Bershalawat dapat menghilangkan keresahan dan kesuntukan. Jika kita sedang suntuk, pengap, tidak ada gairah hidup, maka perbanyaklah bershalawat kepada Rasulullah S.a.w. Bershalawat kepada Rasulullah juga berarti meminta agar perhatian Rasulullah tertuju kepada kita.
Allah S.w.t berfirman: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.". (QS Al-Ahzaab: 56)
Ayat ini turun bukan hanya untuk sahabat Nabi S.a.w pada saat itu, namun ayat ini diperuntukkan bagi seluruh manusia hingga akhir zaman. Dalam ayat ini, Allah S.w.t memerintahkan kita dengan sangat terang dan jelas untuk bershalawat kepada Rasulullah Muhammad S.a.w.
Ubay bin Ka’ab bertanya kepada Rasulullah S.a.w, “Wahai Rasulullah, berapa banyak saya harus mengucapkan shalawat untukmu?” Rasulullah menjawab, “Sesukamu.” Lalu Ubay bertanya lagi, “Apakah seperempat atau dua pertiga?” Rasulullah menjawab, “Sekehendakmu. Dan jika engkau tambahkan, maka itu lebih baik.” Jadi, makin banyak kita bershalawat kepada Nabi, maka akan semakin bagus. Ini adalah jaminan dari Rasulullah S.a.w. Lalu Ubay kemudian bertanya lagi, “Apakah shalawatku untukmu seluruhnya?” Rasulullah menjawab, “Karena itu, dosamu akan diampuni, dan kesedihanmu akan dihilangkan.”. Berarti Rasulullah proaktif memintakan untuk orang yang suka bershalawat terhadapnya agar Allah mengampuni dosa orang tersebut.
Hal ini sesuai dengan firman Allah S.w.t: "Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk dita'ati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang". (QS An-Nisaa: 64)
Sejalan dengan sabda Rasulullah S.a.w di atas, jika kita rajin bershalawat kepada Rasulullah S.a.w, maka dosa kita akan diampuni dan kesedihan akan dihilangkan. Sungguh beruntung mereka yang senantiasa bershalawat terhadap Rasulullah. Begitu jelasnya dalil yang menguatkan mengenai hal ini, bahwa dengan bershalawat, maka rasa sedih, suntuk dan duka bisa hilang. Selanjutnya mengenai bershalawat, coba kita perhatikan dua hal penting berikut:
1. Barangsiapa yang membaca shalawat untukku sekali, maka Allah akan membalas dengan sepuluh shalawat baginya. Jika seseorang tidak bershalawat sekalipun, maka itu artinya dia tidak akan mendapat
shalawat dari Allah S.w.t.
2. Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku, kata Rasulullah S.a.w, pada malam Jum’at dan hari Jum’at, sebab shalawat kalian diperlihatkan kepadaku. Ini semakin memperkuat kita, bahwa meskipun Rasulullah sudah wafat, dia tetap secara rohani menyaksikan siapa diantara umatnya yang paling rajin mengingatnya, mencintainya, dan membacakan shalawat terhadapnya.
Shalawat terhadap Nabi akan memberikan dampak langsung kepada diri kita sendiri. Akan memberikan dampak pencerahan terhadap bathin kita. Karena itu, pembacaan Shalawat Nabi dengan cara penghayatan bagaimana nikmatnya shalawat itu, maka itu akan membekas di dalam bathin kita. Perasaan jadi tenang, rindu kita kepada Rasulullah S.a.w. Dan untuk itu, marilah kita senantiasa bershalawat terhadap Rasulullah S.a.w.
Lisan dan batin kita yang kita suarakan terhadap Beliau S.a.w, itu akan langsung menyentuh diri kita sendiri, dan Insya Allah Rasulullah S.a.w akan memberikan syafa’at nantinya ketika di akhirat. Marilah dengan penuh senang hati dan penuh rasa cinta kepada junjungan kita Rasulullah S.a.w, kita bershalawat terhadapnya, agar senantiasa kita teringat dan mengenang Beliau S.a.w.
"Ash-shalatu wassalamu ‘alayka ya Sayyidal Mursalin"
"Ash-shalatu wassalamu ‘alayka ya Khatiman Nabiyyin"
"Ash-shalatu wassalamu ‘alayka ya man Arsalahullahu Rahmatan lil’alamin"
"Wa radliyallahu ta’ala ‘an ash-habi Rasulillahi ajma’in. Amin."
(petikan bagian akhir dari Maulid Adhiya Ullami)
Di dalam kitab-kitab kuning banyak sekali menganjurkan untuk kita membaca Shalawat Nabi. Bahkan Rasulullah S.a.w bersabda: “Alangkah kikirnya umatku manakala namaku disebutkan, tapi tidak mengingat aku, tidak bershalawat terhadapku.”.
Di dalam Kitab Irsyadul ‘ibad dikisahkan, bahwa ada seorang ibu yang wirid rutinnya itu dia tidak baca wirid-wirid lain karena tidak hapal, namun yang paling simpel yang ia baca adalah Shalawat Nabi. Mungkin ia juga tidak pintar membaca Al-Qur’an sehingga jarang mengaji. Tapi selalu ia ulang-ulangi kalimat yang ia hafal adalah Shalawat Nabi. Ketika ibu itu setiap kali mencuci pakaian di pinggir sumur, setiap kali sikat pakaiannya bergetar, setiap itu pula ia bershalawat Nabi. Jadi gerakan tangannya diikuti dengan shalawat Nabi. Ketika timbanya naik juga diikuti dengan shalawat Nabi. Tiba-tiba anaknya terperosok masuk ke dalam sumur tersebut, kemudian ia refleks mengucapkan, “Allahumma Shalli ‘Ala Muhammad”. Ketika akhirnya anak itu diangkat ke atas. Masya Allah, ternyata anak itu tidak tenggelam, bahkan rambutnyapun tidak basah. Banyak keajaiban-keajaiban yang sering dialami oleh orang-orang yang banyak dzikirnya, termasuk mendzikirkan membaca Shalawat Nabi.
Rasulullah S.a.w sendiri mengatakan kepada kita, “Kalau kalian sering bershalawat terhadapku, maka dosanya akan diampuni dan dadanya akan dilapangkan.”.
Rasulullah S.a.w sendiri mengatakan kepada kita, “Kalau kalian sering bershalawat terhadapku, maka dosanya akan diampuni dan dadanya akan dilapangkan.”.
Kalau kita mendapatkan kegelisahan dan kegersangan hati, bacalah Shalawat Nabi. Di dalam sebuah kitab disebutkan, bahwa kalau suatu waktu kita melupakan sesuatu, ketika telinga kita mendengung, atau kaki kesemutan, maka bacalah Shalawat Nabi. Lafadz-lafadz shalawat itu betapa banyak dan dapat membawa ketenangan jiwa dan kelapangan dada, bahkan juga pengampunan dosa dan menghibur Rasulullah S.a.w.
Allahumma Shalli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa 'Ala Aalihi Washahbihi Wasallim
Wallahu Warasuluhu A'lam. Wassalam
Baca juga:
- Keutamaan Bershalawat
- Lazimkan Shalawat Sebagai Dzikirmu
- Shalawat dan Salam Kepada Sayyidina Muhammad S.A.W
EmoticonEmoticon