Haul - Tradisi Islami‎

"Menuturkan manaqib orang alim yang shaleh guna mendorong orang mengikuti jalannya dan berbaik sangka dengannya"

Secara bahasa, haul adalah setahun, secara istilah adalah peringatan satu tahun wafatnya (meninggalnya) seseorang. Dalam acara haul biasanya terdapat beberapa kegiatan diantaranya; ziarah, dzikir, tahlil, halaqah, manaqib, thausiyah, bakti sosial, dan lain sebagainya.

Ada banyak dalil syar’i tentang haul, diantaranya dalam kitab Al-kawakib ad-Durriyah, juz I, halaman 32 diterangkan:

قَالَ اْلوَاقِدِ وَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزُوْرُ قَتْلَ أُحُدٍ فِىْ كُلِّ حَوْلٍ وَاِذَا لَقَاهُمْ بِالشَعْبِ رَفَعَ صَوْتَهُ يَقُوْلُ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ وَكَانَ اَبُوْ بَكْرٍ يَفْعَلُ مِثْلَ ذَالِكَ وَكَذَالِكَ عُمَرُ بْنُ اْلخَطَّابِ ثُمَّ عُثْمَانَ. وَفِى نَهْجِ اْلبَلَاغَةِ – اِلَى اَنْ قَالَ- وَفِى مَنَاقِبِ سَيِّدِ الشُّهَدَاءِ حَمْزَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لِلسَّيِّدِ جَعْفَرِ اْلبَرْزَنْجِْي قَالِ: وَكَانَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالَّسلَامُ يَأْتِي قُبُوْرَ الشُّهَدَاءِ بِأُحُدٍ عَلَى رَأْسِ كُلِّ حَوْلٍ-الخ.

Al-Waqidi berkata: Rasul S.a.w mengunjungi makam para pahlawan Uhud setiap tahun. Jika telah sampai di Syi’ib (tempat makam mereka), Rasul agak keras berucap: "Assalamu ‘alaikkum bima sahabartum faniqma ‘uqba ad-dar" (semoga kalian selalu beroleh kesejahteraan atas kesabaran yang telah kalian lakukan. Sungguh, akhirat tempat yang paling nikmat). Abu Bakar, Umar, Utsman juga melakukan hal yang serupa. Sampai kata-kata… Dalam Manaqib Sayyid as-Syuhada Hamzah bin abi Thalib yang ditulis Sayyid Ja’far al-Barzanji, dia berkata: Rasululah S.a.w mengunjungi makam Syuhada Uhud setiap awal tahun.

Dalil kedua , al-Fatawa al-Kubra, juz II halaman: 18 ; Ahkam al-Fukaha, juz III, halaman: 41-42 :

ذِكْرَ يَوْمِ اْلوَفَاةِ لِبَعْضِ اْلاَوْلِيَاءِ وَالْعُلَمَاءِ مِمَّا لَا يَنْهَاهُ الشَّرِيْعَةُ الْغُرَّاءُ، حَيْثُ اَنَّهَا تَشْتَمُِ غَالِبًا عَلَى ثَلَاثَةِ أُمُوْرٍ مِنْهَا زِيَارَةُ اْلقُبُوْرِ، وَتَصَدُّقُ بِاْلمَأْكُوْلِ وَاْلمَشَارِبِ وَكِلَاهُمَا غَيْرُ مَنْهِيٍّ عَنْهُ، وَمِنْهَا قِرَاَةُ اْلقُرْآنِ وَاْلوَعْدِ الدِّيْنِي وَقَدْ يُذْكَرُ فِيْهِ مَنَاقِبُ اْلمُتَوَفَّى وَذَالِكَ مَسْتَحْسَنٌ لِلْحَثِّ غَلَى سُلُوْكِ الطَّرِيْقَتِهِ اْلمَحْمُوْدَةِ كَمَا فِى الْجُزْءِ الثَّانِى مِنَ الْفَتَوِى اْلكُبْرَى لِاِبْنِ حَجَرٍ وَنَصَّ عِبَاَرتُهُ: عِبَارَةُ شَرْحَيِ اْلعُبَابِ: وَيَحْرُمُ النَّدْبُ مَعَ اْلبُكَاءِ كَمَا حَكَاهُ فِى اْلاَذْكَارِ وَجَزَمَ بِهِ فِى اْلمَجْمُوْعِ وَصَوَّبَهُ اْلاَسْنَوِي-اِلَى اَنْ قَالَ-اِلَّا ذِكْرُ مَنَاكِبِ عَالِمٍ وَرَعٍ اَوْ صَالِحٍ لِلْحَثِّ عَلَى سُلُوْكِ طَرِيْقَتِهِ وَحُسْنُ الظَّنِّ بِهِ بَلْ هِيَ حِيْنَئِذٍ بِالطَّاعَةِ أَشْبَهُ لِمَا يَنْشَأُ عَنْهَا مِنَ اْلبِرِّ وَالْخَيْرِ وَمِنْ ثَمَّ مَازَالَ كَثِيْرً مِنَ الصَّحَابَةِ وَغَيْرِهِمْ مِنَ اْلعُلَمَاءِ يَفْعَلُوْنَهَا عَلَى مَمَرِّ اْلاِعْصَارِ مِنْ غَيْرِ اِنْكَارٍ.

Memperingati hari wafat para wali dan para ulama termasuk amal yang tidak dilarang agama. Ini tiada lain karena peringatan itu biasanya mengandung sedikitnya 3 hal: ziarah makam, sedekah makanan dan minuman, dan keduanya tidak dilarang agama. Sedang unsur ketiga adalah karena ada acara pembacaan Al-Qur’an dan nasehat keagamaan. Kadang dituturkan juga manaqib (biografi) orang yang telah meninggal.

Cara ini baik untuk mendorong orang lain untuk mengikuti jalan terpuji yang telah dilakukan si mayit, sebagaimana telah disebutkan dalam kitab Fatawa al-Kubara juz II Ibnu Hajar, yang teksnya adalah ungkapan terperinci dari al-Ubab adalah haram meratapi mayit sambil menangis seperti diceritakan dalam kitab al-Azkar dan dipedomani dalam al-Majmu’, al-Asnawi membenarkan cerita ini. Sampai pernyataan …kecuali menuturkan biografi orfang alim yang Wira’i dan shaleh guna mendorong orang mengikuti jalannya dan berbaik sangka dengannya. Juga agar orang bisa langsung berbuat taat, melakukan kebaikan seperti jalan yang telah dilalui almarhum.

Inilah sebabnya sebagian Sahabat dan Ulama selalu melakukan hal ini sekian kurun waktu tanpa ada yang mengingkarinya.

Dari dalil-di atas dapat disimpulkan bahwa peringatan haul itu dapat dibenarkan secara syara’.

wallahu a'lam. wassalam
Previous
Next Post »