Manusia Butuh Membersihkan Diri

"Orang-orang yang melakukan pembersihan diri pasti mendapatkan keselamatan. Keselamatan ini adalah keberuntungan dan kebahagiaan, yang bukan hanya dalam konteks kehidupan dunia saja, tapi kebahagiaan baik dunia dan akhirat"

Manusia diciptakan dengan cengkeraman nafsu dan emosi yang melekat di dalam wataknya. Bila ia mengikuti dorongan nafsu dan emosinya, maka ia melakukan berbagai macam kerakusan, kebuasan, melanggar hak orang lain, melakukan hal-hal rendah dan hina di muka bumi ini bila mereka dikendalikan penuh oleh emosi dan nafsunya.

Namun, bila syariat dan akal pikiran yang mengendalikannya, maka ia akan melatih emosinya agar muncul menjadi sebuah keber­anian, kepedulian dan semangat yang terpuji, cara berpikir yang baik, perencanaan yang matang dan etika hubungan baik dalam hidup ini. Dan, ia juga akan melatih dan membeningkan nafsunya agar muncul menjadi keinginan-keinginan yang luhur, kemauan yang kuat un­tuk mencapai derajat yang tinggi.

Bila emosi dan nafsu dididik dengan kendali akal pikiran dan syariat maka manusia akan berdiri di jalan moderat yang terpuji. Dengan demikian, emosi akan menjadi bekal keberanian yang terpuji, bekal kecemburuan yang terpuji, bekal untuk menjaga nilai-nilai dan kepentingan-kepentingan yang sejati; dan nafsu menjadi sarana terwujudnya keinginan yang kuat menuju derajat yang tinggi dan ternpat yang luhur baginya, serta berdiri di atas nilai-nilai kesucian, kebersihan dan kebeningan.

Bila kita telah memahami hal di atas dengan baik, maka jelas bahwa keburukan yang menimpa manusia karena dikuasai emosi dan nafsu yang lepas dari kendali akal pikiran dan syariat, semuanya itu mengobarkan kemarahan dalam meninggikan dirinya sendiri, angkuh, takabur, menipu diri, besar kepala, riya, meremehkan orang lain, perilaku yang rendah, egois, merendahkan orang lain, tinggi diri dan lain sebagainya. Semua itu muncul gara-gara nafsu dan emosi tersebut.

Oleh karena itu, para nabi diutus untuk membersihkan diri manusia tersebut.Allah berulang kali menuturkannya di dalam al-Qur’an.Allah menjadikan Rasul Pilihan-Nya, Muhammad Saw, sebagai pembersih bagi diri kita. Allah سبحانه وتعالى berfirman:

٢. هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ 

Artinya: Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (as-sunah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS al-Jumu’ah [62]: 2).

Allah S.w.t juga berfirman:

١٥١. كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولاً مِّنكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمْ تَكُونُواْ تَعْلَمُونَ 

Artinya: Sebagaimana (Aku telah menyempurnakan nikmat-Ku kepada kalian) Aku telah mengutus kepada kalian Rasul di antara kalian yang membacakan ayat-ayat-Ku kepada kalian dan mensucikan kalian dan mengajarkan kepada kalian Al-Kitab dan al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian ketahui. (QS al-Baqarah [2]: 151).

Allah سبحانه وتعالى. berfirman:

لقد من الله

Artinya: Sungguh Allah telah memberi karunia

Karunia Allah telah sampai, maka karunia apa yang Engkau berikan kepada kami wahai Tuhan?

١٦٤. لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ 

Artinya: Sungguh Allah telah memberi ka­runia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seo­rang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (ke-datangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS Ali Imran [3]: 164).

قد أفلح من تزكى{14} وذكرسم ربه فصلى{15

Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat Nama Tuhannya, lalu dia shalat. (QS al-A’la [87]: 14-15).

Allah سبحانه وتعالى juga berfirman:

والشمش وضحها {1} والقمر إذا تلها{2} والنها ر إذا جلها {3} واليل إذا يغشها {4} والسما ء وما بنها {5} ولأرض وما طحها { 6} ونفس وما سواها {7}

Artinya: Demi matahari dan cahayanya di pagi hari Dan bulan apabila mengiringinya. Dan siang apabila menampakkannya. Dan malam apabila menutupinya.Dan langit serta pembangunannya. Dan bumi serta penghamparannya. Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). (QS asy-Syams [91]: 1-7)

Seluruh fenomena alam Allah gunakan un­tuk bersumpah. Bersumpah untuk apa? Allah berfirman:

 قد أفلح من تزكى{14} وذكرسم ربه فصلى{15

Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan se­sungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS asy-Syams [91]: 9-10)

Hal itu biar segala apa yang ada di dunia ini tidak membuat kita tertipu, membuat kita ti­dak mau membersihkan diri, sehingga kita mengikuti semua apa yang ada di dunia ini.

Yang disebut pendidikan adalah pembersihan diri yang telah dijelaskan oleh Allah, dan ditugaskan kepada makhluk terbaik, Rasulul­lah Muhammad صلىالله عليه وسلم, untuk melaksanakan pembersihan itu terhadap umat manusia.

Allah bersumpah bahwa orang-orang yang melakukan pembersihan diri ini pasti mendapatkan keselamatan. Keselamatan ini adalah keberuntungan dan kebahagiaan. Bukan hanya dalam konteks diri sendiri, bukan hanya dalam konteks ekonomi, konteks sosial, konteks politik, konteks pemikiran, juga bukan hanya dalam konteks kehidupan dunia saja. Tapi, ke­bahagiaan dalam semua konteks, baik dunia atau akhirat, bagi orang yang menyucikan dirinya. Ia akan kehilangan semua hal dalam hidupnya, apabila terlepas dari penyucian diri yang mengangkat derajat manusia ini.

Oleh karena itu, kita harus memiliki pema­haman bahwa salah satu isi dari kemoderatan ini adalah sikap moderat yang lahir dari pema­haman yang benar terhadap petunjuk ilahi dan manhaj hakiki yang dipilih oleh Allah سنحانه وتعالى untuk hamba-Nya.

Sikap ini adalah upaya untuk menyelamatkan, menyucikan dan membersihkan manusia dari segala kotoran nafsu yang selalu menggoda dan dari kendali berbagai kepentingan sementara yang hina, hingga dalam konteks ibadah sekalipun. Sebagaimana pula dalam konteks hubungan sesama manusia, bahkan juga dalam konteks gambaran, pandangan dan keyakinan.

Inilah jalan moderat yang dapat mengentas manusia dari kerendahan nafsu dan kepentingan-kepentingan hina, menuju derajat kepatuhan yang sejati kepada Tuhan serta pelaksanaan tugas manusia di muka bumi untuk menegakkan ajaran Allah dan menjadi khalifah-Nya.

  وإذقال ربك للملئكة إنى جاعل فى الأرض خليفة

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfir­man kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. (QS al-Baqarah [2]: 30).

~ Al Habib Umar bin Hafidz ~

Sumber: Agama Moderat ~ Terjemah Alwasathiyah fil-Islam Karya Al Habib Umar bin Hafidz

Previous
Next Post »