Dunia Sekadarnya Saja

Dunia ini begitu rendah nilainya dan terlaknat di Sisi Allah jika hanya digunakan untuk kese­nangan. Ia hanya berarti jika digunakan untuk mencapai keridhaan Allah. Lantar­an itu, jangan terpukau oleh dunia. Cu­kuplah menikmatinya sekadarnya dan jadikan ia sebagai batu loncatan untuk menggapai keridhaan Tuhan.

Berkaitan dengan itu, marilah kita per­hatikan beberapa hadits yang menje­laskan  hal tersebut.

Dari Sahl bin Sa‘d As-Sa‘idi RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Andaikan dunia ini senilai dengan sayap nyamuk di Sisi Allah, Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walaupun seteguk air’.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi). Hadits di atas diriwayatkan At-Tirmidzi dalam kitab Zuhud bab Hinanya Dunia bagi Allah Azza wa Jalla.

Hadits ini menggambarkan kehinaan orang kafir di sisi Allah, sehingga kelak mereka akan jatuh dalam kehinaan di akhirat. Karena hinanya, dunia ini tidak punya nilai dan martabat jika menjadi tujuan hidup seseorang. Dunia ini baru ada nilainya jika dijadikan seseorang sebagai jalan menuju akhirat dan ladang untuk beramal kebaikan. Itulah sejatinya nilai dunia bagi seorang muslim.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Aku  mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu terkutuk. Apa yang ada di dalam dunia itu terkutuk, kecuali berdzikir kepada Allah dan semisalnya serta orang yang berilmu dan orang yang belajar’.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi). Hadits ini diriwayatkan At-Tirmidzi dalam kitab dan bab yang sama dengan hadits sebelumnya.

Dunia ini sangat rendah nilainya, dan apa yang ada di dalamnya, seperti harta, perhiasan, dan kemewahan serta ke­inginan-keinginan yang meninabobokan orang dari jati dirinya, juga bernilai ren­dah. Hal-hal itulah yang menjauhkan orang dari Tuhannya sehingga menjadi sesuatu yang terlaknat.

Namun tidak semua yang ada di dunia ini dilaknat. Yang tidak dilaknat adalah orang yang berilmu dan orang yang belajar. Semua ilmu yang men­jadi­kan diri seorang alim dan pelajar se­makin dekat dalam memperoleh keridha­an Allah dan bermanfaat bagi hamba-hamba Allah yang lainnya, itu mulia. Ketika segala sesuatu di dunia ini begitu hina dan rendah, orang yang berilmu dan belajar ilmu telah menyumbangkan ke­ilmuannya untuk mengangkat harkat de­rajat manusia dan menyadarkan mereka tentang hakikat hidup. Dengan demikian, mereka mengemban tugas seperti tugas kenabian. Hadits ini juga merupakan gambaran tentang kemuliaan dan ke­utamaan orang yang berilmu dan belajar.

Dari Abdullah bin Mas‘ud RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah kalian menumpuk kekayaan, karena hal itu akan mengakibatkan kalian mencintai dunia’.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi). Hadits ini diriwayatkan At-Tirmidzi dalam kitab Zuhud bab Jangan­lah Kalian Menumpuk Harta... (dan seterusnya).

Hadits ini melarang manusia untuk menumpuk dan menimbun kekayaan, dan agar berpaling darinya, karena perbuatan itu dapat membuat manusia lengah akan jati dirinya di hadapan Allah Ta‘ala, yang menciptakannya. Sejarah kehidupan banyak membuktikan hal itu. Adapun bila mencari harta kekayaan dunia sekadar kebutuhan hidupnya, hal demikian tidak mengapa.

Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-Ash RA, ia berkata, “Rasulullah SAW berja­lan melewati kami, sedangkan kami te­ngah memperbaiki rumah kami. Beliau bertanya, ‘Apa yang kalian kerjakan?’ Kami menjawab, ‘Rumah kami ini hampir roboh, maka kami memperbaiki­nya.’ Lalu beliau bersabda, ‘Tidak aku lihat sesuatu yang lebih cepat kecuali ajal kita lebih cepat dari itu’.” (Diriwayatkan Abu Dawud dan At-Tirmidzi). Hadits ini diriwayatkan At-Tirmidzi dalam kitab Zuhud, sedangkan Abu Dawud meriwayatkannya dalam kitab Adab bab Membuat Bangunan.

Hendaklah manusia meletakkan ke­matian di hadapan kedua belah matanya dan berkeyakinan bahwa maut adalah sesuatu yang paling dekat dengan diri­nya. Bangunan rumah, yang notabene buatan manusia, sewaktu-waktu bisa roboh, sebagaimana jasad manusia yang tidak bisa diprediksikan akan roboh ketika ruh meninggalkannya. Karena­nya, perumpamaan yang Nabi SAW gambarkan, ajal lebih cepat ketimbang bangunan rumah yang akan roboh.

Wallahu a‘lam. Wassalam

sumber: Zawiyah alKisah



Baca juga:
Takdir Allah SWT
Takdir Baik dan Takdir Buruk Telah Ditetapkan Allah
- Syurga

Previous
Next Post »