Tawadhunya Rasulullah S.A.W

Tawadhu'nya Rasulullah S.a.w terdapat pada ketinggian manshabahnya dan derajatnya, Beliau adalah manusia paling tawadhu' (sifat rendah diri) dan yang tidak mempunyai kesombongan.

Sesungguhnya Rasulullah Muhammad S.a.w mendapatkan dua pilihan, antara menjadi Nabi berbentuk raja atau Nabi berbentuk hamba sahaya, maka Beliau memilih menjadi berbentuk hamba, maka berkata Malaikat Israfil A.s kepadanya: "Sesungguhnya Allah telah memberimu dengan sebab engkau berendah diri. Sesungguhnya engkau pemimpin anak Adam pada hari Kiamat, dan pertama memberi syafaat.".

Diriwayatkan dari Abu Umamah, bahwasanya Rasulullah S.a.w keluar kepada kami memakai tongkat, maka kami berdiri (menghormati/menyambut) untuknya. Maka Rasulullah S.a.w berkata: "Jangan kamu berdiri sebagaimana orang-orang ajam berdiri, membesarkan (menghormati satu dengan yang lainnya). Sesungguhnya aku adalah seorang hamba yang makan sebagaimana hamba sahaya makan, dan aku duduk sebagaimana hamba sahaya duduk ".

Dari tawadhu'nya, Rasulullah S.a.w mengendarai keledai, menyambangi orang miskin, duduk bersama orang fakir, menjawab undangan hamba sahaya (budak) dan duduk bercampur di tengah sahabat-sahabatnya sampai selesai majelis.

Dalam Hadits Umar bin Khathab R.a, Rasulullah S.a.w berkata: "Janganlah kamu memujiku secara berlebihan sebagaimana orang Nasrani memuji Nabi Isa bin Maryam. Sesungguhnya saya seorang hamba, maka katakanlah hamba Allah dan Rasul-Nya.".

Dari Anas bin Malik, bahwasanya ada satu orang perempuan mempunyai keperluan mendatangi Rasulullah S.a.w dan berkata: "Sesungguhnya aku ada suatu keperluan padamu", maka Rasulullah berkata: "Duduklah wahai Ummu Fulan". Kemudian Rasulullah S.a.w duduk sampai orang tersebut menyelesaikan keperluannya.

Berkata Anas bin Malik, Bahwasanya Rasulullah S.a.w mengendarai keledai untuk menjawab undangan hamba sahaya, dalam undangannya disediakan roti kering dan kue yang sudah berubah baunya, maka Beliau memakannya.

Rasulullah S.a.w ketika haji, mengendarai kendaraan dengan memakai selimut yang harganya tidak lebih dari 4 dirham, sambil berkata: "Ya Allah, jadikanlah hajiku haji yang mabrur tidak terdapat riya' didalamnya atau kesombongan". Dan Beliau S.a.w berkorban pada haji tersebut sebanyak 100 onta dan tatkala dibuka untuknya Makkah (Fathul Makkah), Beliau S.a.w memasukinya dengan tentara muslim dengan menundukkan kepalanya di atas kendaraannya hingga hampir menyentuh kakinya berendah diri (tawadhu') kepada Allah S.w.t.

Dari sifat rendah dirinya Beliau S.a.w terlihat dalam perkataannya: "Janganlah kamu membandingkan aku lebih baik dari Yunus bin Matta dan jangan pula kamu sekalian membandingkan aku dengan para Nabi dan janganlah kamu sekalian membandingkan aku lebih baik dari Musa, jika seandainya kejadian yang tertimpa Nabi Yusuf di penjara terjadi padaku, aku akan menjawab permintaan yang memintanya". Dan Beliau S.a.w berkata kepada yang mengatakan padanya: "Ya Khairal Bariyyah (wahai sebaik-baik manusia di muka bumi ini) itu adalah Ibrahim A.s.".

Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah, Imam Hasan dan Abi Sa'id serta lainnya, bahwasanya Rasulullah S.a.w di rumahnya melaksanakan pekerjaan keluarganya, membersihkan, melipat bajunya, memerah kambingnya, menyapu rumahnya, menjahit sandalnya apabila ada kerusakan, menyiapkan makanan dan minuman untuk hewannya, makan bersama pembantunya, membuat makanan bersamanya dan membawa barang belanjaannya dari pasar.

Pernah datang seorang laki-laki kepadanya, gemetar setelah melihatnya disebabkan haibah Rasulullah Muhammad S.a.w, berkata Rasulullah S.a.w kepadanya: "Tenanglah wahai saudaraku, sesungguhnya aku bukan malaikat, akan tetapi seorang laki-laki yang dilahirkan dari perempuan Quraisy yang makan makanan.".

Dari Abu Hurairah, aku masuk pasar bersama Rasulullah S.a.w dan Beliau membeli satu celana dan berkata kepada penjual: "Timbang dan hargailah". Tatkala selesai, si penjual menarik tangan Rasulullah S.a.w dan menciumnya, Rasulullah menarik tangannya dengan berkata: "Ini pekerjaan dilakukan orang ajam terhadap raja-rajanya dan aku bukanlah seorang raja, tetapi seorang laki-laki sama denganmu.". Kemudian Rasulullah S.a.w mengambil celana tersebut, maka aku (Abu Hurairah) mendekati Rasulullah S.a.w untuk membawakan celana tersebut, Beliau berkata: "Pemilik sesuatu lebih pantas untuk membawa miliknya.".

Wassalam

Previous
Next Post »