"Apabila Allah S.w.t menghendaki kebaikan atas seseorang hamba-Nya yang beriman maka dipintarkannyalah ia perihal agama, Dia zuhudkan terhadap harta benda dan Dia sadarkan akan aib-aibnya"
Ibnu Hajar Al-Asqalani meriwayatkan, suatu hari Rasulullah S.a.w mengunjungi para sahabat. Beliau bertanya: "Bagaimana keadaan kalian?", para Sahabat menjawab: "Kami beriman kepada Allah", Rasul S.a.w: "Apa bukti iman kalian?", Sahabat berkata: "Kami bersabar atas cobaan, kami bersyukur atas limpahan kehidupan dan kami rela (ridha) apa pun anugerah Tuhan", Rasul pun bersabda: "Demi Dzat yang menguasai ka’bah, sungguh kalian mukmin sejati".
Ibnu Hajar Al-Asqalani meriwayatkan, suatu hari Rasulullah S.a.w mengunjungi para sahabat. Beliau bertanya: "Bagaimana keadaan kalian?", para Sahabat menjawab: "Kami beriman kepada Allah", Rasul S.a.w: "Apa bukti iman kalian?", Sahabat berkata: "Kami bersabar atas cobaan, kami bersyukur atas limpahan kehidupan dan kami rela (ridha) apa pun anugerah Tuhan", Rasul pun bersabda: "Demi Dzat yang menguasai ka’bah, sungguh kalian mukmin sejati".
Hambakan diri kepada Allah dengan ikhlas dan sepenuh hati. Jika kalian belum mampu rela, jalankanlah (kehidupan) dengan lapang dada, sebab sesuatu yang kalian cela (benci) bisa jadi banyak kebaikannya. Allah S.w.t berfirman kepada para Nabi:
"Barangsiapa berjumpa dengan-Ku sedang ia mencintai-Ku akan Kumasukkan ia ke taman surga-Ku, Barangsiapa berjumpa dengan-Ku sedang ia takut akan siksa-Ku, akan Aku jauhkan ia dari api neraka-Ku, dan barangsiapa berjumpa dengan-Ku dengan malu-malu, akan Kubuat lupa malaikat-Ku, untuk menyiksanya".
"Barangsiapa berjumpa dengan-Ku sedang ia mencintai-Ku akan Kumasukkan ia ke taman surga-Ku, Barangsiapa berjumpa dengan-Ku sedang ia takut akan siksa-Ku, akan Aku jauhkan ia dari api neraka-Ku, dan barangsiapa berjumpa dengan-Ku dengan malu-malu, akan Kubuat lupa malaikat-Ku, untuk menyiksanya".
Ibnu Mas’ud R.a mengatakan: "Taatilah sepenuhnya perintah Allah, sungguh engkau insan yang paling berbakti, jauhilah semua larangan Allah, sungguh engkau insan zuhud nan suci, dan terimalah dengan rela pemberian Allah, sungguh engkau insan kaya di bumi".
Ketika Shaleh al-Marqadi melewati sebuah perkampungan sunyi, ia bertanya: "Wahai puing-puing desa, di manakah pendudukmu? di manakah generasimu? dan di manakah penghunimu dahulu?", Terdengarlah suara menjawab: "Mereka telah binasa, jasadnya musnah ditelan bumi, sedang tanggung jawab mereka belum jua terlunasi".
Sayyidina Ali R.a mengatakan: "Berilah hadiah sesukamu pada siapa saja, niscaya engkau menjadi rajanya. Minta-mintalah jika engkau mau pada siapa saja, niscaya engkau menjadi budaknya, dan mandirilah dari ketergantungan pada siapa saja, niscaya engkau sederajat dengannya".
Yahya bin Mu’adz berkata: "Memilih duniawi akan lupa ukhrawi, cinta duniawi akan benci ukhrawi, dan benci duniawi akan cinta ukhrawi (akhirat)".
Ibrahim bin Adham pernah ditanya: "Mengapa engkau tinggalkan hartamu? padahal engkau kaya raya?", la menjawab: "Aku melihat alam kubur, betapa menggelisahkan sedangkan aku tak punya pelipur, aku memandang arah perjalanan, betapa jauh nian sedang aku tak punya cukup perbekalan, dan aku dapati Dzat Maha Memaksa begitu mudahnya putuskan perkara sedang aku tak punya cara untuk menangkal putusan-Nya".
Sufyan ats-Tsauri pernah ditanya: "Mengapa engkau tenang di sisi Allah?" la menjawab: "Janganlah engkau merasa aman dengan wajahmu yang tampan, dengan suaramu yang indah, serta lisanmu yang fasih".
