“Rasulullah S.a.w bukanlah orang yang keji, beliau tidak membiarkan kekejian, tiada mengeluarkan suara keras di pasar-pasar dan tidak membalas kejahatan orang lain dengan kejahatan. Beliau suka memaafkan dan berjabat tangan.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Muahammad bin Ja’far, dari Syu’bah, dari Abi Ishaq, dari Abi `Abdullah al Jadali, yang bersumber dari `Aisyah R.a)
“Rasulullah S.a.w tidak pernah memukul sesuatu dengan tangannya, kecuali tatkala Beliau berjihad fi sabilillah. Beliau pun tidak pernah memukul pembantu dan wanita.”. (Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq al Handzani, dari `Ubadah, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Aku mendengar Jabir bin `Abdullah R.a, berkata: `Tak pernah kudengar Rasulullah Saw dimintai sesuatu, kemudian beliau berkata “tidak”.’ (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan,yang bersumber dari Muhammad bin al Munkadir r.a.)
“Nabi S.a.w tidak menyimpan sesuatu untuk hari esok.”. (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Ja’far bin Sulaiman, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas bin Malik R.a)
“Sesungguhnya Nabi S.a.w menerima hadiah dan membalas hadiah.” (Diriwayatkan oleh `Ali bin Khasyram dan lainnya, dari `Isa bin Yunus, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah R.a)
Tawadlu Rasulullah S.A.W
“Rasulullah S.a.w bersabda: ”Janganlah kalian berlebihan memuji daku sebagaimana kaum Nasrani yang berlebihan memuji anak Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, oleh sebab itu katakanlah (panggillah) `Abdullah (hamba Allah) dan Rasul-Nya.”. (Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, diriwayatkan pula oleh Sa’id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan sebagainya, mereka menerima dari Sufyan bin `Uyainah, dari Zuhri, dari `Ubaidilah,dari Ibnu Abbas R.a, yang bersumber dari `Umar bin Khattab R.a).
“Rasulullah S.a.w. bersabda: ”Sekalipun kepadaku hanya dihadiahkan betis binatang, tentu akan kuterima. Dan sekiranya aku diundang makan betis binatang, tentu akan ku kabulkan undangannya.“. (Diriwayatkan oleh Muhammad bin `Abdullahbin Bazi’, dari Basyar bin al Mufadlal, dari Sa’id dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik R.a).
`Aisyah R.a ditanya: ”Apakah yang dikerjakan Rasulullah S.a.w. Di rumahnya?” `Aisyah R.a. menjawab: ”Beliau adalah seorang manusia biasa, Beliau adalah seorang yang mencuci bajunya sendiri, memerah susu kambingnya sendiri, dan melayani dirinya sendiri.”. (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Isma’il, dari’Abdullah bin Shalih, dari Mu’awiyah bin Shalih, dari Yahya bin Sa’id,yang bersumber dari `Amrah).
Tangis Rasulullah S.A.W
“Rasulullah Saw. bersabda kepadaku:”Bacakan al Qur’an untukku!” “Wahai Rasulullah saw.! Mana mungkin aku membacakannya kepada Anda, bukankah ia diturunkan kepada Anda?”Beliau bersabda:”Sungguh aku ingin mendengarkannya dari selain daku.” Maka kubacakan surat an Nisa, sampai ayat: “Waji’na bika `ala ha ula-I syahida.” (Dan Kami mendatangkan kamu sebagai saksi atas mereka). (Q.S. 4 an- Nisa: 41).
`Abdullah bin Mas’ud berkata :”Maka kulihat kedua mata Rasulullah saw. bercucuran air mata.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan , dari Mua’wiyah bin Hisyam, dari Sufyan, dari al A’masy, dari Ibrahim, dari `Ubaid, yang bersumber dari `Abdullah bin Mas’ud r.a.)
“Rasulullah saw. mencium `Utsman bin Madh’un* tatkala ia telah wafat. Dan ketika itu beliau menangis.” Atau (kata perawi ragu): “Kedua matanya berlinang air mata.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Ashim bin `Ubaidilah*, dari Qasim bin Muhammad*, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
• ‘Utsman bin Madh’un adalah saudara sesusu Rasulullah saw. Ia wafat dua setengah tahun setelah hijrah.
• Ashim bin `Ubaidilah dadla’ifkan oleh Ibnu Ma’in, menurut keterangan Bukhari,periwayatannya munkar
• Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar, merupakan salah seorang fukaha Madinah yang tujuh,dari generasi kedua dan periwayatnnya dikeluarkan oleh jama’ah.
