Mentalitas Kaum Bani Israil

"Mereka berpura-pura menyembah kepada Allah S.W.T dengah melakukan sujud yang tidak menunjukkan rasa ikhlas"

Allah S.W.T berfirman dalam surat AI Baqarah: 63: "Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat gunung (tur sayna) di atasmu (seraya Kami berfirman) peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya agar kamu bertaqwa.".

Pada ayat ini Allah S.W.T masih membahas perilaku pemula-pemula (kakek buyut) bani Israil yang khususnya yang mereka hidup satu zaman dengan Nabi Musa A.s. Mereka sangat tidak mempedulikan ajaran agama Nabi Musa A.s. Mereka sudah jelas ditunjukkan jalan untuk menuju kebahagian yang abadi, menjadi orang yang bertaqwa, namun mereka tetap berpaling, tidak mau tunduk dan bersujud pada Allah S.W.T. Bahkan mereka sudah diancam dengan diangkatnya gunung tur sayna yang akan ditimpakan pada mereka jika mereka tidak mau (mentaati) pada ikatan perjanjian antara mereka dengan (aturan hukum agama) Allah S.W.T.

Setelah mereka tahu akan ditirnpakan jika tidak mau menyembah pada Allah S.W.T, akhirnya mereka berpura-pura menyembah pada Allah S.W.T dengah melakukan sujud yang tidak menunjukkan rasa ikhlas dan jauh dari sikap tawadlu' (merendah) pada Allah S.W.T. Mereka melakukan sujud dengan posisi kepala miring, yaitu bertumpu pada satu sisi, salah satu telinga di atas dan satunya lagi di bawah. Inilah mental kaum bani Israil yang sampai saat ini masih kita temui, yaitu mereka tidak mau taat pada peraturan, kecuali jika benar-benar hukuman atau siksaan terlebih dahulu. Andai kata melakukan peraturan, itu pun mereka hanya berpura-pura, asal-asalan dan tidak ikhlas.

Semoga kita dan seluruh kaum muslimin dijaga Allah S.W.T, dari rendahnya mentalitas Bani Israil.

Perjanjian antara mereka dengan Allah S.W.T bisa kita jumpai di surat Al Baqarah ayat 83-84 dan surat An Nisa' ayat 154. Pada ayat selanjutnya, surat Al Baqarah: 64, Allah S.W.T berfirman: "Kemudian kamu berpaling (setelah adanya perjanjian) itu, maka kalau tidak ada karunia Allah S.W.T dan rahmat-Nya atasmu niscaya kamu tergolong orang-orang yang merugi".

Inilah bukti dari kekuasaan rahmat Allah S.W.T dan keagungan karunia-Nya. Bani israil yang selalu berpaling dari perintah-perintah Allah S.W.T, menghina dan meremehkan Nabinya, tidak langsung disiksa pada saat juga, sebagaimana siksaan yang terjadi pada umat Nabi terdahulu. Mereka masih diberi waktu untuk bertaubat, kembali pada Allah S.W.T.

Penangguhan adzab ini merupakan anugrah yang sangat besar bagi mereka yang mau menggunakan akal fikirannya. Kita sebagaimana umat Nabi Muhammad S.A.W, pemimpin dari semua Nabi dan Rasul, sudah seharusnya bersyukur pada Allah S.W.T dan Nabi S.A.W, yaitu dengan menaati apapun yang diperintahkan Allah S.W.T dan Rasul-Nya kepada kita. Allah S.W.T tidak langsung menurunkan adzab di waktu kita bermaksiat kepada-Nya, dipermudah dalam menjalankan ajaran agama sesuai kemampuan kita, dibentangkan seluas-luasnya "pundi-pundi" pahala untuk mempermudah mendapat ridha-Nya, dijadikan sebagai sebagai umat yang paling mulia dari seluruh umat karena mempunyai Nabi yang paling mulia dari semua Nabi, Rasulullah Muhammad S.A.W.

Semoga Allah S.W.T selalu memberikan inayah, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga Kita bisa menjalani kehidupan ini denqan hati yang penuh rasa syukur. Amin.

~ Al Habib Ghozy Bin Syihab ~

Sumber: Bulletin Da'wah Majelis Ta'lim An-Nur, Semarang
Previous
Next Post »