Pentingnya Mempelajari Sifat-sifat Allah yang 20

Kelebihan atau manfaat mempelajari sifat-sifat 20 dapat menyelamatkan orang-orang yang mempelajarinya dari kesesatan paham tentang Allah, sebagai contoh bila seseorang memahami betul akan sifat Mukhalafah lil hawadits maka ia tidak akan berkeyakinan Allah duduk di atas arsy-Nya seperti duduknya kita, atau Allah mempunyai tangan seperti tangan kita ketika membaca atau mendengar ayat-ayat seperti:

ﺛﻢ ﺍﺳﺘﻮﻯ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺵ. ﻳﺪﺍﻟﻠﻪ ﻓﻮﻕ ﺃﻳﺪﻳﻬﻢ

Dan lain-lainnya.

Sifat Allah Swt yang berjumlah 20 terbagi kepada 4 bagian,
1.Nafsiyyah yaitu sifat Wujud,
2.Salbiyyah yaitu Qidam, Baqa, Mukholafah lil hawaditsi, Qiyamuhu Binafsih dan Wahdaniyyah,
3.Ma’ani yaitu Qudrah, Iradah, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar dan Kalam,
4.Ma’nawiyyah yaitu Qadiirun, Muriidun, A’limun, Hayyun, Sami’un, Bashirun dan Mutakallimun.

Sifat-sifat ma’aniy yang berjumlah tujuh sifat semuanya mempunyai ta’aluq kecuali sifat hayat, qudrah berta’aluq dengan yang mumkin (sesuatu yang boleh adanya dan tiadanya) dengan dua ta’aluq yaitu shuluhiy qadim dan tanjizi hadits. Makna Ta’aluq Shuluhiy qodim bahwa qudrat Allah pada zaman azali boleh menciptakan yang mumkin dan boleh juga tidak menciptakannya dengan artian pada zaman azali qudrat Allah boleh saja menciptakan si zaid sebagai seorang raja atau petani atau pekerja atau sifat lainnya.

Adapun Tanjiziy hadits yaitu berta’aluqnya qudrat Allah pada sesuatu yang mumkin yang telah diinginkan Allah keberadaannya pada sifat tertentu artinya ta’aluq qudrah pada zaid yang telah diinginkan keberadaanya sebagai seorang raja di dunia adalah ta’aluq tanjiziy hadits. Jadi ta’aluq tanjiziy khusus untuk keadaan zaid yang sekarang. Oleh karena itu shuluhiy dimasa azali lebih umum daripada tanjiziy.

Sifat Iradah berta’aluq kepada yang mumkin juga dengan dua ta’aluq yaitu shuluhiy qodim, tanjiziy qodim dan sebagian ulama menambahkan tanjiziy hadits sehingga berjumlah 3 ta’aluq. Shuluhiy qodim artinya boleh saja pada zaman azali Allah mengkhususkan mumkin dengan sifat-sifat apapun yang saling berlawanan artinya pada zaman azali boleh saja Allah mengkhususkan zaid dengan sifat pendek atau tinggi, hitam atau putih, pintar atau bodoh dst. Tanjiziy Qodim artinya pada zaman azali Allah telah mengkhususkan zaid dengan sifat tertentu baik pendek saja atau tinggi saja, hitam saja atau putih saja dst sebelum zaid diciptakan.
Sifat Ilmu berta’aluq dengan yang wajib, yang jaiz dan yang mustahil dengan satu ta’aluq yaitu tanjiziy qodim artinya bahwa segala perkara telah tersingkap bagi Allah pada zaman azali maka ta’aluq ilmu juga dinamakan ta’aluq inkisyaf.

Sifat sama dan bashor berta’aluq dengan segala yang maujud (ada) dengan ta’aluq inkisyaf artinya segala yang maujud baik berupa zat ataupun suara tersingkap oleh sama dan bashor hanya inkisyaf (tersingkapnya) zat dan suara oleh bashor tidak sama dengan bashor setiap keduanya mempunyai jalur masing-masing.
Sifat kalam berta’aluq dengan yang wajib, yang jaiz dan yang mustahil dengan ta’aluq dilalah artinya kalam niscaya kita akan paham dari sifat tsb segala yang wajib yang jaiz dan yang mustahil. Wallahu a’lam

Kewajiban mempelajari hukum-hukum syar’I dan juga tauhid dibebankan kepada orang-orang mukallaf (baligh dan berakal sehat) adapun anak-anak yang belum baligh tidak diwajibkan mempelajarinya . Syekh Ibrahim Allaqqani berkata dalam kitabnya Jauharatut Tauhid, “Setiap yang telah mencapai batasan taklif (dewasa, berakal, muslim), wajib menurut syariat mengetahui hal-hal yang wajib ada bagi Dzat Allah, yang jaiz dan yang mustahil dan seperti itu juga bagi Rasulnya, maka dengarkanlah”

Tetapi diwajibkan atas para wali mereka (yaitu orang tua dan seterusnya) mengajarkan hal-hal yang bersifat dhoruriyyah yang wajib diketahui oleh semua orang seperti nama Rasulullah, nama ayah dan ibunda beliau, tempat hijrahnya dan wafatnya dan diantara yang harus diajarkan kepada mereka yaitu mengenal Allah dengan aqaidah ahlussunnah wal jama’ah ini semua dan juga yang sepertinya wajib diajarkan sebelum diajarkan shalat dan lainnya sebagaimana dijelaskan dalam kitab Busyral Karim juga menukil dari pengarang kitab Tarsyih Mustafidin

Syi’ah terpecah kepada banyak golongan diantaranya syi’ah itsna ‘asyariah, syi’ah sabaiyyah dll, banyak perbedaan tauhid sunni dan syiah dengan perbedaan tersebut tidak ada titik temu yang bisa menyatukan antara sunni dan syi’ah diantaranya: ahlussunnah wal jamaa’ah tidak menjadikan imamah sebagai rukun islam sedangkan mereka menganggapnya demikian, syi’ah menganggap imam-imam mereka adalah ma’sum (terpelihara dari dosa) selayaknya Nabi dan Rasul sedangkan ahlussunnah wal jamaa’ah hanya memberikan predikat ma’sum kepada para Nabi dan Rasul saja selain mereka tidak. Mu’tazilah beranggapan bahwa Allah ada dimana mana, dan maashiy Muujibah lilkhuluud.

Wallahu a’lam
Habib Munzir Al Musawwa - Majelis Rasulullah Saw



Previous
Next Post »