"Hendaknya manusia, terutama kaum muslimin, mengambil pelajaran dari kisah umat-umat terdahulu"
Salah satu ciri seorang mukmin, sebagaimana yang digambarkan oleh Sayyidina Rasulullah Nabi Muhammad S.a.w dalam haditsnya, adalah Sabar. Suatu sifat yang sangat penting, karena dengan sabar seseorang dapat mengatasi banyak persoalan-persoalan dalam hidupnya.
Dalam kajian berikut ini kita akan menyimak beberapa hadits Nabi S.a.w yang berkaitan dengan masalah sabar dan hal-hal yang berhubungan dengannya.
Salah satu ciri seorang mukmin, sebagaimana yang digambarkan oleh Sayyidina Rasulullah Nabi Muhammad S.a.w dalam haditsnya, adalah Sabar. Suatu sifat yang sangat penting, karena dengan sabar seseorang dapat mengatasi banyak persoalan-persoalan dalam hidupnya.
Dalam kajian berikut ini kita akan menyimak beberapa hadits Nabi S.a.w yang berkaitan dengan masalah sabar dan hal-hal yang berhubungan dengannya.
Dari Abu Sa‘id Al-Khudri R.a, dari Nabi S.a.w, Beliau bersabda; “Sesungguhnya dunia itu sangat manis dan indah. Dan sesungguhnya Allah menyerahkannya kepada kalian lalu Dia memperhatikan apa yang kalian perbuat. Takutlah tentang dunia dan takutlah tentang wanita, karena sesungguhnya yang pertama kali menjadi fitnah yang menimpa Bani Israil adalah wanita.”. (Diriwayatkan Muslim).
Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Pembebasan bab Penduduk Surga Paling Banyak ialah Orang Miskin dan Penduduk Neraka Paling Banyak ialah Perempuan, dan Penjelasan tentang Fitnah Perempuan.
Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Pembebasan bab Penduduk Surga Paling Banyak ialah Orang Miskin dan Penduduk Neraka Paling Banyak ialah Perempuan, dan Penjelasan tentang Fitnah Perempuan.
Syarah Hadits
Dunia ibarat buah-buahan yang sangat manis rasanya dan elok menyegarkan mata jika dipandang, sehingga membuat manusia tergiur untuk menikmatinya. Yang dimaksud takut terhadap dunia adalah takut dari godaan-godaan duniawi, sedangkan takut terhadap wanita yakni takut terhadap fitnah atau cobaan dari wanita. Fitnah di sini memiliki makna yang banyak, seperti kesesatan, ujian, dan kekaguman kepada sesuatu yang kemudian membuat lalai dari perbuatan taqwa yang sesungguhnya.
Hadits di atas mengandung beberapa pelajaran:
1). Allah mewariskan dunia ini kepada manusia, bukan makhluk-Nya yang lain, untuk dikelola. Allah Ta‘ala menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi dan Dia mengawasi mereka dalam mengelola dunia.
1). Allah mewariskan dunia ini kepada manusia, bukan makhluk-Nya yang lain, untuk dikelola. Allah Ta‘ala menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi dan Dia mengawasi mereka dalam mengelola dunia.
2). Salah satu hal yang terpenting untuk diperhatikan dalam mengelola dunia adalah godaan-godaan duniawi, seperti takhta, harta, wanita. Berkait dengan wanita, hendaknya mewaspadai godaan wanita, dengan cara menjauhi sebab-sebab langsung yang dapat menjerumuskannya dalam api syahwat.
3). Hendaknya manusia, terutama kaum muslimin, mengambil pelajaran dari kisah umat-umat terdahulu, seperti fitnah yang menimpa Bani Israil.
Dalam kitab Syarh Al-Anwar As-Saniyyah, fitnah atas Bani Israil ini dikisahkan menimpa Harut dan Marut. Keduanya teperdaya oleh kecantikan dan kemolekan seorang wanita Bani Israil yang membuat keduanya tergoda. Begitu pula kisah Bal‘am bin Ba‘ura, yang kehidupannya hancur lantaran tunduk dan menurut pada kemauan istrinya. Serta banyak kisah tentang kehidupan orang-orang terkemuka yang kemudian hancur lantaran wanita.
