Nabi Muhammad S.A.W - Penutup Para Nabi dan Rasul

"Agar kita merasakan cinta kepada Rasulullah S.A.W dan menjadikannya sebagai teladan, kita mesti mengenal kehidupan dan sirahnya, karena itu merupakan contoh faktual dan hakiki"

Akhlak Rasulullah S.a.w adalah Al-Qur'an, Beliaulah yang menerapkan Al-Qur'an sebagaimana yang datang dari Allah S.w.t dan yang dikehendaki-Nya.

Siapa saja yang mencintai Al-Qur'an, ia mesti juga mencintai Sirah Rasulullah S.a.w, karena Al-Qur'an merupakan akhlaq Beliau, sebagaimana Shalawat terhadap Beliau S.a.w merupakan rahmat yang agung, nikmat yang besar, dan keutamaan yang besar dari Allah, yang Maha Tinggi lagi Maha Berkuasa. Karena itu penting bagi kita memperhatikan Sirah Rasul Allah yang teragung ini.

Nabi Muhammad S.a.w dilahirkan pada satu suku Arab termulia, pada nasab terhormat di antara mereka, pada kabilah teragung dari kabilah-kabilah mereka dan yang paling tinggi kedudukan dan derajatnya. Al-Abbas meriwayatkan dari Rasulullah S.a.w bahwa Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menciptakan makhluk-makhluk-Nya lalu menjadikan aku dari kelompok yang terbaik dan yang terbaik di antara dua kelompok. Kemudian dia memilih kabilah-kabilah lalu menjadikan aku dari kabilah yang terbaik. Lalu Dia memilih rumpun-rumpun lalu menjadikan aku dari rumpun yang terbaik. Maka aku adalah yang terbaik di antara mereka, baik diri maupun asal-usul.”. (HR At-Turmudzi).

Rasulullah S.a.w datang sebagai penutup bagi semua risalah samawi, Beliau S.a.w adalah penutup para Nabi dan Rasul. Beliau telah diangkat menjadi nabi ketika Adam masih berupa tanah. Rasulullah S.a.w bersabda: “Sesungguhnya aku hamba Allah yang merupakan penutup para nabi ketika Adam masih berupa tanah.”. (HR Ahmad Al-Hakim dan Ibn Hibban).

Demikian pula hadits Abu Hurairah R.a, ia mengatakan, para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kapan kenabian ditetapkan bagimu?”, Beliau S.a.w menjawab, “Ketika Adam masih berada di antara jasad dan ruh.”. (HR At-Turmudzi dan Al-Hakim).

Ahlul Kitab (umat yang diberi kitab Injil dan Taurat) mengetahui hal tersebut dan mengetahui bahwa Beliau S.a.w adalah utusan Allah S.w.t yang akan diutus oleh-Nya, tetapi mereka mengingkari kebenaran, padahal mereka mengenal dan meyakininya. Allah S.w.t mengatakan ihwal mereka dalam masalah ini, “Sedangkan sebelumnya mereka memohon kedatangan Nabi untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu mereka mengingkarinya.”. (QS Al-Baqarah (2): 89).

Allah S.w.t juga berfirman, “Orang-orang yang telah Kami beri kitab Taurat dan Injil mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Sungguh sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran padahal mereka mengetahuinya.”. (QS Al-Baqarah (2): 146).

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar R.a disebutkan, ketika ia ditanya ihwal informasi mengenai Rasulullah S.a.w yang terdapat dalam Taurat, ia mengatakan, “Ya, demi Allah, Beliau diterangkan di dalam Taurat dengan sebagian keterangan yang terdapat dalam Al-Quran, wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi, pemberi kabar gembira, dan pemberi peringatan serta pelindung bagi kaum yang ummi. Engkau adalah hamba-Ku dan Rasul-Ku. Aku menamaimu Al-Mutawakkil (yang bertawakal), yang tidak kasar, tidak kejam, tidak berteriak-teriak di pasar, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan memaafkan dan mengampuni. Dan Allah tidak mewafatkan Beliau sampai Dia meluruskan dengannya agama yang bengkok, yaitu dengan mereka mengucapkan ‘Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah’. Dengan kalimat itu ia membukakan mata yang buta, telinga yang tuli, dan hati yang tertutup”.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ



Baca juga: Saat Rasulullah Membelah Bulan
Previous
Next Post »