Mewaspadai Riya’

"Sifat riya' sangat halus menyusup ke dalam hati manusia, tanpa disadari sama sekali oleh pelakunya"

Rasulullah S.a.w bersabda; "Suatu hal yang mengkhawatirkan aku atas kalian adalah syirik kecil", para sahabat bertanya; "Apa syirik yang kecil itu, wahai Rasulullah?", Nabl S.a.w rnenjawab; "Rlya' (pamer)".

Setelah kita.membaca hadits di atas seolah-olah kita dibangunkan dengan tusukan jarum yang menusuk tubuh kita dengan sangat dalam. Setiap waktu tentunya kita berusaha agar bisa lebih selalu dekat dengari Allah S.w.t, melalui berbagai amalan-amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah S.a.w, namun pada saat yang bersamaan pula hati kita sering lengah dari niat yang hanya mengharap ridha Allah S.w.t. Bisikan halus seperti riya', sum'ah (ingin dikenal), sombong, dan mencari keuntungan duniawi menyusup ke dalam hati kita, sehingga bercampur dengan niat tulus kita. Sehingga rusaklah niat yang pada mulanya tulus itu, dan kalau niat sudah rusak maka amalan yang kita lakukan pun akan rusak pula, sia-sia, tak bermanfaat bagi kita.

Seorang ulama ahli hikmah menyatakan: "Barang siapa melakukan 7 perkara, tetapi meninggalkan 7 perkara, maka ia tidak akan mendapatkan manfaat dari apa yang ia lakukan". 7 perkara tersebut adalah:

1). Beramal dengan rasa takut pada Allah, tetapi tidak meninggalkan hal-hal yang dilarang Allah.
2). Mengharap pahala dari Allah, tetapi tidak melakukan amalan yang diridhai Allah.
3). Berniat untuk taat dan melakukan kebajikan, tetapi tidak mewujudkan niatnya dengan perbuatan.
4). Berdoa, tetapi tidak berusaha (ikhtiar).
5). Istighfar, memohon ampun pada Allah, tetapi tidak menyesali perbuatan dosanya.
6). Sibuk memperbaiki perbuatan yang dzahir (yang dilihat manusia), tetapi lupa dengan perbuatan yang bathin (niat).
7). Bersungguh-sungguh dalarn beramal kebajikan, tetapi megharapkan tujuan selain Allah S.w.t.

Rasulullah S.a.w mengingatkan agar setiap muslim betul-betul takut (mewaspadai) terhadap perbuatan riya' (syirik kecil), karena perbuatan riya' ini sangat halus, jauh lebih halus dari pada jalannya seekor semut, sehingga sulit bagi manusia untuk mengetahui (menyadari) apakah perbuatan yang dikerjakannya itu benar-benar ikhlas, yakni murni terbebas atau selamat dari campuran sifat riya'.

Karena begitu halusnya syirik kecil (riya') ini menyusup dalam hati, maka ada sahabat yang bertanya bagaimana.mengatasinya, Rasulullah S.a.w kemudian memberi petunjuk pada kita, agar membaca doa seperti berikut, (yang artinya):

"Wahai Tuhan kami, sungguh kami berlindung kepada Engkau, agar kami tidak menyekutukan Engkau dalam keadaan kami sadar dan kami meminta ampun kepada engkau karena hal-hal yang tidak kami sadari".

Dengan doa ini semoga kita dan seluruh keluarga kita akan diselamatkan oleh Allah S.w.t dari perbuatan riya', yang kita sadari ataupun yang tidak. Aamiin

~ Al Habib Hasan Al Jufri ~

Majelis Ta'lim An-Nur, Semarang
Previous
Next Post »