Kelahiran Nabi - Anugerah Terbesar

Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS Yunus : 58)

Bulan Rabiul Awal yang biasa disebut Bulan Maulid adalah bulan yang tak pernah terlupakan oleh kaum muslim, karena pada bulan ini seorang putra terbaik dari Bani Hasyim Bangsa Arab, sesosok pemuda teladan yang kemudian menjadi pemimpin terbesar dunia telah dilahirkan, tepatnya pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal, bertepatan dengan 20 April 571 M.

Nabi Muhammad SAW, nama yang selalu dikenal seantero penjuru dunia. Beliau SAW telah berhasil merubah wajah dunia menjadi bermakna, dari gelap menjadi terang, dari kebodohan menjadi berperadaban. Beliau SAW seorang yang telah mengantarkan manusia kepada nilai kemanusiaannya yang tinggi, dialah yang telah mengembalikan manusia kepada keberadaan yang sebenarnya yaitu mulia dan sempurna sebagaimana pertama kali dimaksudkan.

Beberapa peristiwa luar biasa mengiringi kelahiran Beliau, diantaranya adalah padamnya api pemujaan di Persi yang seribu tahun sebelumnya tak pernah padam sama sekali, hancurnya pasukan bergajah yang dipimpin Abrahah yang hendak menghancurkan ka’bah. Mereka hancur ditimpa batu-batu panas yang dibawa burung-burung ababil yang sengaja dikirim Allah untuk membatalkan niat busuk mereka, serta banyak lagi kejadian luar biasa lainnya.

Kenyataan ini tentu saja membuat kita harus bersyukur atas kedatangan Beliau SAW. Selayaknyalah kita sebagai umatnya, memperingati hari dan bulan ini sebaik-baiknya, dengan melihat dan membaca kembali sejarah perjalanan pribadi dan kepribadian Beliau SAW. Allah selalu membimbing, mengarahkan dan mengingatkan orang-orang yang menginginkan kehidupan Ahirat. Dalam konteks ini Allah menguraikan dalam Al Qur’an :


“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab : 21).

Dalam firman ini, Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang yang menginginkan kehidupan Ahirat, maka hendaklah mereka meniru kepribadian Rasulullah SAW. Menjadikan Rasulullah sebagai panutan dan suri tauladan, bukan kepada yang lain.

Ini semua karena Beliau, Nabi Muhammad telah berhasil menghapuskan segala bentuk penindasan kepada masyarakat yang lemah, Beliau menghapuskan sistim perbudakan yang jelas-jelas merendahkan martabat manusia, beliau tutup jurang pemisah antara yang kaya dan miskin, beliau persatukan manusia yang semula bermusuhan dan menjadikan mereka bersaudara, beliau berhasil meletakkan landasan kemanusiaan, yaitu bahwa tidak ada perbedaan antara satu suku dengan lainnya, bangsa satu dengan bangsa lainnya, komunitas satu dengan komunitas lainnya apapun warna kulit dan keturunannya, tidak ada yang membedakan mereka kecuali takwanya kepada Allah, inilah nampaknya yang dimaksudkan

Allah SWT dalam firman-Nya :

.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiya :107)

Dengan ayat ini, jelaslah bahwa Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia ini bukan hanya untuk satu golongan atau komunitas tertentu, melainkan untuk kesejahteraan manusia sedunia. Oleh karena itulah, Beliau memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang luar biasa,  mempunyai sifat keberanian dalam membawa kebenaran.

Kelemahan umat Islam sekarang ini, diantaranya adalah, mereka telah melupakan pribadi dan sifat-sifat Beliau. Mereka tidak lagi meneladani kepribadian Beliau. Para pemimpin tidak lagi meniru gaya kepemimpinan Rasul yaitu pimpinan yang berani menegakkan kebenaran. Pedagang tidak lagi meniru praktek dagang yang pernah dilakukan Rasul. Orang tua tidak lagi mempraktekkan gaya Rasul. Guru tidak lagi mempraktekkan cara Beliau mendidik generasi mudanya. Masyarakat telah melupakan panutan ini, sehingga ahirnya mereka menjadi masyarakat yang terombang ambing kehidupan dunia yang melenakan.

Semangat bulan maulid ini, yang selalu diperingati dengan pembacaan Barzanji, pembacaan shalawat, pembacaan Marhaban serta lainnya  merupakan sebuah titik tolak ukur kita untuk bersama-sama  membaca kembali sejarah kepribadian Nabi dan menjadikannya sebagai satu-satunya panutan yang akan menghiasi lembar demi lembar kehidupan kita bersama. Jadi tidak salah bahwa kelahiran Nabi yang telah dinanti-nantikan pada masa jahiliyah merupakan anugerah terbesar dari Allah SWT, sehingga sampai saat ini kita merayakannya dengan cara kita masing-masing. Kelak kita akan mendapatkan syafaat Nabi di akhirat kelak. Amin.

Mahsun Muhammad MA - Dewan Pengasuh Ponpes Dar Al Tauhid Arjawinangun, Cirebon



Baca juga:
Maulid Nabi - Majelis Mulia
Maulid Nabi - Ungkapan Rasa Syukur Ummat
Maulid Nabi - Tak Kenal, maka Tak Cinta

Previous
Next Post »