"Orang yang bersabar itu adalah orang yang ditimpa kezhaliman lalu ia menahan kepedihan penderitaannya dan tidak menyimpan dendam sedikit pun kepada orang yang menzhaliminya, bahkan ia memaafkannya"
Dari Abi Kabsyah Umar bin Sa‘d Al-Anmari R.A, bahwasanya ia mendengar Rasulullah S.A.W bersabda:
“Tiga hal yang akan aku sampaikan kepada kalian dan hendaklah kalian menjaganya baik-baik:
Harta seseorang tidak akan berkurang lantaran sedekah; seseorang yang dizhalimi lalu ia bersabar, niscaya Allah akan membalasnya dengan kemuliaan; dan seseorang yang membuka pintu bagi peminta-minta, niscaya Allah akan bukakan (bebaskan) pintu kefakiran atau semacamnya.
“Tiga hal yang akan aku sampaikan kepada kalian dan hendaklah kalian menjaganya baik-baik:
Harta seseorang tidak akan berkurang lantaran sedekah; seseorang yang dizhalimi lalu ia bersabar, niscaya Allah akan membalasnya dengan kemuliaan; dan seseorang yang membuka pintu bagi peminta-minta, niscaya Allah akan bukakan (bebaskan) pintu kefakiran atau semacamnya.
Dan aku sampaikan satu hal dan hendaklah kalian menjaganya baik-baik, (Beliau S.A.W berkata): Sesungguhnya di dunia ini ada empat macam orang:
Orang yang diberikan rizqi (harta) dan ilmu oleh Allah S.W.T lalu ia bertaqwa kepada Tuhannya, menyambung silaturahim, dan tahu bahwa Allah punya hak padanya, orang ini berada pada kedudukan yang paling utama;
Orang yang Allah karuniakan ilmu tanpa harta lalu ia meluruskan niatnya dengan berkata ‘Andai aku memiliki harta, niscaya akan aku pergunakan untuk amal baik, sebagaimana si Fulan gunakan beramal baik’, dan karena niatnya ia memperoleh pahala sebagaimana orang yang beramal baik itu.
Orang yang dikaruniai harta tanpa ilmu dan ia berbuat semena-mena dengan hartanya, tidak takut kepada Tuhannya, tidak menyambung silaturahim, dan tidak tahu bahwa Allah punya hak atasnya, orang semacam ini berada pada kedudukan paling hina;
dan orang yang tidak dikaruniai harta dan ilmu dan berkata ‘Andaikan aku punya harta, niscaya aku akan berbuat seperti si Fulan (orang yang tipe ke-tiga)’, dan karena niatnya ia akan mendapatkan dosa seperti dosa orang yang berbuat seperti itu.”. (Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam kitab Zuhud bab tentang Perumpamaan Dunia dengan Empat Macam Orang.
Orang yang diberikan rizqi (harta) dan ilmu oleh Allah S.W.T lalu ia bertaqwa kepada Tuhannya, menyambung silaturahim, dan tahu bahwa Allah punya hak padanya, orang ini berada pada kedudukan yang paling utama;
Orang yang Allah karuniakan ilmu tanpa harta lalu ia meluruskan niatnya dengan berkata ‘Andai aku memiliki harta, niscaya akan aku pergunakan untuk amal baik, sebagaimana si Fulan gunakan beramal baik’, dan karena niatnya ia memperoleh pahala sebagaimana orang yang beramal baik itu.
Orang yang dikaruniai harta tanpa ilmu dan ia berbuat semena-mena dengan hartanya, tidak takut kepada Tuhannya, tidak menyambung silaturahim, dan tidak tahu bahwa Allah punya hak atasnya, orang semacam ini berada pada kedudukan paling hina;
dan orang yang tidak dikaruniai harta dan ilmu dan berkata ‘Andaikan aku punya harta, niscaya aku akan berbuat seperti si Fulan (orang yang tipe ke-tiga)’, dan karena niatnya ia akan mendapatkan dosa seperti dosa orang yang berbuat seperti itu.”. (Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam kitab Zuhud bab tentang Perumpamaan Dunia dengan Empat Macam Orang.
Yang dimaksud bahwa Allah punya hak yakni bahwasanya seorang manusia harus menjalankan tugasnya sebagai makhluk, baik ibadah yang fardhu ‘ain, fardhu kifayah, maupun yang disunnahkan dan dianjurkan.
Ada beberapa nasehat yang dapat dipetik dari hadits ini:
1). Bersedekah ~ Ada dua hal yang diperoleh orang yang bersedekah. Pertama, akan datangnya keberkahan pada harta yang disedekahkan. Sudah banyak bukti akan janji Allah ini, sebagaimana termaktub dalam kisah-kisah masa lampau hingga sekarang. Kedua, orang yang bersedekah juga akan mendapatkan pahala yang akan dituai (dipanen) di akhirat.
1). Bersedekah ~ Ada dua hal yang diperoleh orang yang bersedekah. Pertama, akan datangnya keberkahan pada harta yang disedekahkan. Sudah banyak bukti akan janji Allah ini, sebagaimana termaktub dalam kisah-kisah masa lampau hingga sekarang. Kedua, orang yang bersedekah juga akan mendapatkan pahala yang akan dituai (dipanen) di akhirat.
Al-‘Izz bin ‘Abdissalam dalam kitabnya Al-Amali menerangkan makna hadits ini, bahwa manusia tidak akan memperoleh kesia-siaan dari apa yang disedekahkannya. Apa yang tampaknya tiada manfaat dalam kehidupan dunianya (yakni, secara zhahir jumlah (nominal) harta yang disedekahkan berkurang) kelak akan ada manfaatnya di kehidupan akhirat. Karena sesungguhnya manusia, jika dia punya dua rumah, akan menaruh hartanya di salah satu rumahnya, maka tidak bisa dikatakan hartanya berkurang. Demikian yang patut ada dalam keyakinan seorang muslim.
2). Bersabar ~ Orang yang menghadapi suatu ujian, baik ujian itu datang dari Allah maupun manusia, lalu ia bersabar menghadapinya, akan datang baginya ganjaran Allah S.W.T berupa kedudukan yang mulia dan derajat yang tinggi. Orang yang bersabar itu adalah orang yang ditimpa kezhaliman lalu ia menahan kepedihan penderitaannya dan tidak menyimpan dendam sedikit pun kepada orang yang menzhaliminya, bahkan ia memaafkannya. Perbuatan yang demikian dapat mendudukkannya dalam derajat muttaqi (orang yang bertaqwa). Sebagaimana disebutkan dalam surah Ali Imran: 134, “... (yaitu) orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (atas kesalahan) orang....”.
3). Tentang orang yang kaya, yang telah memiliki apa-apa yang diingininya namun dia masih suka meminta-minta kepada orang lain, agar apa yang dimilikinya semakin banyak, Allah akan menimpakannya dengan kefaqiran. Yakni kemiskinan, dalam arti majazi maupun hakiki, bathinnya dikuasai perasaan kurang dan Allah jadikan dia sebagai pengemis di akhirat, wal ‘iyadzu billah.
4). Hadits ini juga mendorong agar seseorang meletakkan ilmu dan amal dalam bingkai keikhlasan. Seorang cendekiawan berkata, “Jika amal adalah jasad, ikhlas adalah ruh. Maka apalah artinya jasad jika tanpa ruh.”. Hadits ini juga mencela kebodohan dan orang yang berada dalam kebodohan, karena dapat menjebloskannya kepada perbuatan-perbuatan yang diharamkan.
Wassalam
Zawiyah alKisah
EmoticonEmoticon