang cahayanya bagi makhluk telah mendahului, dan kemunculannya merupakan rahmat bagi alam; sebanyak jumlah makhluk-Mu yang lalu maupun yang akan datang serta yang berbahagia di antara mereka maupun yang celaka-dengan shalawat yang menghabiskan segala hitungan dan meliputi segala batasan; dengan shalawat yang tidak akan habis, berakhir; dan selesai, serta dengan shalawat yang terus-menerus dengan keabadian-Mu, juga kepada keluarganya. Limpahkanlah pula kesejahteraan yang banyak seperti itu.".

Pensyarah kitab Dala'il mengatakan bahwa, Sayyidi Abdul Qadir Al Jaelani menutup hizb-nya dengan shalawat ini. Dinukil pula dari ucapan Al-Sakhawi, bahwa shalawat ini mempunyai keistimewaan, satu shalawat ini berbanding 10.000 shalawat lainnya.

Sementara Imam Muhyiddin Al-Yamani yang bergelar "Junayd dari negeri Yaman", mengatakan; "Barangsiapa yang mengucapkan shalawat ini 10 kali, pagi dan sore, ia berhak mendapat keridhaan Allah Yang Maha Besar; aman dari kemurkaan-Nya; mendapat curahan rahmat yang berlimpah; terpelihara dengan pemeliharaan nabi dari segala mara bahaya, dan mendapatkan kemudahan dalam segala urusan.".

Shalawat ke-55 (Shalawat Syams Al Kanzil A'dham)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat-Mu yang paling utama selalu, berkah-Mu yang paling berkembang selamanya, dan tahiyat-Mu yang paling baik keutamaan dan jumlahnya; kepada semuha-mulia makhluk manusia, kum-pulan hakikat iman, dan batas kebaikan yang tampa; pemimpin balatentara kaum Muslim, penghulu barisan para nabi yang dimuliakan, dan seutama-utarna makhluk dari semuanya; pembawa panji kemuliaan dan ketinggian pemilik kendali kemuliaan, dan yang menyaksikan rahasia azali; sumber ilmu kesantunan, dan hikmah; penampilan rahasia kemurahan secara sebagian dan keseluruhan; manusia 'aynil-wujûd' ruh jasad dua alam, dan mata kehidupan dua tempat; yang memastikan dengan tingkat ubudiah yang tertinggi dan yang berakhlak dengan akhlak kedudukan pilihan; sahabat yang terbesar dan kekasih yang dimuliakan, yaitu Sayyidina Muhammad bin 'Abdillah bin 'Abdil Mutthalib; juga atas seluruh nabi dan rasul, serta atas keluarga dan sahabat mereka semuanya sebanyak orang yang ingat menyebut nama-Mu dan orang yang lalai melupakan-Mu.".

Sayyid Ahmad Al-Shawi, di dalam kitab Syarh Wird Al-Dardir mengatakan bahwa, shalawat ini dinukil oleh Hujjatul Islam Al-Ghazali dari Quthb Al Idrus, dan dinamakan Syams Al Kanzil A'dham. Sebagian ulama lain mengatakan bahwa, shalawat ini dinukil dari Quthb Al-Rabbani Sayyid Abdul Qadir Al-Jaelani. Barangsiapa yang membaca shalawat ini sesudah shalat Isya, sebelumnya membaca Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu'awwidzatayn sebanyak 33 kali, maka ia akan bermimpi bertemu dengan Rasulullah S.a.w.

Shalawat ke-56 (Shalawat Imam Ibnu Al Arabi)


Artinya: "Aku memohon kepada-Mu, ya Allah, agar Engkau melimpahkan shalawat dan salam kepada penghulu para rasul dan pemimpin orang-orang takwa; yang telah Engkau ciptakan dengan kebesaran-Mu dan Engkau hiasi dengan keelokan-Mu; yang Engkau mahkotai dengan kesempurnaan-Mu dan Engkau jadikan orang yang berhak memandang Dzat-Mu; yang Engkau jadikan ia sebagai tempat bagi asma dan sifat-Mu; yang Engkau gandengkan namanya dengan nama-Mu serta ketaatan kepadanya dengan ketaatan kepada-Mu, yakni Muhammad bin Abdillah, serta para keluarga dan sahabatnya yang menyeru kepada Allah.

