Menambah Keimanan dan Memperkuat Keyakinan

Keyakinan adalah inti dari keimanan dan dasar utama seluruh kedudukan mulia. Akhlak terpuji, bahkan amal shaleh pun berasal dari cabang dan hasil buahnya

Adapun keimanan yang lemah merupakan bencana yang teramat besar, dan sifat tercela yang menimbulkan perbuatan-perbuatan yang tercela, seperti: tidak mengamalkan ilmunya, meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar, mengharapkan pengampunan Allah S.w.t tanpa disertai usaha untuk memperolehnya, merasa khawatir akan masalah rezeki, dan takut terhadap manusia serta sifat-sifat tercela lainnya.

Tergantung kadar keimanan seorang hamba bagaimana ia menjalankan perintah Allah S.w.t dan menjauhi larangan-Nya, bukti yang paling kuat akan kelemahan imannya adalah ia meninggalkan hal-hal yang sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah S.w.t bahkan melakukan perbuatan yang menentang perintah Allah S.w.t. Oleh karena itu hendaknya setiap mukmin agar berusaha untuk memperkuat keimanannya.

Langkah-langkah yang dapat memperkuat dan menambah keimanan ada tiga, yaitu:

1). Mendengarkan dengan seksama ayat-ayat dan hadits-hadits yang mengingatkan tentang janji dan ancaman Allah S.w.t serta hal-hal yang berkenaan dengan hari akhirat, begitu juga mendengarkan kisah-kisah para Nabi, serta mukjizat-mukjizat mereka, dan bencana yang menimpa orang-orang yang menentang mereka. Dan hendaknya juga memperhatikan kehidupan para salafush shalih (orang-orang baik yang telah pergi mendahului kita) yang serba zuhud akan dunia dan selalu menginginkan akhirat, serta hal-hal lain yang dapat kita dengar dari para ulama.

2). Melihat dengan mata hati kita dan meng-ambil pelajaran kepada keadaan langit dan bumi dan keajaiban-keajaiban ciptaan Allah S.w.t yang terdapat di dalamnya.

3). Membiasakan diri agar selalu melaksanakan amal saleh dan menghindar agar jangan sampai terjerumus dalam perbuatan kemaksiatan atau perbuatan buruk lainnya. Karena keimanan merupakan perpaduan antara ucapan dan perbuatan, bertambah karena melakukan ketaatan dan berkurang karena melakukan kemaksiatan.

Demikianlah semua yang tadi telah kami sebutkan itu dapat menambah keimanan dan memperkuat keyakinan. Hanya kepada Allah S.w.t tempat memohon pertolongan.


Memperkuat Keyakinan

Hendaknya engkau wahai saudara tercinta, selalu menguatkan keyakinanmu dan memperbaikinya, karena jika keyakinan tertanam dalam hati dan menguasainya, maka hal-hal yang ghaib seakan-akan bisa disaksikan, dan saat itulah seorang yang berkeyakinan akan mengatakan sebagaimana yang pernah diucapkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib R.a:

Andaikan penghalang telah terbuka, maka keyakinanku tidak akan bertambah lagi.”.

Keyakinan ibarat kekuatan iman dan keteguhannya bagaikan ombak yang besar. Tidak dapat digoncang oleh keraguan dan fikiran, bahkan keraguan dan khayalan tidak ada wujudnya sama sekali. Jika ada keraguan dari luar, maka telinga tidak akan mendengarkannya dan hati tidak akan menoleh kepadanya.

Setan tidak mampu mendekatinya, bahkan akan lari darinya serta menjauh dari bayangannya. Hal ini sebagaimana sabda Baginda Nabi Muhammad S.a.w:

ان الشيطان ليفرق من ظل عمر وما سلك عمر فجا الا سلك الشيطان فجا آخر

Artinya: "Sesungguhnya setan menjauh dari bayangan Umar dan tidaklah Umar menempuh suatu jalan pasti setan akan menempuh jalan yang lain.".

Keyakinan akan bertambah kuat dan semakin membaik dengan beberapa sebab: Diantara yang menjadi dasar utamanya, yaitu seorang hamba mendengar dan menghayati dengan hati serta telinganya akan kandungan isi ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits-hadits Nabawi yang menunjukkan tentang kebesaran, keagungan, kesempurnaan dan keesaan Allah S.w.t dalam penciptaan. pengaturan dan kekuasaan, serta tentang kebenaran para Nabi dan Rasul.

