Meraih Ridha Allah Dalam Bersahabat

"Dalam bergaul janganlah harta benda yang ingin didapatkan, tetapi hendaklah bertujuan mulia, yaitu mencari Ridha Allah S.W.T, dan untuk itu hendaklah pergaulan itu sesuai dengan syari'ah yang diajarkan Rasulullah S.A.W"

Alhamdulillah, Allah S.W.T Yang Maha Pengasih telah menghiasi agama yang agung ini dengan kasih sayang antara sesama mukmin. Dengan kasih sayang tersebut, mereka bersatu. Dengan kasih sayang itu, mereka berlomba untuk meraih Ridha-Nya dengan meneladani Kekasih-Nya Muhammad S.A.W.

Nabi pembimbing ummat, pembawa rahmat, pemberi syafa'at di hari kiamat, yang telah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan dipuji dengan firman-Nya:


“Dan sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad S.A.W) benar-benar berbudi pekerti yang agung.". (QS Al-Qalam: 4).

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa dalam pergaulan sehari-hari, tidaklah mudah bagi seseorang untuk bergaul dengan siapa saja. Oleh karena itu sering kali kita dapati seseorang yang salah dalam bergaul sehingga mengakibatkan kerugian yang amat sangat fatal bagi dirinya sendiri. Tidak juga mudah bagi seseorang untuk mendapatkan kerelaan orang lain, hingga dapat hidup bersama mereka dengan penuh kasih sayang. Tidaklah mudah untuk mendapatkan keridha'an Allah S.W.T dalam bergaul dengan sesama. Oleh sebab itu, bagaimanakah supaya pergaulan kita dengan orang lain tidak salah, bagaimanakah agar mendapatkan kerelaan orang lain dalam bergaul?, dan bagaimanakah dalam bergaul itu sendiri dapat mencapai Ridha Allah S.W.T?. Sebagaimana kita tahu, Allah S.W.T telah menciptakan kasih sayang dan diantara sesama muslim, maka dari itu Rasulullah S.A.W bersabda:

(مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم كمثل الجسد، إذا اشتكى منه عضو تداعى سائره بالحمى والسهر).رواه مسلم

"Perumpama'an orang-orang mukmin dalam saling mengasihi dan menyayangi  adalah bagaikan satu tubuh, jika salah satunya merasa sakit maka seluruh tubuh (merasakan sakit) menjadi demam dan tidak bisa tidur''. (HR. Muslim).
.
 (المؤمن للمؤمن كالبنيان المرصوص يشد بعضه بعضاً).متفق عليه

"Seorang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan bangunan yang kokoh, saling menguatkan yang satu dengan  yang lainnya.".(HR Bukhari Muslim).

Kedua Hadist diatas telah menggambarkan kepada kita begitu penting dan indahnya pergaulan sesama muslim, karena dalam pergaulan tersebut dihiasi dengan kasih sayang, keakraban antara satu dengan yang lainnya. Sesungguhnya rasa kasih sayang diantara sesama muslim ini tumbuh dari akhlak yang baik, dengan akhlak yang baik rasa kasih sayang akan tumbuh secara tersendiri di hati setiap muslim. Tanpa akhlak yang baik orang-orang muslim akan terpecah belah dan rasa kasih sayang diantara mereka akan sirna, sehingga pergaulanpun tidak berjalan sesuai dengan syari'at islam dan tidak mendapatkan Ridha Allah S.W.T.

Dalam syari'at islam, pergaulan mempunyai cara atau trik-trik tertentu. Tentunya trik-trik tersebut diambil dari Rasulullah S.A.W yang telah menjelaskan kepada kita secara gamblang syari'at islam yang datang dari Allah S.W.T. Dalam syari'at ini telah dijelaskan secara panjang lebar bagaimana cara bergaul dengan orang lain dalam jenis yang berbeda, baik tua atau muda, kecil atau sebaya. Baik bodoh atau pintar dan lain sebagainya. Para Ulama shalehlah yang telah mempraktekan trik-trik tersebut, sehingga jika kita menginginkan trik-trik tersebut, kita tinggal mencontoh mereka.

Trik-trik berteman atau bergaul tersebut dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah Bagaimana Kita Memilih Teman bergaul, sedangkan bagian kedua adalah Adab Bergaul. Dengan kedua bagian ini Insya Allah dalam pergaulan kita dengan orang lain, akan mendapatkan kerelaan orang serta mendapatkan Ridha Allah S.W.T.