Ya Allah, limpahkalah shalawat kepada Sayyidina Muhammad wakil hadrat Dzat-Mu; yang memastikan dengan asma dan sifat-Mu; yang mengumpulkan antara yang ada dan tiada; pemisah antara yang baru dan yang lama; pemimpin orang-orang yang terbuka dengannya segala yang terkunci, menjadi pulih setiap yang pecah, dan meniadi merdeka kembali setiap yang dikalahkan.".

Shalawat ini berasal dari Sayyidi Muhyiddin bin Al-'Arabi, yang disebutkannya di dalam hizb-nya, Al-Tawhid, telah pula dinukil oleh Syekh Al-Nabhani, dan kami menukilnya dari beliau.

Shalawat ke-57 (Shalawat Imam Al Syadzily)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah seutama-utama shalawat, setinggi-tinggi berkah, dan sebaik-baik tahiyat didalan setiap waktu; kepada semulia-mulia makhluk, Sayyidina dan Maulana Muhammad; sesempurna-sempurna penduduk bumi dan langit. Limpahkanlah pula kesejahteraan kepadanya, duhai Tuhan kami, sebaik-baik tahiyat, di dalam setiap kehadiran dan pandangan.".

Shalawat ini bersumber dari Sayyid Abu Al-Hasan Al-Syadzili. Beliau membuka hizb-nya, Al-Luthf dengan shalawat ini.

Shalawat ke-58 (Shalawat Imam Al-Dasuqi)


Artinya: "Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada Dzat Muhammad yang halus dan tunggal; matahari langit rahasia tempat pemunculan cahaya; pusat peredaran kebesaran; dan kutub falak keindahan.

Ya Allah dengan rahasianya di sisi-Mu dan dengan perjalanannya kepada-Mu amankanlah rasa takutku; kurangilah kesalahanku; lenyapkanlah kesedihan dan ketamakanku; dan jadilah penolongku. Bawalah aku kepada-Mu, karunialah aku fana terhadapku, dan janganlah Engkau jadikan diriku mendapat cobaan dari nafsuku. Singkapkanlah bagiku semua rahasia yang tersembunyi, duhai Tuhan yang Maha Hidup dan Maha Mandiri.".

Shalawat ini berasal dari Sayyid Ibrahim Al-Dasuqi, yang dipakai sebagai pembuka hizb oleh Al-Dardir: Hal ini menunjukkan keutamaan shalawat ini yang sangat besar.

Shalawat ke-59


Artinya: "Ya Allah, bagi-Mu-lah segala pujian sebanyak jumlah orang yang memuji-Mu; bagi-Mu-lah pujian sebanyak orang yang tidak memuji-Mu; dan bagi-Mu-lah pujian sebagaimana Engkau suka untuk dipuji.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang bershalawat kepadanya, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya, dan limpahkanlah shalawat kepadanya sebagaimana Engkau suka supaya diucapkan shalawat atasnya.".

As-Sakhawi bertutur sebagai berikut: "Kami menuturkan riwayat dari Al-Thabrani di dalam kitab Al-Du'a', bahwa beliau bermimpi melihat Nabi S.a.w dalam sifatnya yang telah sampai beritanya kepada kita. Lalu beliau berkata, "Assalamu 'Alayka Ayyuh al-Nabiyya wa Rahmatullahi wa Barakatuh Ya Rasulullah, Allah telah mengilhami aku beberapa kalimat", Rasulullah S.a.w bertanya, "Apakah itu?", "Allahumma laka al-Hamdu.. (hingga akhir shalawat tersebut di atas)". Lalu Rasulullah S.a.w tersenyum hingga tampak gigi serinya memancarkan cahaya yang cemerlang.".

Bersambung..


Baca Halaman Sebelumnya:
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (1)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (2)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (3)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (4)

Baca Halaman Selanjutnya:
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (6)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (7)
Previous
Next Post »