Lailatul Qadr

"Malam itu lebih baik dari seribu bulan"

Allah S.w.t telah memberikan banyak keistimewaan kepada ummat Nabi Muhammad S.a.w, diantaranya dengan mengutus seorang utusan Pilihan-Nya dan menurunkan Kitab pedoman dan tuntunan hidup untuk menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat yang diturunkan pada malam penuh berkah. Malam yang terbaik dan istimewa dibanding malam-malam lainnya. Malam yang apabila seorang hamba beribadah di malam itu lebih baik dari seribu bulan (83 tahun, lebih 4 bulan) ialah malam Lailatul Qadr, sebagaimana firman Allah S.w.t, yang artinya:

"Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Lailatul qadr. Dan tahukah kamu apakah Lailatul qadr itu? Lailatul qadr itu lebih baik dari seribu bulan. Malaikat dan Ruh (Jibril) turun padanya dengan izin Tuhan-Nya membawa segala perintah. Sejahteralah malam itu sampai terbit fajar.". (QS. Al-Qadr).

Dan dalam surat al-Dukhan; "Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam yang diberkati, sesungguhnya kami adalah memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan setiap urusan yang bijaksana.". (QS. Ad-Dukhan: 3 - 4).

Asal Mula Nama Lailatul Qadr

Sesuai firman Allah S.w.t dalam surat al-Qadr di atas, Allah menyebutnya dengan malam Lailatul Qadr karena keagungan dan kemuliaan malam itu di sisi Pencipta-Nya. Malam itu banyak dosa-dosa yang terampuni dan kesalahan-kesalahan tertutupi sebab malam itu adalah malam pengampunan, seperti dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah R.a, Barang siapa terjaga (ibadah malam) di malam Lailatul Qadr dengan rasa iman dan mengharap ampunan, maka diampuni semua dosa yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim).

Tanda-tanda Lailatul Qadr

Ada tiga hadits shahih tentang keterangan tanda-tanda lailatul qadr.

1). Diriwayatkan dari Ubay Bin Ka'ab R.a. Rasulullah S.a.w, bersabda: "Salah satu tanda malam Lailatul Qadr adalah terbit matahari di pagi harinya tanpa ada pancaran sinar seperti biasanya (agak redup bersahaja)". (HR. Muslim).

2). Diriwayatkan dari Ibnu Abbas R.a, Rasulullah S.a.w bersabda: "Lailatul Qadr adalah malam yang tenang dan sedang, tidak panas dan tidak pula dingin dan pada pagi harinya matahari terbit berwarna merah redup". (Shahih Ibnu Huzaimah dan Musnad at-Toyalisi).

3). Diriwayatkan dari Watsilah bin al-Asqa' R.a, Rasulullah S.a.w bersabda: "Lailatul Qadr adalah malam yang terang, tidak dingin dan tidak panas, tidak ada bintang beterbangan yang ditugasi memburu syetan pengintai (seperti meteor)". (HR. at-Tabrani).

Tidak sayogyanya bagi seseorang yang mendapati suatu malam seperti tanda-tanda lalilatul qadr dan terjaga pada malam itu merasa dirinya telah memperoleh dan mendapatinya, sebab yang menjadi tolak ukur adalah dengan bersungguh-sungguh dan ikhlas baik tahu (malam itu adalah malam lailatul qadr) atau tidak. Yang perlu diingat adalah bahwa sebagian orang yang justru tidak mengetahuinya dan bersungguh-sungguh serta ikhlas itu lebih mulia derajatnya di sisi Allah S.w.t dibanding dengan orang yang mengetahuinya.

Keistimewaan Lailatul Qadr

1. Pada malam itu diturunkannya al-Qur'an (seperti dijelaskan di atas), Ibnu Abbas berkata; Allah S.w.t menurunkan al-Qur'an dalam satu kali penurunan dari Lauh Mahfudz ke-Bait al-Izzah dari langit bumi, kemudian diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan kejadian selama 23 tahun kepada Rasulullah S.a.w. (Tafsir Ibnu Katsir 4/529).

2. Malam yang  lebih baik dari seribu bulan, Lailatul Qadr itu lebih baik dari seribu bulan. (QS al-Qadr: 3).

3. Malam yang diberkati, Sesungguhnya kami menurunkannya di malam yang diberkati. (QS at-Dukhan: 3).

4. Malam itu Malaikat dan Ruh (Jibril A.s) turun kebumi karena terdapat banyak rahmat dan berkah, Malaikat itu turun bersama dengan turunnya berkah dan rahmat seperti ketika ayat al-Qur'an dibaca. Mereka ikut berkumpul di majelis dzikir dan merebahkan sayapnya hormat kepada pelajar agama.

5. Dimalam itu penuh kesejahteraan dan kedaimaian, syetan tidak kuasa berbuat kejahatan atau menyakiti manusia, sebagaimana dikatakan Mujahid "dan pada malam itu, selamat dari adzab dan siksa disebabkan ketaatan seorang hamba kepada sang pencipta".

6. Dijelaskan bahwa malam itu dijelaskan setiap urusan yang bijaksana, pada malam itu dijelaskan setiap urusan yang bijaksana (QS at-Dukhan: 4). Yang dimaksud adalah, Menerangkan dari Lauh Mahfudz kepada malaikat penulis di langit bumi tentang sunnatullah (ketentuan Allah) seperti ajal, rezeki dan lainnya. Setiap urusan tidak berubah malainkan sudah ditulis dan ditentukan. Hanya saja urusan-urusan yang akan terjadi itu diperlihatkan kepada Malaikat dan diperintahkan agar mereka mengerjakan aktifitasnya masing-masing. (Syarh Shahih Muslim).