Bagaimana Kita Memilih Teman

Sahabat yang mulia akan membawa temannya menuju keberhasilan di dunia serta keselamatan di akherat, sedangkan sahabat yang berakhlak jelek serta pembawa fitnah, dia adalah pembawa celaka bagi temannya.

Betapa banyak orang menggigit jarinya sebagai penyesalan atas pergaulan mereka yang salah, karena mereka telah meletakkan persahabatan itu di pinggir api yang berkobar, sehingga dia pun terbakar oleh api tersebut. Allah S.W.T  berfirman:

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا (27) يَا وَيْلَتَا لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا (28) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
(29)[الفرقان:27-29]

"Dan Ingatlah pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit kedua jarinya (menyesali perbuatannya) seraya berkata: "Wahai, sekiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul (27), Wahai, celaka aku sekiranya dulu aku tidak mengambil si fulan itu teman akrab(ku) (28). Sungguh dia telah menyesatkan aku dari peringatan Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang padaku, dan syetan memang penghianat manusia (29)." (QS Al Furqaan: 27-29).

Tabiat seseorang diambil dari tabiat orang lain, betapa cepatnya orang berjalan menuju arah yang dilewati temannya. Telah terbukti bahwa pengaruh teman yang berakhlak buruk lebih berpengaruh daripada teman yang berakhlak baik. Sering kita lihat menularnya penyakit merokok dari orang pecandu rokok kepada orang yang tidak pernah merokok, dan jarang sekali kita lihat orang pecandu rokok tertular oleh orang yang tidak merokok, kemudian dia sadar dan berhenti merokok.

Begitu besarnya pengaruh-pengaruh ini. untuk menjaga akhlak yang baik serta adat yang mulia, Rasulullah S.A.W memerintahkan kepada kita untuk melihat dengan siapa kita bergaul supaya dalam pergaulan ini dapat memperbaiki diri kita, dapat bermanfaat dan mengambil manfaat dari orang lain, serta dalam pergaulan kita ini akan mendapat Ridha Allah S.W.T. Rasulullah S.A.W bersabda:

(مثل الجليس الصالح كمثل صاحب المسك إن لم يصبك منه شيء أصابك من ريحه ومثل جليس السوء كمثل صاحب الكير إن لم يصبك من سواده أصابك من دخانه)رواه أبو داود.

"Perumpama'an sahabat yang shaleh adalah seperti penjual minyak misik, jika engkau tidak mendapatkan sebagian minyak itu, engkau akan mendapatkan wanginya, sedangkan perumpama'an sahabat yang buruk adalah seperti peniup kipas tukang besi, jika engkau tidak terkena abunya, engkau akan terkena asapnya". (HR Abu Dawud).

Jika ini adalah keadaan teman yang kadang-kadang berkumpul dengan seseorang pada pertemuan di jalan, dalam waktu yang sangat singkat dari siang atau malam hari maka bagaimana kita dengan teman kita yang berkumpul bersama kita dalam kesenangan atau kesusahan? Maka dari itu dalam bergaul dengan orang lain, hendaklah teman itu memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Beriman

Yaitu bergaul dengan orang yang dipercaya agama dan amanatnya baik secara lahir dan batin;

(لا تَجِدُ قَوماً يُؤمِنونَ بِاللَهِ وَاليَومِ الأَخِرِ يُوادّونَ مَن حادَّ اللَهَ وَرَسولَهُ)[المجادلة:22].

"Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya". (QS Mujadalah: 22)

Dengan bergaul dengan orang yang beriman, kita akan dapat memperkuat iman kita. Karena dalam persahabatan kita diperintahkan oleh Allah untuk saling menasehati. Dengan saling menasehati kita akan tahu kekurangan satu sama lain sehingga merekapun memperbaiki kekurangan tersebut. Dengan begitu bertambah kuatlah iman kita. Rasululla SAW juga bersabda:

لا تصاحب إلا مؤمنا ولا يأكل طعامك إلا تقيّ. راه الترمذي وأبوداود

"Janganlah bergaul kecuali dengan orang mukmin, dan jangan memberi makan kecuali orang yang bertaqwa". (HR.Tirmidzi dan Abu Dawud).

2. Shaleh

Dalam pergaulan kita harus mencari orang yang shaleh yang berbudi pekerti baik. Karena orang yang berbudi pekerti baik dapat menjadikan kita baik pula. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah S.A.W, waktu beliau ditanya tentang sebaik-baiknya pemberian seseorang kepada orang lain? Rasulullah S.A.W menjawab: "Akhlak yang baik". Allah S.W.T jika menghendaki kebaikan terhadap seorang hamba, maka akan memberikan petunjuk kepadanya untuk bergaul dengan orang-orang sholeh yang berpegang teguh pada sunnah Nabi dan menjaganya dari berteman dengan orang-orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya. Rasul S.A.W bersabda:

المرء على دين خليله، فلينظر أحدكم من يخلله. رواه أحمد

"Seorang itu akan mengikuti agama temannya, maka hendaklah kamu melihat dengan siapa dia bersahabat ". (HR Ahmad).

