Nasehat Syekh Qasim Al-Ju’i

Syekh Qasim Ibn Utsman Al-Ju'i (W 248 H) yang disebut Syekh Al-Ju'i. Beliau adalah seorang Wali besar dari Damaskus yang belajar hadits dari Sufyan ibn Uyainah. Ibn al-Jauzi meriwayatkan dalam Shifat al-Shafwah dari al-Ju'i sendiri bahwa julukan al-Ju'i (yang kelaparan) didapatkan karena Allah S.w.t telah memberinya kekuatan untuk melawan rasa lapar jasmani melalui rasa lapar rohani. Ia mengatakan:

"Meski perut ini tak diisi makanan selama satu bulan, aku tak akan peduli. Ya Allah, inilah yang telah Engkau perlakukan kepada diriku maka sempurnakanlah ia bagiku!".

Dalam Siyar 'Alam. al-Nubala, al-Dzahabi menulis tentang Syekh al-Ju'i, sebagai berikut:

[No. 506] al-Abdi, yang dikenal dengan sebutan Qasim al-Ju'i, seorang imam, panutan, wali, dan muhaddis ... seorang Syekh kaum sufi dan kawan dekat Ahmad ibn al-Hawari, (al imam al-qudwah al-wali al-muhaddits Abu Abdil Malik al-Qasim ibn Utsman al-Abdi al-Dimasyqi, Syekh al-Shufiyah wa al-Rafiqu Ahmad ibn al-Hawari, 'urifa bi al-Ju'i).

Ibn al-Jauzi juga meriwayatkan, bahwa Ibn Abu Hatim al-Razi rnengatakan, "Aku pergi ke Damaskus untuk menemui para penulis hadits. Di sana, aku melewati majelis Qasim al-Ju'i dan aku melihat sekumpulan besar manusia duduk di sekelilingnya, sementara ia berbicara". Aku mendekatinya dan mendengarnya berkata:

Lakukanlah lima hal ini tanpa kehadiran orang lain dalam kehidupanmu:

۞ Apabila kamu berada di tengah orang-orang, jangan (ingin) dikenal
۞ Apabila kamu tidak hadir di tengah banyak orang, jangan (ingin) dirindukan
۞ Apabila kamu mengetahui sesuatu, anggaplah nasihatmu tak diharapkan
۞ Apabila kamu mengatakan sesuatu, tolaklah kata-katamu
۞ Apabila kamu mengerjakan sesuatu, jangan mau menerima pujian untuk itu.

Dan aku juga menasihatkan, lima hal lainnya:

۞ Apabila kamu diperlakukan tidak adil, jangan membalas
۞ Apabila kamu dipuji, jangan merasa senang
۞ Apabila kamu disalahkan, jangan berputus asa
۞ Apabila kamu disebut pembohong, jangan marah
۞ Apabila kamu dikhianati, jangan balas mengkhianati.

Ibn Abi Hatim kemudian berkata, "Aku menganggap nasihat itu sebagai anugerah yang kuperoleh dari kunjunganku ke Damaskus.".

~ Wassalam ~
Previous
Next Post »