7. Allah S.w.t mengampuni dosa-dosa yang telah lalu bagi orang yang beribadah kepada-Nya dengan penuh keimanan dan mengharap ampunan, seperti dalam hadits yang diriwayatkan dari Abi Hurairah R.a. Barang siapa puasa dibulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap ampunan Allah S.w.t, maka, akan diampuni dosanya yang telah lalu, dan barang siapa yang terjaga (ibadah malam) dimalam lailatul qadr dengan penuh keimanan dan dan mengharap ampunan, maka, akan diampuni dosanya yang telah lalu. (Muttafaqun 'alaih). Kalimat Imanan wahtisaban dalam hadits yang dimaksud adalah percaya dengan semua janji Allah akan semua pahala yang telah dijanjikannya dengan niat ikhlas karena Allah S.w.t bukan riya' dan lainnya.

8. I'tikaf (berdiam diri didalam masjid) di malam itu, akan diberikan keutamaan yang lebih dari pada I'tikaf dihari-hari biasa. Nabi Muhammad S.a.w beri'tikaf sepuluh hari-sepuluh hari pada bulan Ramadhan seperti dalam hadits dari Abi Said bahwa Rasulullah S.a.w, beri'tikaf pada sepuluh awal dari bulan Ramadhan, lalu sepuluh kedua. Dikabarkan bahwa beliau sedang mencari lailatul qadr, dan diperlihatkan pada sepuluh terakhir dari bulan Ramadan. Oleh karenanya nabi selalu I'tikaf setiap sepuluh terakhir seperti diriwayatkan Aisyah R.a. Rasulullah S.a.w, selalu I'tikaf pada sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan sampai akhir hayatnya. Setelah beliau wafat kemudian diikuti oleh istri-istrinya (HR. Bukhari Muslim).

Disunnahkan agar mencari lailatul qadr pada sepuluh terakhir seperti dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abi Said al-Khudry, bahwa Rasulullah S.a.w, beri'tikaf pada sepuluh awal dan kedua bulan Ramadhan di Kubbah Turkiyah (bangunan yang berbentuk lingkaran), dipintu kubbah itu terdapat tirai, lalu Beliau mengambil dan menyingkirkannya kesamping kubbah, lalu melongokkan kepalanya memanggil orang yang berada disekitarnya, mereka pun mendekat. didepan mereka beliau bersabda, sesungguhnya Aku beri'tikaf pada sepuluh awal Ramadhan mencari malam ini (lailatul qadr), dan Aku beri'tikaf sepuluh kedua lalu Aku diberitahu bahwa malam itu (lailatul qadr) berada pada sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan. Barang siapa ingin beri'tikaf, maka, beri'tikaflah sekarang, kemudian mereka beri'tikaf bersamanya, lalu Beliau bersabda, Aku diberitahukan bahwa lailatul qadr jatuh pada malam ganjil, dan Aku bersujud pada pagi harinya di atas tanah yang becek. ternyata malam itu malam yang ke-21 Beliau beribadah malam sampai datang waktu shubuh, hujan turun hingga menggenangi masjid. Setelah selesai shalat shubuh Beliau keluar masjid, saya (Abu Said al-Khudry) melihat di dahi dan ujung hidung Rasulullah ada lumpur bekas sujud, ini terjadi pada malam 21 Ramadhan. (HR. Muslim)

Ada riwayat lain yang mengatakan kejadian itu (turunnya hujan) di malam ke-23 (HR. Muttafaqun 'alaih). Selain riwayat di atas, ada satu riwayat dari Ibnu Abbas R.a. Yang mengatakan bahwa Rasulullah S.a.w bersabda, bersungguh-sungguhlah dalam mencari lailatul qadr pada sepuluh terakhir ketika Ramadhan tinggal 9 hari (malam 21), 7 hari (malam 23) 5 hari (malam 25). (HR. Bukhari).

Berdasarkan hadits-hadits di atas dapat disimpulkan bahwa lailatul qadr kemungkinan besar jatuh pada malam sepuluh terakhir, terutama malam ganjil, seperti riwayat Aisyah R.a, Rasulullah S.a.w bersabda, "Bersungguh-sungguhlah dalam mencari lailatul qadr pada sepuluh terakhir dimalam ganjil". Dan riwayat Ibnu Umar R.a, menjelaskan bahwa sekelompok orang dari Sahabat Nabi Muhammad S.a.w. Diberitahu lailatul qadr dalam mimpi pada malam ke-27, maka Rasulullah bersabda, Aku melihat mimpi kalian itu benar, lailatul qadr jatuh pada malam ke-27, maka barang siapa bersungguh-sungguh mencari mendapatkannya maka bersungguh-sungguhlah mencarinya di malam 27. (HR. Bukhari Muslim). Dan masih banyak hadits-hadits lainnya.

Do'a Lailatul Qadr

Dari Sayyidah Aisyah R.a, berkata; "Wahai Rasulullah jika aku mendapati lailatul qadr apa yang harus aku baca pada malam itu?", Rasulullah S.a.w lalu menjawab; "Bacalah Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni" (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun. Engkau menyukai pengampunan, maka ampunilah aku).

Allahuma Shalli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa 'Ala Alihi Washahbihi Wasallim

Wassalam

Previous
Next Post »