Menata Hidup ala Rasulullah S.A.W

Sebuah syair yang masyhur meng­a­takan: “Waktu itu laksana pedang, jika engkau tidak mematahkannya, ia akan memenggalmu“.

Hidup itu tidak bisa lepas dari hambatan-hambatan, karena itu seorang manusia harus selalu berikhtiar dalam mencari solusinya.

Kajian hadits berikut ini mengutip sebuah pesan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang amat berharga bagi setiap orang yang tengah mengarungi hidup. Tujuannya agar hidup yang singkat ini bermakna dan maknanya akan terasa saat kita kembali ke sisi Allah Ta`ala.


Dari Ibn Umar R.a, ia berkata, “Ra­sulullah S.a.w memegang kedua bahuku seraya berkata, ‘Jadikanlah keberada­anmu di dunia ini seperti orang asing atau orang yang sedang mengembara’.”.

Selanjutnya Ibn Umar R.a berkata (kepada para sahabat), “Jika engkau ber­ada di waktu sore, janganlah me­nunggu waktu pagi. Jika engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu wak­tu sore. Gunakan masa sehatmu sebe­lum masa sakitmu dan waktu hidupmu untuk menghadapi kematianmu.”. (Riwa­yat Al-Bukhari).

Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari da­lam kitab Kelembutan Hati bab Perkata­an Nabi S.a.w, “Jadilah engkau di dunia ini... (dan seterusnya).”.


Cara Nabi Muhammad S.a.w menga­jak bicara Abdullah bin Umar R.a dengan memegang pundaknya menandakan hu­bungan kedekatan dan kecintaan beliau kepada putra sahabatnya itu dan juga kepada sahabat-sahabat yang lain. Di samping itu, cara Beliau ini menunjukkan apa yang Beliau sampaikan sebagai suatu hal yang patut ditanggapi dengan sungguh-sungguh.

Maksud hadits di atas adalah meng­gunakan waktu dalam kehidupan dunia ini secara maksimal dalam ketaatan ke­pada Allah dan menyegerakan amal. Juga larangan berleha-leha dan berpan­jang mimpi, karena perbuatan ini dapat me­lahirkan sikap culas dan malas. Di samping itu hadits ini juga mengingatkan betapa pentingnya arti sehat dan hidup. Karena keduanya merupakan dua harta yang bernilai bagi seorang mukmin, yang harus dipergunakannya untuk amal kebaikan.


Dari Ibn Mas‘ud R.a, ia berkata, “Nabi S.a.w menggambar garis empat persegi panjang. Kemudian Beliau membuat satu garis di tengah-tengahnya yang garisnya sampai keluar. Lalu Beliau mem­buat garis-garis kecil (pendek-pendek) di bagian dalam (tengah) per­segi panjang. Setelah menggambar itu, Beliau S.a.w berkata, ‘Ini manusia, dan empat persegi panjang yang mengelilingi ini ajalnya, garis yang keluar ini cita-citanya, dan garis-garis kecil ini hambatan-ham­batan hidupnya. Apabila ia mampu meng­hadapi satu hambatan, akan ia hadapi hambatan berikutnya. Apabila ia mampu menghadapi hambatan berikut­nya, ia akan menghadapi lagi hambatan berikutnya’.”. (Riwayat Al-Bukhari).

Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari dalam kitab Kelembutan Hati bab Harapan dan Panjangnya Harapan.


Nabi S.a.w adalah seorang pendidik yang sempurna! Beliau mampu meng­ekspresikan kata-katanya yang bertabur ilmu dan hikmah dalam bentuk visual, demi memudahkan para sahabat mema­hami apa yang disampaikannya. Pesan yang disampaikan Rasulullah dalam hadits ini, seorang mukmin hendaknya menyegerakan taubat, berbuat baik, dan tidak larut dengan berpanjang mimpi.

Perbuatan berharap yang tercela ada­lah berharap-harap yang membawa seseorang kepada sikap meremehkan nikmat Allah dan tak ada kemauan ter­hadap perbuatan baik. Sehingga ia ter­jebak hanya pada sekadar harapan, se­dangkan langkah konkretnya tidak per­nah dilaksanakan. Hidup itu tidak bisa lepas dari hambatan-hambatan, karena itu seorang manusia harus selalu ber­ikhtiar dalam mencari solusinya.

Manusia sering kali mengira bahwa cita-citanya dapat terwujud sebelum da­tangnya ajal, akan tetapi bisa jadi ajalnya datang lebih cepat daripada cita-citanya.


Dari Abu Hurairah R.a, Rasulullah S.a.w bersabda, “Bersegeralah dalam ber­amal sebelum tiba tujuh perkara: Apa yang engkau nantikan selain keadaan miskin yang memperdaya, atau keadaan kaya yang membuatmu sombong, atau sakit yang membuatmu payah, atau masa tua yang membuat lemah, atau kematian yang memutuskan, atau dajjal, yang amat buruk ditunggu, ataukah Kiamat, yang amat buruk dan pahit.”. (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).

Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari dalam kitab Zuhud bab Menyegerakan Amal. Orang yang punya badan yang sehat namun sedikit ibadah-ibadahnya, menyia-nyiakan waktunya dari perbuat­an baik, melalaikan urusannya, kelak akan menyesalinya.


Rasulullah S.a.w dengan haditsnya ini mengajak umatnya untuk senantiasa bersegera dalam melakukan perbuatan baik sebelum datangnya berbagai peng­halang yang menimpa, seraya memperi­ngatkan umat ini dari melalaikan berba­gai hal yang menimpa manusia, seperti kemiskinan, kekayaan, sakit, masa tua, kematian, fitnah dajjal, hingga datangnya hari akhir.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

zawiyah alKisah


Previous
Next Post »