Dikatakan juga: "Janganlah kamu bertanya tentang kepribadian seseorang kepada dia sendiri, akan tetapi bertanyalah kepada temannya, karena kepribadian  orang itu dapat dilihat dari temannya".

Hendaklah kita tidak bergaul dengan orang-orang yang tujuannya dunia belaka. Karena mereka akan membawa kita menuju tujuan yang fana tersebut. Sehingga menjauhkan kita dari petunjuk yang benar menuju kesesatan dunia, dan menghalangi kita untuk dapat memahami nilai akhirat serta keridhaan Allah S.W.T. Dzunnun berkata kepada orang yang minta nasehat kepadanya: "Hendaklah kamu bergaul dengan orang yang menurutmu baik secara lahir, yang dengan melihatnya dapat membantumu untuk melakukan kebaikan, serta selalu mengingatkanmu untuk mengingat Tuhanmu".

Rasulullah S.A.W telah bersabda: "Diantara kebahagiaan yang ada pada seseorang adalah  mempunyai saudara yang shaleh".

3. Berilmu dan Bersifat Dewasa (Berakal)

Diantaranya adalah bergaul dengan orang-orang yang pandai, berilmu, bersikap dewasa dalam menghadapi sesuatu dan pandai menggunakan akalnya, atau bergaul dengan orang yang faqih (pintar dalam ilmu fiqih dan mempraktekannya) serta sabar dan murah hati. Dzunnun Al-Mishri mengatakan:

"Tiada anugrah yang lebih baik yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba sebaik akal, tiada pula untaian kalung yang lebih bagus yang dikalungkan oleh Allah S.W.T kepada seorang hamba seindah ilmu, tiada pula perhiasan yang lebih indah yang Allah hiaskan kepada seorang hamba seindah kemurahan hati. Dan yang paling sempurna diantara semuanya adalah taqwa".

Selain itu, kita juga perlu memperhatikan bahwa pergaulan dengan orang-orang yang lebih tua hendaklah dilakukan dengan menghormati dan memberikan bantuan, seperti dengan membantu meringankan beban yang mereka pikul atau membantu pekerjaan mereka. Sedangkan bagi sesama teman hendaklah pergaulan dilakukan dengan saling menasehati, berkorban satu sama lain, serta saling membantu dalam kebaikan dan tidak dalam perbuatan dosa. Sedangkan dengan murid dan orang-orang yang lebih muda hendaklah pergaulan dilakukan dengan memberi nasehat dan menunjukkan pada kebaikan, mengajarkan tata krama serta mengarahkan mereka menuju pengetahuan, adab sunnah nabawiyah, dan hukum-hukum rohaniyah. serta mengajarkan mereka untuk berhias dengan akhlak yang baik.

Adab Bergaul

Dalam bergaul ada sikap-sikap tertentu yang harus kita laksanakan sehingga dalam bergaul kita akan mendapatkan ridha Allah S.W.T. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Ikhlas Karena Allah Semata

Sabda Rasululah S.A.W:
 إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرء ما نوى.رواه البخاري

"Sesungguhnya amalan seseorang itu tergantung niatnya". (HR.Bukhari).

Dalam bergaul kita harus berniat dihati kita bahwa pergaulannya ini atau persahabatannya ini adalah karena Allah S.W.T semata, tidak karena hal-hal yang berhubungan dengan dunia, misalnya saja bergaul dengan seseorang karena dia anak orang kaya dan mengharapkan darinya sebuah imbalan berupa harta atau yang lainnya. Hal seperti ini bukanlah pergaulan yang ikhlas karena Allah S.W.T.

2. Mudah Memafkan

Hendaklah dalam bergaul dengan orang kita selalu mema'afkan kelalaian saudara kita, serta tidak terlalu memperhitungkan kesalahan mereka. Fudhail bin 'Iyadh mengatakan: "Kemurahan hati adalah memaafkan kelalaian saudaranya". Sebagian ahli hikmah mengatakan: "Orang mukmin adalah yang beriman secara tabiatnya". Ibnu Al A'rabi juga mengatakan: "Lupakanlah kesalahan saudaramu, niscaya kasih sayang antara kalian akan abadi".

