Membangun Generasi Dalam Manhaj Salaf

"Marilah kita bersama saat ini berniat sungguh-sungguh agar dapat mengikuti jejak para salaf kita"

Patut disadari bahwa Indonesia adalah salah satu benteng utama menjaga dan melestarikan manhaj salaf (metode dakwah para pendahulu yang ikhlas menyebarkan ajaran agama sesuai tuntunan Rasulullah S.a.w). Metode tersebut dapat terlihat jelas tertanam dalam karakter penduduk negeri ini yang lemah lembut, ramah dan berbaik sangka terhadap sesama muslim.

Dalam sejarah dicatat perjuangan para Salaf dari Hadhramaut melintasi samudra menyebrangi lautan menantang kematian guna menyelamatkan umat manusia di berbagai penjuru nusantara dengan ajaran agama yang dapat membawa kedamaian, ketentraman hati dan kasih sayang.

Harus disyukuri bahwa saat ini kita sedang menghadiri salah satu majelis yang melestarikan metode dakwah salaf didirikan oleh Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf. Sejak dulu para salaf mendirikan majelis-majelis untuk mendidik jama'ah yang sedang menempuh jenjang yang dipenuhi oleh berbagai ujian guna mendekatkan diri kepada Allah S.w.t dengan cara yang benar dan terarah. Setiap orang yang hadir di majelis ini memetik dan memberi berkah kepada sesama. Majelis seperti ini adalah salah satu syiar-syiar agama Allah S.w.t yang patut diperhatikan sebagaimana rangkain ibadah haji, umrah, puasa, zakat, berbakti pada orang tua dan mempererat hubungan silaturrahim.

Di sisi lain patut diwaspadai serangan dan rayuan media massa cetak dan elektronik, dengan berbagai macam perangkatnya setiap saat menggoda dan mempengaruhi generasi umat agar mereka lalai dan silau dengan gemerlap dunia lupa akan masa depan akhirat dan ajal yang menjemput tanpa memberi aba-aba. Musibah dan bala yang saat ini menimpa kaum muslimin di berbagai belahan dunia disebabkan oleh berpalingnya umat Islam dari mengingat Allah S.w.t dan Rasul-Nya, bahkan menggantikannya dengan memberikan perhatian kepada hal-hal yang fana.

Dalam Al Qur'an surat Saba' ayat 16, Allah S.w.t menjelaskan penyebab diazabnya kaum Saba. "Tetapi mereka berpaling maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit pohon Sidr".

"Sungguh, berpaling dari dzikrullah menyebabkan turunnya kemurkaan dan azab Allah S.w.t"

Oleh sebab itu, dengan keberkahan majelis ini, mari kita sama-sama berdoa semoga Allah S.w.t mengangkat perselisihan dan peperangan yang terjadi antara kaum muslimin dan menggantikannya dengan keamanan dan kesejahteraan.

Jangan pernah melupakan untuk mendoakan saudara kalian sesama muslim di sujud dan ibadah kalian. Nabi kita Muhammad dalam perjalan Isra' dan Mi'raj selalu sibuk mendoakan umat-Nya, sampai Allah S.w.t menyatakan bahwa Ia sangat mengasihi dan menyayangi umat-Nya. Maka dengan kasih sayang Allah S.w.t yang dimaksud, semoga Allah S.w.t mengabulkan semua permintaan kita. Jangan pernah putus asa berdoa karna itu sifat orang-orang yang merugi, Allah S.w.t dalam Al Qur'an surat al-Furqan ayat 77: "Katakanlah (wahai Muhammad), 'Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu, kalau tidak karena doamu'.".

Seyogyanya sebagai pengikut manhaj salaf agar kontinyu dan tidak meninggalkan dzikir-dzikir, shalawat kepada Nabi S.a.w, dan amaliah salaf sehari-hari. Jangan sampai pengikut manhaj salaf hanya memberikan perhatian penuh kepada simbol dan atribut dakwah dalam berpakaian, dan lainnya, sedang ia lalai dalam berprilaku dan beramal saleh yang merupakan intisari berdakwah.

Zaman ini, di saat seorang merasa tidak memiliki Syekh (guru) yang membimbing seseorang menempuh jalur mendekatkan kepada Allah S.w.t, maka hendaknya ia memperbanyak shalawat kepada Rasulullah S.a.w agar tertanam dalam sanubarinya bahwa Rasulullah adalah panutan dan pembimbing utama muslim menempuh jalan bertaqarrub kepada Allah S.w.t. Membersihkan hati dari sifat-sifat tercela dan sering mengingat kematian akan menjadikan muslim kelak menjadi sukses di dunia dan akhirat.

Salaf dalam metode mendidik selalu mengingatkan agar memakmurkan 4 waktu dalam sehari semalam, yaitu:

1). Saat akhir malam; sepatutnya mengikuti jejak salaf, bangun malam walaupun hanya 15 menit untuk shalat dan berdoa.
2). Setelah Subuh sampai terbitnya mentari:, salaf mengisinya dengan dzikir, dilanjutkan dengan halaqah ilmiah mempelajari atau membuka wawasan seputar bahasa Arab, Fikih, dan lainnya.
3). Setelah Shalat Ashar sampai tiba waktu Maghrib, biasa dimakmurkan dengan majelis 'Rauhah' yang terbuka buat umum, guna menyegarkan hati dengan pandangan guru serta menyerap adab sopan santun terhadap guru dan kepada semua orang.
4). Waktu antara Maghrib dan Isya, dimakmurkan dengan membaca Al-Qur'an, muraja'ah kitab tafsir dan menambah wawasan keilmuan di berbagai bidang agama.

Empat waktu tersebut adalah tonggak membangun generasi dalam manhaj salaf. Oleh sebab itu marilah kita bersama saat ini berniat sungguh-sungguh agar dapat mengikuti jejak salaf kita dalam memakmurkan empat waktu tersebut, agar kita kelak diakui oleh mereka sebagai pengikut yang berpegang teguh pada ajaran mereka.

Semoga bermanfaat buat kita semua, Amin

Intisari Untaian Hikmah Nasehat Dr. Al Habib Abu Bakr Al Masyhur Al Adny
di Majelis Ta'lim Al-Afaf, Tebet-Jakarta, Ba'da Ashr, 23-5-2015

Sumber: Forum Silaturahmi Pemuda Majelis (Forsipma)

Previous
Next Post »