Hak Nabi S.A.W atas Ummatnya

"Seseorang akan mulia dan diangkat derajatnya bila dia mencintai Nabi Muhammad S.A.W dan Membela Agamanya"

Ibadah di bulan Ramadhan diberi hadiah berupa kelipatan pahala yang sangat besar yang hanya Allah Yang Maha Mengetahui kelipatannya. Bulan Sya'ban adalah bulan kehormatan Nabi S.a.w, Beliau bersabda, "Rajab adalah bulan Allah, Sya`ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.".

Dalam kaitannya dengan hal itu, kita harus mengetahui hak Nabi Muhamad S.a.w. Bila ditanya "Apa hak Nabi S.a.w atas umatnya?", jawabannya di antaranya, "Kita mengikuti sunnahnya, menolong agamanya, memperjuangkan syari'atnya, cinta yang sempurna kepadanya, menghormati dan mengagungkannya, memperbanyak shalawat kepadanya". Mengapa kita harus mengagungkan Nabi? Karena Nabi adalah makhluk yang paling diagungkan oleh Allah S.w.t. Mengapa kita harus memuliakan Nabi? Karena Nabi adalah makhluk yang paling dimuliakan oleh Allah S.w.t. Mengapa kita harus banyak menyanjung Nabi? Karena Nabi adalah makhluk yang paling disanjung dan dipuji oleh Allah S.w.t.

Suatu kondisi yang sangat memprihatinkan bila umat jauh dari mengenal Nabi S.a.w. Bahkan lebih memprihatinkan lagi, mereka mengikuti orang-orang yang jauh dari Nabi, bahkan orang-orang yang memusuhi Nabi Muhammad S.a.w, dari kalangan yahudi dan nasrani.

Kita harus cemburu besar kepada Nabi S.a.w, karena Beliau adalah orang yang paling dicemburui oleh Allah S.w.t. Seseorang akan mulia dan diangkat derajatnya bila dia mencintai Nabi S.a.w dan Membela Agamanya.

Di antara hak Nabi S.a.w kepada kita, umat Beliau, adalah membela agamanya. Habib Zein bin Semith dalam kitab Al-Ajwibah Al-Ghaliyah fi Aqidah Firqah An-Najiyah menjelaskan bagaiamana agungnya nikmat Islam. Ia berkata, "Andaikan seorang hamba yang diberi usia yang panjang oleh Allah S.w.t bersembah sujud kepada Allah di atas bara api semenjak diciptakan dunia hingga berakhir, tidaklah hal itu dapat menunaikan hak nikmat Islam yang dikaruniakan oleh Allah S.w.t kepadanya.".

Alhamdulillah, kita, umat Rasulullah S.a.w, diberi usia yang singkat untuk tidak banyak digunakan dalam maksiat. Kita diberi umur yang singkat, untuk dilebihkan dan dilipatgandakan amal ibadah kita.

Rasulullah S.a.w bersabda, "Barang siapa berbuat satu kebajikan, akan mendapat sepuluh kali lipat kebajikan sepertinya.". Ibadah di bulan-bulan biasa akan dilipatgandakan 10 kali lipat, di bulan Rajab 70 kali lipat, di bulan Sya`ban 700 kali lipat, dan di bulan Ramadhan diberi hadiah berupa kelipatan pahala yang sangat besar, yang hanya Allah Yang Maha Mengetahui kelipatannya.

Di bulan Sya'ban yang agung, Nabi S.a.w sangat banyak berpuasa. Sayyidah Aisyah R.a pernah ditanya apakah Nabi berpuasa di bulan Sya`ban?, ia menjawab, "Seakan-akan Nabi tidak pernah batal puasanya (selalu berpuasa).". Kemudian ditanya lagi apakah Nabi pernah tidak berpuasa?, ia menjawab, "Seakan-akan Nabi tidak pernah berpuasa di bulan ini.".

Maknanya, Nabi sangat mengagungkan bulan Sya`ban dengan memperbanyak puasa di dalamnya. Bila berpuasa, seakan-akan beliau tidak pernah meninggalkan satu hari pun, sehingga seakan-akan menjadi satu kewajiban bagi dirinya. Akan tetapi, bila tidak berpuasa, seolah-olah Beliau sama sekali tidak berpuasa di bulan ini. Hal ini agar tidak menjadi kewajiban bagi umatnya.

Hendaklah kita mengisi hari-hari di bulan agung ini dengan memperbanyak puasa dan bershalawat kepada Nabi S.a.w. Rasulullah telah diberi keutamaan yang luar biasa yang tidak diberikan kepada makhluk sebelum ataupun sesudah Beliau. Oleh sebab itu kita wajib bersyukur kepada Allah S.w.t karena dijadikan umat Nabi Muhammad S.a.w, karena para nabi sangat cemburu untuk bertemu Nabi Muhammad S.a.w, ingin menjadi umat Beliau. Kita tidak pernah meminta atau merengek untuk menjadi umat Nabi, tapi kita telah dimuliakan dengan dijadikan sebagai umat Nabi Muhammad S.a.w. Maka kita harus menjaga kehormatan dan kemulian yang telah Allah S.w.t berikan ini.

Allah S.w.t berfirman, "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti akan Aku tambahkan (nikmat-Ku) kepada kalian; tapi jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.". (QS Ibrahim [14]: 7).

~ Tausiyah Al Habib Salim bin Umar Al-Hamid ~

Previous
Next Post »