3. Tidak Segan Untuk Berterima Kasih

Allah memerintahkan kita untuk bersyukur secara umum atas semua nikmat yang diberikan kepada kita, dalam sebuah hadist juga dikatakan: "Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada orang lain berarti dia tidak bersyukur kepada Allah S.W.T". Diantara cara bersyukur kepada orang lain yaitu mengucapkan terima kasih jikalau seorang teman memberikan bantuan sekecil apapun. Sebagaimana Sabda Rasul S.A.W: "Niat seorang mukmin lebih berpengaruh dari pada amalannya". Sayyidina Ali K.w mengatakan: "Barang siapa yang tidak mengajak saudaranya untuk memperbaiki niatnya maka tidak layak untuk mengucapkan terima kasih kepadanya atas kebaikan yang dia berikan".

4. Menjauhi Sifat Dengki

Hendaknya seorang mukmin tidak mempunyai rasa dengki terhadap temannya atas nikmat yang diberikan Allah kepada mereka, akan tetapi malah selalu merasa senang dan gembira atas nikmat Allah yang ada pada mereka tersebut, kemudian memuji Allah S.W.T atas nikmat yang diberikan kepada saudara atau temannya sebagaimana dia memuji Allah S.W.T ketika dia sendiri yang diberi nikmat oleh Allah S.W.T. Karena Allah mencela orang-orang yang mempunyai sifat iri dan dengki sebagaimana dalam firman-Nya:

أَم يَحسُدُونَ الناسَ عَلى ما أتَاهُمُ اللَهُ مِن فَضلِهِ.[النساء :54]

"Ataukah mereka dengki kepada manusia, karena karunia Allah yang telah diberikan kepadanya?" (QS Annisa': 54).

5. Selalu Bersifat Malu

Malu adalah salah satu sifat seseorang yang kadangkala merupakan sifat yang terpuji, dan ada kalanya tidak baik. Diantara sifat malu yang dianjurkan adalah malu dalam pergaulan. karena Rasulullah S.A.W telah bersabda:

الإيمان بضعة وسبعون - أو وستون - باباً، أفضلها شهادة أن لا إله إلا الله، وأدناها إماطة الأذى عن الطريق، والحياء شعبةٌ من الإيمان. رواه مسلم

"Iman itu memiliki pintu lebih dari tujuh puluh atau enam puluh, yang paling utama adalah mengucapkan kalimat syahadat bahwa tiada tuhan selain Allah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri di jalan, dan malu adalah sebagian dari iman". (HR Muslim).

Rasulullah S.A.W juga telah bersabda kepada seorang laki-laki yang berkata: "Berwasiatlah untukku?" kemudian Rasul menjawab: "Malulah kepada Allah S.W.T sebagaimana kamu malu kepada seorang laki-laki terhormat di daerahmu". Akan tetapi dalam hal-hal tertentu sifat malu tidak dianjurkan bagi kita, seperti malu meminta maaf, malu menolong orang lain, malu menasehati orang lain atau malu untuk berda'wah menuju jalan Allah S.W.T. Hal-hal tersebut tidak dianjurkan dalam syari'at islam.

6. Menampakkan Kegembiraan dan Wajah yang Ceria

Dengan menampakan kesenangan, kegembira'an serta wajah yang berseri-seri kepada orang lain, orang lain juga akan merasa senang melihatnya. Dengan diniati sadaqah serta menggembirakan orang lain, tentunya kita akan mendapat pahala disamping dapat mengambil hati orang lain. Rasulullah S.A.W bersabda: "Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah". Seorang teman hendaknya selalu menampakkan wajah yang berseri-seri jika bertemu dengan temannya. Tidak lupa juga berbicara dengan mereka dengan perkataan yang halus, serta mempunyai hati yang lapang.

7. Menghindari Prasangka Buruk

Prasangka buruk merupakan kunci perpecahan diantara dua orang. Dengan menghindari prasangka buruk terhadap teman kita pergaulan akan tetap utuh. Hendaklah kita menafsirkan perkata'an teman kita dengan penafsiran yang paling baik, jika kita menemukan perkata'an atau sikap teman kita yang tidak sesuai dengan hati kita. Kecuali jika kita yakin bahwa teman kita melakukan hal kejelekan, maka hendaklah kita menasehati mereka dengan cara yang baik. Said bin musayyib mengatakan; "Sebagian dari sahabat-sahabatku berwasiat kepadaku agar menafsirkan perilaku saudara-saudaraku dengan penafsiran yang paling baik selama aku tidak yakin bahwa dia berbuat kejelekan".