Cara Tidur Rasulullah S.A.W
“Sesungguhnya Nabi Saw. bila berbaring di tempat tidurnya, beliau letakkan telapak tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, seraya berdo’a:
“Rabbi qini `adzabaka yauma tab’atsu `ibadaka.” (Ya Rabbi,peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu).
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Israil,dari Abi Ishaq, dari `Abdullah bin Yazid, yang bersumber dari al Bara bin `Azib r.a.)
“Bila Rasulullah Saw. berbaring di tempat tidurnya,maka beliau berdo’a : “Allahumma bismika amutu wa ahya’. (Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup).Dan bila Beliau bangun,maka Beliau membaca: “Alhamdulillahilla dzi ahyana ba’dama amatana wailaihin nusyur.” (Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan aku kembali setelah mematikan daku dan kepada-Nya tempat kembali). (Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari `Abdurrazaq, dari Sufyan, dari `Abdul Malik bin `Umair, dari Ruba’I bin Hirasyi, yang bersumber dari Hudzaifah r.a.)
“Sesungguhnya bila Nabi Saw. istirahat dalam musafirnya di malam hari, Beliau berbaring ke sebelah kanan. Dan bila Beliau istirahat pada musafirnya menjelang subuh, maka Beliau tegakkan lengannya dan diletakkannya kepalanya diatas tangannya.”(Diriwayatkan oleh alHusein bin Muhammad al Hariri, dari Sulaiman bin Harb,dari Hammad bin Salamah dari Humaid, dari Bakr bin `Abdullah al Mazini, dari `Abdullah bin Rabbah, yang bersumber dari Abi Qatadah r.a.)
Kehidupan Rasulullah S.A.W
“Kami berada di samping abu Hurairah r.a. sedang ia memakai dua lembar kain kattan* yang dicelup bahan Lumpur merah. Lalu ia membuang ingusnya pada salah satu dari dua kainnya itu. Ia berkata : “Bakh, Bakh*”. Abu Hurairah membuang ingusnya pada kain kattan itu. Selanjutnya ia bercerita :”Sungguh,aku teringat kembali ketika aku tersungkur diantara mimbar Rasulullah Saw dengan kamar `Aisyah r.a. karena pingsan. Tiba-tiba datang seorang laki-laki lantas ia letakkan kakinya di atas leherku. Ia mengira aku dalam keadaan gila.Sebenarnya aku tidak gila,tapi kejadian itu hanyalah kelaparan.” (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Hammad bin Zaid, dari Ayyub, yang bersumber dari Muhammad bin Sirin*)
• Kain Kattan ialah kain yang terbuat dari serat kayu. Atau kain yang dibuat dengan cara kasar,biasanya disebut kain rami.
• bakh, bakh ialah kalimat yang sering digunakan oleh orang Arab untuk menyatakan rasa kagum, atau rasa senang, atau tidak menyenangi sesuatu. Pada hadist ini, kalimat bakh,bakh berarti suatu isyarat terhadap pernyataan kurang senang, atau keadaan yang menyedihkan.
• Muhammad bin Sirin al Bashri adalah maula (budak yang dibebaskan) Anas bin Malik r.a.
“Rasulullah Saw tidak pernah kenyang makan roti, dan tiada pula dengan daging, kecuali dalam keadaan dlaffaf.” (Diriwayatkan oleh Qutaibah, dari Ja’far bin Sulaiman ad Dluba’I, yang bersumber dari Malik bin Dinar r.a.)
Malik bin Dinar selanjutnya berkata: “Aku bertanya kepada seorang laki-laki dari pedusunan: “Apa yang dimaksud dengan dlaffaf?” Ia menjawab: “Makan bersama orang banyak.” “Sesungguhnya kami, keluarga Muhammad Saw pernah selama sebulan tidak menyalakan api (tidak menanak apapun) kecuali korma dan air.” (Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq,dari Ubadah, dari Hisyam bin `Urwah, dari ayahnya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya aku dijadikan takut oleh Allah dan tiada seorangpun yang diberi rasa takut sebagaimana aku. Sungguh, aku telah ditimpa cobaan di jalan Allah, dan tiada seorangpun yang mendapat cobaan sebagaimana aku.Sungguh merupakan pengalaman bagiku, yaitu selama tiga puluh hari tiga puluh malam, aku dan bilal tidak mendapatkan makanan yang pantas dimakan orang yang mempunyai rongga perut. Waktu itu hanya ada sedikit makanan yang disembunyikan pada ketiak bilal.” (Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Rauh bin Aslam Abu Hatim al Bashri,dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)
Nama-nama Rasulullah S.A.W
Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya bagiku ada beberapa nama, Yaitu: Aku Muhammad, aku Ahmad dan aku al Mahi, maksudnya: dengan jalan aku,Allah membasmi kekafiran. Aku juga digelari al Hasyir,yang maksudnya: umat manusia dihimpun di belakangku. Akupun digelari al `Aqib (penerus para Nabi)”al Aqib adalah yang tiada diiringi di belakangnya oleh hadirnya seorang Nabi.”(Diriwayatkan oleh Sa’id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, dari Sufyan, dari az Zuhri, dari Muhammad bin Jabir bin Muth’im bin `Adi*, yang bersumber dari bapaknya)
• Muth’im bin `Adi adalah pembesar kota Mekkah.”Aku bertemu dengan Nabi Saw. pada suatu jalan di Madinah. Ia bersabda: “Aku Muhammad, aku Ahmad, aku Nabiyur-Rahmah (Nabi pembawa Rahmat) dan
aku Nabiyut-Thaubah (Nabi pengajar taubah). Aku al Muqaffi (yang datang mengikuti jejak para Nabi). Aku al Hasyir dan Nabiyul Malahim (Nabi yang mengalami beberapa peperangan). “ (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Tharif al Kufi, dari Abu Bakar bin `Iyyasy*, dari `Ashim,
dari Abi Wa’il, yang bersumber dari Hudzaifah r.a.)
