Akhlak Nabi Adalah Al-Qur’an

"Kana Rasulullah Ahsanan nasi Khalqan wa Khuluqan"

Pada diri Rasulullah S.a.w terangkum segala akhlak mulia, seperti sifat malu, zuhud, berani, jujur, dermawan, cerdas, ramah, sabar, memuliakan anak yatim, berperangai baik, jujur, pandai menjaga diri, wara', dan berjiwa bersih, serta budi pekerti luhur lainnya.

Ibnu Qayyim menyatakan bahwa pada diri Nabi Muhammad S.a.w terpadunya takwa kepada Allah dan sifat-sifat luhur. Takwa kepada Allah S.w.t dapat memperbaiki hubungan antara seorang hamba dan Tuhannya, sedangkan akhlak mulia dapat memperbaiki hubungannya dengan sesama makhluk Allah S.w.t. Jadi, takwa kepada Allah S.w.t akan melahirkan cinta seseorang kepada-Nya dan akhlak mulia dapat menarik cinta manusia kepadanya.

Pada masa permulaan dakwah Islam, Nabi Muhammad S.a.w tidak hanya membangun sisi tauhid, tetapi juga membangun sendi dan pilar akhlak mulia. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad S.a.w bersabda, "Sungguh, aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia." (HR. Baihaqi dan Al-Hakim).

Anas bin Malik R.a berkata, "Sungguh, Rasulullah S.a.w benar-benar manusia dengan akhlak paling mulia". (HR Bukhari-Muslim).

Anas R.a juga berkata, "Selama sepuluh tahun aku berkhidmat kepada beliau (Rasulullah), aku tidak pernah mendengar beliau mengucapkan kata "Ah", sebagaimana beliau tidak pernah mempertanyakan apa yang kau kerjakan, 'Kenapa kamu mengerjakan ini? atau 'Bukankah seharusnya kamu mengerjakan seperti ini?" (HR Bukhari-Muslim).

Ayat Al Qu’ran yang merupakan pujian untuk Nabi Muhammad S.a.w adalah ayat berbunyi "wa innaka la’ala khuluqin ‘azhim", yang artinya "Sesungguhnya engkau (wahai Nabi Muhammad S.a.w) memiliki akhlak yang sangat agung".

Kata khuluq berarti akhlak secara linguistik (bahasa) mempunyai akar kata yang sama dengan khalq yang berarti ciptaan. Bedanya kalau khalq lebih bermakna ciptaan Allah yang bersifat lahiriah dan fisikal, maka khuluq adalah ciptaan Allah yang bersifat batiniah.

Seorang sahabat pernah mengenang Nabi Muhammad S.a.w yang mulia dengan kalimat "Kana Rasulullah ahsanan nasi khalqan wa khuluqan", bahwa Rasulullah S.a.w adalah manusia yang terbaik secara khalq dan khuluq. Dengan demikian, Nabi Muhammad S.a.w adalah manusia sempurna dalam segala aspek, baik lahiriah maupun batiniah.

Kesempurnaan lahiriah Beliau sering kita dengar dari riwayat para sahabat yang melaporkan tentang sifat-sifat Beliau S.a.w. Hindun bin Abi Halah misalnya mendeskripsikan sifat-sifat lahiriah Beliau bahwa Nabi Muhammad S.a.w adalah seorang manusia yang sangat anggun, indah dan berwibawa, yang wajahnya bercahaya bagaikan bulan purnama di saat sempurnanya. Badannya tinggi sedang. Postur tubuh Nabi tegap. Rambutnya ikal dan panjang tidak melebihi daun telinganya. Warna kulitnya terang. Dahinya luas. Alisnya memanjang halus, bersambung dan indah. Sepotong urat halus membelah kedua alisnya yang akan timbul saat marahnya. Hidungnya mancung yang bagian atasnya berkilau cahaya. Janggutnya lebat, pipinya halus. Matanya hitam. Mulutnya sedang. Giginya putih tersusun rapi. Dadanya bidang dan berbulu ringan. Lehernya putih, bersih dan kemerah-merahan. Perutnya rata dengan dadanya.