Dari Abu Umamah Shudayy bin ‘Ajlan Al-Bahili R.a, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah S.a.w berkhutbah pada Haji Wada, Beliau S.a.w berkata; ‘Bertaqwalah kalian kepada Allah, dirikan shalat lima waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat harta, dan taatlah kepada pemimpin, niscaya kalian masuk surga Tuhan kalian'.”. (Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Hadits di atas diriwayatkan At-Tirmidzi dalam kitab Shalat Jum’at.
Syarah Hadits
Periwayat hadits ini, yakni Abu Umamah, sepanjang hidupnya meriwayatkan dua ratus lima puluh buah hadits. Menjelang akhir hayatnya, ia tinggal di Himsh, Syam (Syiria). Ia wafat di sana pada tahun 86 H/705 M. Ia adalah seorang sahabat yang wafat paling akhir di Syam.
Hadits ini mengutarakan lima hal yang dapat memasukkan orang yang mengamalkannya ke dalam surga. Yakni bertaqwa, mendirikan shalat lima waktu, berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, membayar zakat dari harta yang dimilikinya, dan taat kepada pemimpin selama pemimpin itu tidak menyuruh bermaksiat kepada Allah Ta’ala.
Kehidupan yang dialami seseorang kelak di akhirat, tidak akan berjaya bilamana kehidupan di dunia tidak diisi dengan lima hal tersebut. Berbagai macam bentuk godaan duniawi dapat ditepis dengan amal-amal kebajikan yang bermuara kepada bentuk ketaqwaan seperti tersebut di dalam hadits di atas.
Dari Abu Sa‘id Sa‘d bin Malik bin Sinan Al-Khudri R.a bahwasanya ada beberapa orang sahabat Anshar meminta kepada Rasulullah S.a.w, maka Beliau memberinya. Kemudian mereka meminta lagi dan Beliau pun memberinya, hingga habislah apa yang ada pada Beliau. Ketika Beliau memberikan semua apa yang ada di tangannya, Beliau bersabda kepada mereka, “Apa pun kebaikan yang ada padaku tidak akan aku sembunyikan dari kamu sekalian. Barang siapa menjaga kehormatan dirinya, Allah akan menjaganya. Barang siapa menyabarkan dirinya, Allah pun akan memberikan kesabaran padanya. Dan seseorang itu tidak akan mendapatkan anugerah yang lebih baik dan lebih lapang melebihi kesabaran.”. (Muttafaq ‘Alaih).
Hadits di atas diriwayatkan Al-Bukhari dalam bab Menjaga Kehormatan Diri dari Meminta-minta. Sedangkan Imam Muslim pada bab Keutamaan Menjaga Kehormatan Diri dan Bersabar.
Syarah Hadits
Hadits di atas mengandung beberapa petikan pelajaran.
1). Kemuliaan hati Nabi Muhammad S.a.w yang tak pernah menolak jika orang meminta sesuatu yang dimilikinya.
1). Kemuliaan hati Nabi Muhammad S.a.w yang tak pernah menolak jika orang meminta sesuatu yang dimilikinya.
2). Orang yang kaya adalah yang kaya hati dan jiwanya, bukan harta yang berlimpah, sehingga orang tersebut menjaga kehormatan diri (‘iffah) dan senantiasa merasa cukup dengan apa yang telah diperolehnya (qana’ah).
3). Kemuliaan akhlaq dan keluhuran sifat dapat diperoleh bila seseorang memiliki sifat sabar. Sabar dari segala hal yang memberatkan hidup semata-mata karena taat kepada Allah S.w.t.
Dalam suatu hadits lain yang diriwayatkan Imam Ad-Dailami dari Anas bin Malik R.a, Rasulullah S.a.w bersabda, “Kesabaran adalah setengah dari iman.”. Menurut pengarang kitab Faydh al-Qadir, Imam Al-Marawi; "Iman seseorang boleh jadi hanya pada dua hal, (yaitu) keridhaan dan kesabaran. Ia ridha untuk menjalankan perintah Allah yang dalam pandangannya terasa memberatkan dirinya, dan sabar untuk menjauhkan larangan Allah yang membatasi keinginan hawa nafsunya".
Wallahu a`lam.
~ alKisah ~
EmoticonEmoticon