Ibnu Abbas berkata: Kata “Zuhud” terdiri dari tiga huruf:: Za, Ha’ dan Dal
Za’: Zadun lil Ma’ad (bekal menuju hari kembali)
Ha’: Hudan lid-Din (petunjuk menuju jalan Ilahi)
Dal: Dawamun ‘ala Tha’ah (selalu taat dan berbakti)
Pada kesempatan yang lain Ibnu Abbas mengatakan:
Za’: Tarkuz-Zinah (meninggalkan menghias raga)
Ha’: Tarkul-Hawa (meninggalkan kesenangan jiwa)
Dal: Tarkud-Dunya (meninggalkan harta benda)
Hamid al-Laqqaf berkata kepada seseorang yang mendatanginya: "Bungkuslah agamamu seperti halnya engkau bungkus mushafmu dengan menjalani tiga perilaku: Bicaralah seperlunya, milikilah harta secukupnya dan bergaullah sekadarnya. Kemudian ketahuilah, sumber sikap zuhud adalah: Menjauhi segala larangan, menjalani semua kewajiban dan meninggalkan paham kebendaan".
Luqman al-Hakim bertutur pada anaknya: "Anakku, diri manusia dibagi menjadi tiga. Sepertiga pertama untuk Allah, ialah alat kelaminnya. Sepertiga kedua untuk dirinya, ialah amal perbuatannya, dan sepertiga berikutnya untuk cacing tanah, ialah jasad raganya".
Sayyidina Ali R.a. berkata: "Tiga amalan dapat mempermudah hafalan dan menghilangkan dahak di tenggorokan ialah Siwak, Puasa dan membaca Al-Qur’an".
Seorang sufi berkata: "Tiga elemen istana Allah; (yaitu) Sakit, Fakir dan Sabar".
Ibnu Abbas R.a pernah ditanya: "Hari, bulan dan perbuatan apa yang terbaik menurut Anda?" la menjawab: "Hari Jum’at, bulan Ramadhan dan Shalat lima waktu tepat pada waktunya". Ibnu Abbas meninggal pada hari Jum’at, tiga hari berikutnya Sayyidina Ali mendengar kabar bahwa Ibnu Abbas pernah ditanya tentang hari, bulan dan perbuatan apa yang terbaik beserta jawabannya di atas. Kemudian Ali R.a. mengatakan; Andai saja seluruh ulama dari dunia timur hingga belahan dunia barat ditanya persoalan tadi, tentu jawaban mereka akan sama dengan Ibnu Abbas; hanya saja aku akan menjawab lain:
"Sebaik-baik amal ialah amal yang diterima oleh Allah. Sebaik-baik bulan ialah bulan dimana engkau bertobat kepada Allah, dan sebaik-baik hari ialah hari dimana engkau mati, dengan tetap (dalam keadaan) iman kepada Allah".
"Sebaik-baik amal ialah amal yang diterima oleh Allah. Sebaik-baik bulan ialah bulan dimana engkau bertobat kepada Allah, dan sebaik-baik hari ialah hari dimana engkau mati, dengan tetap (dalam keadaan) iman kepada Allah".
Seorang penyair mengatakan: "Tidakkah engkau melihat bagaimana siang dan malam menggodaku, sedang aku selalu bermain dalam kesendirianku dan bersama orang-orang di sekitarku. Wahai.. jangan pernah engkau tergiur keelokan dunia, sebab ia bukanlah tempat tinggal yang sesungguhnya, berbuatlah untuk dirimu sendiri sebelum engkau dijemput mati dan jangan pernah engkau tertipu lantaran banyak teman mengitarimu".
Sebuah maqalah mengatakan: "Apabila Allah menghendaki kebaikan atas seseorang hamba-Nya yang beriman maka dipintarkannyalah tentang agama, Dia zuhudkan terhadap harta benda dan Dia sadarkan akan aibnya".
Dalam sebuah pertemuan, Rasulullah S.a.w bersabda: "Kucintai tiga perkara dari dunia ini; Parfum, Perempuan dan Shalat". Kemudian Abu Bakar R.a berkata: "Begitupun aku, mencintai tiga hal dari dunia; Memandang wajah Rasulullah, Mendermakan harta kepada Rasulullah, dan putriku (Aisyah) dibawah naungan Rasulullah". Umar R.a menyela: "Aku pun cinta tiga perkara dari dunia; Amar ma’ruf, nahi munkar, dan memakai pakaian rakyat jelata".
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
Baca juga: Tasawwuf - Penyucian Jiwa dan Akhlak yang Baik
EmoticonEmoticon