Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (1)

Dalam kitab Ihya, Imam Al Ghazali mengatakan bahwa sesungguhnya berlipat gandanya pahala shalawat atas Nabi S.a.w adalah karena shalawat itu mengandung sangat banyak kebaikan, di dalamnya tercakup antara lain: Pembaharuan iman kepada Allah S.w.t, pembaharuan iman kepada Rasul S.a.w, pembaharuan iman kepada Hari Akhir dan berbagai kemuliaan, serta banyak keutamaan-keutamaan lainnya bagi orang-orang yang membaca shalawat atas Nabi S.a.w.

Dari berbagai sumber, baik hadist maupun keterangan para ulama yang termuat dalam kitab-kitab kuning (istilah santri bagi kitab yang kertasnya berwama kuning) terdapat banyak lafadzh-lafadzh shalawat yang tentunya dapat diamalkan oleh seluruh kaum muslimin dan muslimat ummat Nabi Muhammad S.a.w. Seperti yang terhimpun dalam kitab Muktashar fî Ma'ani Asma Allah al-Husna dalam bab Ash-Shalah 'Ala al-Nabi karangan Al-Ustadz Mahmud al-Sami, dan kitab Afdhalu al-Shalawati 'Ala Sayyidi al-Sadati karangan Yusuf bin Isma'il al-Nabhani.

Untuk semakin menambah kecintaan dan pengagungan kita terhadap Sayyidina Rasulullah Nabi Muhammad S.a.w, berikut kami ketengahkan sebagian dari lafadzh-lafadzh shalawat tersebut, baik yang bersumber dari Hadist maupun Kitab-kitab Ulama, dengan penjelasannya yang ringkas. "Semoga kita dapat istiqamah mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari".

Berikut beberapa Shalawat yang bersumber dari Hadist, untuk kita amalkan:


Shalawat ke-1


Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakan oleh-Mu akan Muhammad, Nabi yang tidak pandai menulis dan membaca. Dan muliakan pulalah kiranya akan isterinya, ibu segala orang yang mukmin, akan keturunannya dan segala ahli rumahnya, sebagaimana engkau telah memuliakan Ibrahim dan keluarga Ibrahim diserata alam. Bahwasanya Engkau, wahai Tuhanku, sangat terpuji dan sangat mulia.". (HR. Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah R.a).

Shalawat ke-2


Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku muliakan oleh-Mu akan Muhammad dan akan keluargaya sebagaimana Engkau memuliakan keluarga Ibrahim dan berilah berkat olehmu kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim, bahwasanya Engkau sangat terpuji lagi sangat mulia diserata alam.". (HR Muslim dan Abi Mas'ud).

Shalawat ke-3


Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad dan akan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memuliakan keluarga Ibrahim bahwasanya Engkau sangat terpuji dan sangat mulia. Ya Allah, wahai Tuhanku, berikan berkat oleh-Mu akan Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberi berkat kepada Ibrahim; bahwasanya Engkau sangat terpuji dan sangat mulia.". (HR. Bukhari dari Abu Sa'id, Ka'ab Ibn 'Ujrah).

Shalawat ke-4


Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad, hamba-Mu dan Rasul-Mu, Sebagaimana Engkau telah memuliakan Ibrahim; dan berilah berkat oleh-Mu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.". (HR. Al-Bukhari dan Abu Sa'id).

Shalawat ke-5


Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad, isteri-isterinya dan keturunannya, sebagajmana Engkau telah memuliakan keluarga Ibrahim. Dan beri berkatlah oleh-Mu kepadq Muhammad dan isteri-isterinya serta keturunan-keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan berkat kepada keluarga Ibrahim: bahwasanya Engkau sungguh sangat terpuji dan amat mulia.". (HR. Al-Bukhari dari Abu Hamid Al-Sa'idi).

