Ubay bin Ka’ab R.A - Sahabat Penghafal Wahyu

Sayyidina Ubay bin Ka'ab R.a adalah seorang sahabat Anshar dari suku Khazraj, ia memeluk Islam pada masa awal, yakni ketika terjadinya Ba'iatul Aqabah. Ia juga terlibat berbagai pertempuran bersama Nabi S.a.w, seperti Badr, Uhud, dan lain-lainnya, sebagaimana kebanyakan sahabat Anshar. Tetapi kekhususan Ubay bin Ka'ab di sisi Rasulullah S.a.w adalah tentang Al Qur'an.

Sabda Rasulullah S.a.w: “Ambillah Al Qur'an itu dari empat orang. Yaitu dari Abdullah bin Mas'ud, Salim, Mu'adz bin Jabal dan Ubay bin Ka'ab.”. (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad).

Ubay bin Ka’ab termasuk dalam jajaran sahabat penulis dan penghafal wahyu-wahyu yang turun, dan Beliau S.a.w pernah bersabda kepadanya, "Hai Ubay bin Ka'ab, saya diperintahkan untuk menyampaikan Al Qur'an kepadamu…!!". Antara senang dan cemas kalau 'kepedean', ia bertanya, "Wahai Rasulullah, ibu bapakku menjadi tebusan anda, benarkah namaku disebut oleh Allah ..?", "Benar" kata Nabi S.a.w, "Namamu dan keturunanmu di tingkat tertinggi…!!".

Suatu ketika Nabi S.a.w sedang mengimami shalat jama'ah, dan terselip satu ayat yang Beliau tidak membacanya, Ubay yang berada di belakang Nabi S.a.w berbisik perlahan kepada Nabi S.a.w. Usai shalat, Beliau bertanya, "Siapakah yang tadi membetulkan bacaanku?". Orang-orangpun menunjuk kepada Ubay bin Ka'ab, Nabi S.a.w tersenyum dan berkata, "Aku telah menduga, pasti Ubaylah orangnya…".

Suatu ketika ada seorang lelaki yang bertanya kepada Nabi S.a.w tentang penyakit yang dialaminya, dan apa yang akan diterimanya karena penyakitnya tersebut. Nabi S.a.w bersabda, "Itu adalah penghapus dosa (kaffarah).". Ubay yang saat itu hadir, seketika bertanya, "Walau sakit yang sedikit, wahai Rasulullah!”, "Ya" kata Nabi S.a.w, "Walau hanya tertusuk duri, atau yang lebih ringan dari itu.".

Suatu ketika Ubay bin Ka'ab merasakan demam, ia teringat akan sabda Nabi S.a.w tersebut, maka ia pun berdoa:

"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta, agar Engkau tidak menghilangkan demam panas ini dari tubuh Ubay bin Ka'ab, hingga aku bertemu dengan-Mu. Tetapi janganlah demam ini menghalangi aku dari shalat, puasa, haji dan jihad di jalan-Mu.".

Maka sakit demamnya berkepanjangan, hingga tiada seorang yang memegangnya kecuali merasakan panas tubuhnya. Namun demikian ia tetap bisa beribadah dan berjuang tanpa kesulitan hingga ajal menjemputnya.

Wassalam
Previous
Next Post »