Kesempurnaan ajaran mereka dan juga bukti yang mereka miliki berupa mukjizat serta hukuman apa yang menimpa orang-orang yang mendustakan dan menentang mereka. Selain itu juga tentang pahala yang akan diperoleh oleh orang-orang yang baik dan hukuman bagi yang menentang kelak di hari kiamat.

Dan yang menjadi bukti bahwa hal ini dapat menambah keyakinan, adalah firman Allah S.w.t:

اولم يكفهم انا أنزلنا عليك الكتاب يتلى عليهم

Artinya: “Dan apakah tidak cukup bagi mereka, bahwasannya Kami telah menurunkan kepadamu al-Kitab (Al Qur’an) sedang hal itu dibacakan kepada mereka.”. (QS al-‘Ankabut ayat: 51).

Kemudian, menganuti dengan penuh penghayatan akan keindahan langit dan bumi serta segala sesuatu keajaiban ciptaan Allah S.w.t yang tersebar didalamnya. Keterangan bahwa cara ini dapat menambahkan keyakinan telah disebutkan dalam firman Allah S.w.t:

سنريهم ءاياتنا في آفاق وفي أنفسهم حتى يتبين لهم أنه الحق أولم يكف بربك أنه

Artinya: ”Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu adalah benar.”. (QS Fushilat ayat: 53).

Lalu menerapkan apa yang diimaninya secara dzahir dan batin dengan penuh kesungguhan dan sesuai kemampuannya. Cara ini juga dapat menambah keyakinan sebagaimana yang disebutkan oleh Allah S.w.t dalam firman-Nya:

والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا

Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.”. (QS al-‘Ankabut ayat: 69).

Diantara buah hasil keyakinan adalah, merasa tenang dan percaya pada janji serta jaminan Allah S.w.t, beribadah kepada-Nya dengan penuh semangat. meninggalkan segala sesuatu yang membuatnya berpaling dari Allah S.w.t, serta selalu kembali kepada Allah S.w.t dalam setiap keadaan dan selalu berupaya sekuat tenaga untuk memperoleh keridhaan Allah S.w.t

Jadi, keyakinan adalah inti dari keimanan dan dasar utama seluruh kedudukan mulia. Akhlak terpuji, bahkan amal shaleh pun berasal dari cabang dan hasil buahnya. Sedangkan kuat dan lemahnya, baik dan buruknya akhlak serta amal perbuatan tergantung pada keyakinan.

Dalam hal ini, Sayyidina Lukman al-Hakim R.a berkata: “Amal perbuatan tidak dapat direalisasikan kecuali dengan keyakinan dan tidaklah seorang hamba beramal kecuali sesuai dengan kadar keyakinannya. Begitu juga tidaklah seseorang kurang amalannya melainkan karena keyakinannya berkurang.”.

Dalam hal ini. Baginda Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam bersabda:

اليقين الإيمان كله

Artinya: "Keyakinan adalah keimanan secara keseluruhan.".

Keadaan keyakinan orang-orang beriman terbagi menjadi tiga bagian:

~ Pertama, adalah tingkatan golongan kanan, yaitu mereka yang memiliki keyakinan kuat tetapi masih ada kemungkinan terguncang oleh keraguan jika ada yang menyebabkannya. Tingkatan ini disebut keimanan.

~ Kedua, adalah tingkatan para Muqarrabin, yang mana hati mereka telah dipenuhi dan dikuasai oleh cahaya keimanan, tertanam kuat didalamnya sehingga tidak ada yang bertentangan dengan keimanannya bahkan tidak terbayangkan keberadaannya sedikitpun. Dalam tingkatan ini, perkara yang ghaib seakan-akan nampak jelas. Tingkatan ini disebut keyakinan.

~ Ketiga, adalah tingkatan para Nabi dan para Pewaris Nabi yang sempurna. Mereka terdiri dari kalangan shiddiqin, yang mana perkara yang ghaib akan nampak jelas dan terang benderang. Tingkatan ini disebut kasyaf.

Masing-masing golongan dalam tingkatan mereka terdapat perbedaan yang jauh sekali. Semuanya bagus, tetapi sebagian lebih baik. Dan itulah karunia Allah S.w.t yang Dia berikan pada siapapun yang Dia kehendaki dan Allah S.w.t Maha Memberi karunia Yang Agung.

~ Al ‘alamah Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad ~
Risalatul Mudzakarah Maal Ikhwanul Muhibbin Min Ahli Khair Wad-Din
Previous
Next Post »