Bila berjalan, jalannya cepat laksana orang yang turun dari atas. Bila menoleh, seluruh tubuhnya menoleh. Pandangannya lebih banyak ke arah bumi ketimbang langit, sering merenung. Beliau S.a.w mengiringi sahabat-sahabatnya di saat berjalan, dan Beliau jugalah yang memulai salam.

Deskripsi para sahabat Nabi tentang sifat-sifat manusia agung seperti ini sangat banyak. Namun ada yang fokus dari Al Qur’an tentang gambaran sifat Nabi Muhammad S.a.w. Lalu apa yang menjadi fokus pandangan Al Qur’an terhadap Nabi? Jawabnya adalah khuluq nya (yakni akhlaq Beliau S.a.w).

Apa arti Akhlak?. Kata Imam al-Ghazali, akhlak adalah wajah batiniah manusia. Ia bisa indah dan juga bisa buruk. Akhlak yang indah disebut al khuluq al hasan; sementara akhlak yang buruk disebut al khuluq as-sayyi. Akhlak yang baik adalah akhlak yang mampu meletakan secara proporsional fakultas-fakultas (bagian-bagian) yang ada di dalam jiwa manusia. Ia mampu meletakkan dan menggunakan secara adil fakultas-fakultas yang ada dalam dirinya: ‘aqliyah (rasio/akal), ghadabiyah (emosi), syahwaniyyah (syahwat) dan wahmiyah (imajinasi).

Manusia yang berakhlak baik adalah yang tidak melampui batas dalam menggunakan empat fakultas di atas dan tidak mengabaikannya secara total. Ia akan sangat adil dan proposional didalam menggunakan fakultas yang ada dalam dirinya. (Baca juga: Akhlak, dalam Uraian Ringkas)

Orang yang menyandang Khuluq al-Hasan adalah orang yang mampu meletakan secara proposional dalam membagi secara adil mana hak dunia dan hak akhiratnya. Orang yang menyandang sifat ini akan memantulkan suatu bentuk sangat indah lahiriah di dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. Akhlak seperti inilah yang ditunjukan oleh Rasulullah S.a.w kepada umatnya.

Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada Sayyidatina Aisyah R.a tentang akhlak Rasulullah S.a.w, Aisyah menjawab, "Akhlak Nabi S.a.w adalah Al Qur'an.". (HR Muslim).

Sungguh, jawaban Sayyidatina Aisyah ini singkat, namun sarat makna. Ia menyifati Rasulullah S.a.w dengan satu sifat yang dapat mewakili seluruh sifat mulia yang ada. Memang tepat, akhlak Nabi Muhammad S.a.w adalah Al Qur'an. Akhlak Beliau S.a.w adalah cerminan Al Qur’an, bahkan Beliau sendiri adalah Al Qur’an hidup yang hadir di tengah-tengah umat manusia. Membaca dan menghayati akhlak Beliau S.a.w berarti membaca dan menghayati isi kandungan Al Qur’an. Itulah kenapa Siti Aisyah R.a berkata "Akhlaq Nabi adalah Al Qur’an".

Allah SWT berfirman, "...Al Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus...". (QS. Al-Israa': 9).

"(Yang) memberi petunjuk kepada (jalan) yang paling lurus...". (QS. Al-Jinn: 2).

Akhlak Nabi Muhammad S.a.w adalah Al Qur'an; kitab suci umat Islam yang disifati dengan Firman Allah S.w.t, "...tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.". (QS. Al-Baqarah: 2).

Dirangkum dari beberapa tulisan, Wassalam.



Baca juga:
- Hidup Indah bersama Akhlak Nabi Muhammad S.A.W
Sayyidina Muhammad S.A.W, Nabi Cinta
Jejak Kedermawanan Rasulullah S.A.W
Previous
Next Post »