• Abbu Bakar bin `Iyyasy, nama sebenarnya diperselisihkan. Ada yang mengatakan Muhammad, ada yang mengatakan `Abdullah, atau Salim, atau Syu’bah. Namun kesemuanya juga Tsiqat.
Bekam Rasulullah S.A.W
“Rasulullah saw. berbekam, yang membekamnya adalah Abu Thaibah, maka beliau memerintahkan untuk memberinya dua sha’* makanan. Rasulullah Saw berbicara kepada tuannya (tuan tukang bekam), lalu mereka mengugurkan kharajnya*.” Rasulullah Saw bersabda: ”Sesungguhnya cara pengobatan kalian yang paling afdhal ialah berbekam.” Atau (perawi ragu) :”Sesungguhnya cara pengobatan kalian yang utama adalah berbekam.” (Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Isma’il bin Ja’far, dari Humaid, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
Kepekaan Rasulullah S.A.W
“Nabi saw. sangat peka melebihi anak dara pada pingitannya. Apabila beliau tidak menyenangi sesuatu, kami dapat mengetahuinya dari perubahan air mukanya.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Daud, dari Syu’bah, dari Qatadah, dari `Abdullah bin Abi `Utbah, yang bersumber dari Abu Sa’id al Khudri r.a.)
`Aisyah berkata :”Aku tidak pernah memandang kemaluan Rasulullah saw.” Atau ia berkata :”Sekali-kali aku tidak pernah melihat kemaluan Rasulullah Saw.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki’, dari Sufyan, dari Manshur, dari Musa bin `Abdullah bin Yazid al Khathimi, dari Maula `Aisyah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
• Abu Thaibah adalah nama panggilan bagi Nafi’, ia adalah budak Bani Haritsah atau budak kepunyaan Abu Mas’ud al Anshari.
• Sha’(gantang) adlah takaran. Satu Sha’sama dengan empat mud, sedangkan satu mud sama dengan tujuh ons.
• Kharaj ialah suatu kesepakatan antara tuan dengan budak untuk membayar kepada tuannya sejumlah uang, sewaktu budak tidak bekerja pada tuannya. Dalam peristiwa ini Abu Thaibah seharusnya membayar tiga Sha’, tapi karena ia telah membayar dua Sha’, hasil membekam Rasulullah S.a.w. Maka yang satu Sha’lagi digugurkan oleh tuannya setelah Rasulullah Saw berbicara dengan tuannya. “Nabi Saw. berbekam dan memerintahkan kepadaku (untuk membayar), maka kuberikan pada tukang bekam upahnya.” (Diriwayatkan oleh `Amr bin `Ali, dari Abu Daud, dari Waraqa’ bin `Umar, dari `Abdil A’la, dari Abi Jamilah, yang bersumber dari `Ali k.w.) ”Rasulullah Saw. pernah berbekam pada dua urat leher dan tengkuk.Beliau berbekam pada tanggal 17,19, dan 21.”(Diriwayatkan oleh `Abdul Quddus bin Muhammad al `Athar al Bashri, dari `Amr bin Ashim, dari Hamman,dan diriwayatkan pula oleh Jarir bin Hazm,keduanya menerimanya dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik R.a).
Rasulullah S.a.w bersabda: ”Barangsiapa berbekam pada tanggal 17,19 dan 21, tentulah tindakannya itu jadi penyembuh bagi setiap penyakit.”. (Hadist Riwayat Abu Daud).
Wassalam
Wassalam
EmoticonEmoticon