8. Menghargai Pendapat Orang Lain

Diantara trik bergaul yaitu mengurangi perselisihan, dan selalu menghargai pendapat serta perkata'an mereka dalam hal apapun, selama tidak bertentangan dengan Syari'at Islam. Abu Utsman mengatakan: "Menerima pendapat teman lebih baik dari pada memperselisihkannya".

9. Bersikap Tawadhu

Agar persahabatan tetap terjalin hendaklah kita dalam bergaul saling bersikap tawadhu' dan rendah hati antara satu dengan yang lainnya. Rasulullah S.A.W bersabda: "Sesungguhnya Allah S.W.T telah memberikan wahyu kepadaku untuk bersikap Tawadhu' agar tiada seseorang yang sombong terhadap yang lainnya". Al-Mubarrid juga mengatakan: "Diantara nikmat yang pemiliknya tidak akan dihasud yaitu tawadhu', sedangkan bala' (celaka) yang pemiliknya tidak akan dikasihi adalah sifat  ujub".

Diantara hal yang menjadikan pergaulan indah adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Al-Hasan Al Warraq setelah dia bertanya kepada Abu Utsman tentang persahabatan kemudian menjawab: "Pergaulan jika dengan Allah berarti dengan Adab, dengan Rasulullah berarti dengan senantiasa mencari ilmu dan melaksanakan sunah-sunahnya, dengan Auliya' berarti dengan menghormati serta berhidmat kepada mereka, dengan saudara sesama berarti dengan memberikan kabar gembira dan menunjukan keriangan bersama mereka, serta menghindari perselisihan dengan mereka selama tidak keluar dari syari'at atau mencela kehormatan seseorang. Allah S.W.T telah Berfirman:

خُدِ العَفوَ وَأَمرُ بِالعُرفِ. [الأعراف:199]

"Jadilah orang pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf". (Qs Al A'raf : 199).

Sedangkan bergaul dengan orang bodoh maka dengan cara melihat mereka dengan kasih sayang, serta dengan melihat nikmat Allah S.W.T yang ada padamu yang tidak menjadikanmu seperti mereka, serta berdo'alah semoga Allah membebaskanmu dari kebodohan.

10. Menyimpan Rahasia

Jika kita diberitahu suatu rahasia oleh teman kita, sesungguhnya kita telah diembani sebuah amanat olehnya. Maka hendaklah kita memegang amanat tersebut. Rasulullah S.A.W bersabda: "Agar terpenuhi keinginan-keinginanmu, mintalah pertolongan dengan menyimpan keinginan atau kebutuhan tersebut, karena dalam setiap nikmat pasti ada yang menghasutnya".

Sebagian orang-orang bijak mengatakan: "Hatinya orang-orang merdeka adalah kuburan rahasia-rahasia".

Dikatakan, bahwa ada seorang yang membocorkan rahasia orang lain kepada temannya, ketika selesai bercerita dia bertanya: "Apakah kamu sudah mengerti dan ingat apa yang aku katakan?", kemudian temannya itu menjawab: "Tidak, aku tidak paham bahkan aku telah lupa".

Sebagian Ulama mengatakan: "Dermawan bukanlah orang yang ketika temannya dalam keadaan lalai, Kemudian menyebarkan rahasia-rahasia yang telah dia ketahui. Sesungguhnya dermawan adalah orang yang persahabatannya tetap utuh, serta menjaga rahasianya baik dalam keadaan damai atau berselisih".

Dalam bergaul janganlah harta benda yang ingin didapatkan, akan tetapi bergaul hendaklah bertujuan mulia, yaitu mencari Ridha Allah S.W.T. Ridha Allah tidak didapatkan begitu saja. akan tetapi hendaklah pergaulan itu sesuai dengan syari'ah yang diajarkan serta dicontohkan Rasulullah S.A.W disertai niat yang tulus. Dengan demikian Insya Allah pergaulan akan menjadi indah dan berharga, akan membawa keberutungan baik di dunia ataupun di akhirat. Keuntungan di dunia dengan disenangi orang banyak, sedangkan keuntungan di akhirat dengan mendapatkan apa yang telah dijanjikan Allah S.W.T dalam sabda Rasulullah S.A.W:

"Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah, di hari tiada naungan selain naungan Allah S.W.T (yaitu pada hari kiamat)", kemudian pada lanjutan hadist tersebut, Rasulullah S.A.W menyebutkan diantaranya: "Dua sahabat yang saling mencintai karena Allah S.W.T.".

Semoga kita tergolong orang yang mendapatkan naungan tersebut. Aamiin ya Rabbal A'lamiin.

~ alKisah ~



Previous
Next Post »