Perdamaian, Warisan Luhur Rasulullah S.A.W

"Sebagai teladan sepanjang zaman, Rasulullah S.a.w telah berhasil mengukir rangkaian sejarah peradaban Islam dengan begitu menakjubkan"

Salah satu bentuk peradaban luhur yang diwariskannya ialah tahapan perdamaian tatkala Beliau dan masyarakat minoritas (Muslim) hidup berdampingan dengan kuffar Quraisy.

Selama menjalankan misi dakwah, Rasulullah S.a.w menempuh beberapa perjanjian untuk menghindari pertumpahan darah serta berupaya membangun perdamaian. Perjanjian yang dibuat tersebut antara lain Perjanjian Hudaibiyah, Piagam Madinah, serta perjanjian dengan delegasi Najran.

Tahapan perdamaian yang ditempuh Rasulullah S.a.w tentu bukan suatu hal yang mudah. Disamping pada masa itu hanya Rasulullah S.a.w yang ‘baru’ memberlakukan dan menerapkan sendi-sendi perdamaian, kepribadian Rasulullah S.a.w pun sangatlah berperan.

Rasulullah S.a.w dengan sempurna mengamalkan makna akar kata ‘Islam’ yang berarti Salam, Damai atau Selamat, yang jauh dari perilaku kasar, menjajah, maupun menyerang (ofensif). Pancaran kepribadian sejati Rasulullah S.a.w tecermin dalam santunnya Beliau dalam memperlakukan para tawanan perang. Sejarah mencatat, selama berperang, Rasulullah S.a.w tidak menyakiti ataupun menaruh dendam atas perilaku kuffar Quraisy. Justru sebaliknya, Rasulullah S.a.w menanamkan nilai Islam yang sesungguhnya. Beliau tetap memberikan perlindungan, pangan, dan memikirkan kesehatan para tawanan.

Masih teringat dalam benak kita, kala diliputi ketakutan akan terjadinya pertumpahan darah dan untuk meminimalkan kemurkaan kaum kafir, beliau memberikan izin kepada budak yang telah masuk Islam, untuk menyembunyikan keislamannya pada majikan mereka sebab dikhawatirkan terjadi kekerasan fisik.

Bukanlah hal baru jika Rasulullah S.a.w dalam fase-fase awal dakwahnya terus mengalami penindasan demi penindasan dari kaum kafir. Kisah menyedihkan yang dialami Rasulullah S.a.w dan para sahabat itu seolah kembali terulang dalam frame yang tak jauh berbeda, yaitu penindasan. Penindasan dan pembumihangusan yang menimpa saudara kita di Jalur Gaza, tidak hanya menimpa masyarakat sipil, para wanita, perkantoran, bahkan anak-anak tak berdosa pun juga ikut meregang nyawa. Telah banyak orang meninggal dunia dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.

“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.” (QS. Al-Maidah: 32).

“Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. An-Nisa’: 29).

Semoga Allah senantiasa melindungi semua saudara kita di Gaza serta memberikan solusi yang baik. Amin.

~ Ina Salma Febriani ~
Previous
Next Post »