Shalawat ke-6

Berkata Al-Nawawi dalam Al-Adzkar: "Lafadzh shalawat yang paling utama dibaca, ialah shalawat yang lengkap ini":


Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad hamba-Mu dan pesuruh-Mu, Nabi yang ummi dan muliakanlah oleh-Mu akan keluarga Muhammad, jsleri-isterjnya dan keturunannya sebagajmana Engkau telah memuliakan Ibrahim dan keluarganya; dan berilah berkat oleh-Mu akan Muhammad, Nabi yang ummi dan akan keluarganya, isteri-isterinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan berkat kepada Ibrahim dan keluarganya, diserata alam, hanya engkau sajalah yang sangat terpuji dan sangat mulia.".

Shalawat ke-7

Berikutnya shalawat yang ringkas, ialah yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Al-Nasa'i, yaitu:


Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad dan akan keluarganya.". (HR. Al-Nasa'i dari Zaid ibn Kharijah).

Shalawat ke-8


Artinya: "Ya Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad Nabi yang ummi dan akan keluarganya.". (HR. Abu Daud dari 'Uqbah bin 'Amir).

Shalawat ke-9


Artinya: "Wahai Tuhanku, limpahkanlah kiranya shalawat-shalawat-Mu dan rahmat-Mu serta berkat-Mu atas penghulu segala Rasul, ikutan segala orang yang taqwa, penutup semua Nabi, yaitu: Muhammad, hamba-Mu dan rasul-Mu, imam segala kebajikan, pemimpin kebaikan dan utusan pembawa rahmat. Wahai Tuhanku, tempatkanlah dia pada suatu maqam yang dirindukannya oleh orang yang dahulu.". (HR. Ibnu Majah dari 'Abdullah Ibn Mas'ud).

Shalawat ke-10

Berkata Al-Sayuthi dalam Al-Hirz al-Ma'ani: "Saya telah membaca keterangan Al-Subki yang diterimanya dari ayahnya di dalam Al-Thabaqat, katanya: Sebaik-baiknya shalawat untuk dibaca dalam bershalawat, ialah bunyi shalawat yang dibaca di dalam tasyahud (yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Maka barangsiapa membacanya, dipandanglah ia telah bershalawat dengan sempurna, dan barangsiapa membaca selainnya, maka mereka tetap berada dalam keraguan, karena bunyi lafazh-lafazh yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim itu adalah lafazh shalawat yang sering diajar oleh Nabi S.a.w sendiri, dan yang sering disuruh supaya kita membacanya.".

Dalam tasyahud akhir, Imam Syafi'i R.a menganggap shalawat atas Nabi S.a.w sebagai salah satu dari rukun shalat. Beliau biasa memakai shalawat sebagai berikut:


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami, Muhammad, dan kepada keluarga junjungan kami, Muhammad, sebagaimana Engkaau telah melimpahkan shalawat kepada junjungan kami Ibrahim dan keluarga Ibrahim, berkatilah pula junjungan kami Muhammad, dan keluarga junjungan kami, Muhammad, sebagai-mana Engkau telah memberkati junjungan kami, Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.".

Selain itu, beliau juga suka memakai sighat shalawat lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Malik di dalam kitab Al-Muwattha'. Shalawat di atas juga diriwayatkan oleh Abu Daud, Al-Turmudzi, Al-Nasa'i, dan Al-Baihaqi dari Ibn Mas'ud, dengan ditambah lafal Sayyidina untuk Nabi Muhammad S.a.w dan Nabi Ibrahim A.s.

Tambahan lafal Sayyidina sebagai adab, sebagaimana ucapan Rasulullah S.a.w dalam salah satu sabdanya yang mengatakan:


Artinya: "Berdirilah kalain untuk menyebut Sayyid (penghulu) kalian!".

Juga sabda Rasulullah S.a.w yang dikatakan kepada Sa'ad bin Mu'adz R.a:


Atinya: "Aku adalah Sayyid (penghulu) manusia dan tidak sombong".

Previous
Next Post »