"Begitu dahsyatnya kekuatan doa yang keluar dari mulut seorang ibu kepada anaknya, maka di antara kunci kebahagiaan kita adalah Birrul Walidain"
Berbuat baik kepada kedua orang tua atau Birrul Walidain dapat kita maknai memperlakuan mereka dengan sebaik-baiknya, dengan ketulusan dan kasih sayang. Wujud-wujud birrul walidain bisa dengan harta, tenaga, kedudukan, dan sebagainya, dan terutama berbuat baik kepada mereka dengan sikap (perilaku), perkataan dan ucapan yang baik kepada keduanya.
Kewajiban beribadah, bertauhid dan beriman kepada Allah haruslah kita lengkapi dengan kewajiban berbuat baik pada orang tua, dan kewajiban bersyukur kepada Allah harus kita sempurnakan dengan bersyukur kepada kedua orang tua. Dalam Al-Qur'an, Allah S.w.t berfirman:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.". (QS 17. Al Isra: 23)
Dan di surat Lukman ayat 14:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.". (QS 31. Luqman: 14).
Kita renungkan ayat di atas, demikian pentingnya berbuat baik kepada kedua orang tua sehingga perintah beribadah kepada Allah dan perintah birrul walidain diletakkan berdampingan dalam suatu ayat, juga pada surat Lukman pun perintah bersyukur kepada Allah dirangkaikan dengan perintah bersyukur kepada orang tua.
Begitu agung nilai Birrul walidain hingga lebih utama daripada jihad fisabilillah. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah S.a.w, ”Ya Rasul amalan apa yang paling dicintai Allah?", Nabi pun menjawab: ”Shalat pada waktunya", sahabat bertanya kembali: “Kemudian apalagi ya Rasul?”, Nabi S.a.w menjawab: “Birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua)", sahabat bertanya lagi: “Apalagi ya Rasul?", Nabi menjawab: "Jihad fisabilillah”.
Begitu agung nilai Birrul walidain hingga lebih utama daripada jihad fisabilillah. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah S.a.w, ”Ya Rasul amalan apa yang paling dicintai Allah?", Nabi pun menjawab: ”Shalat pada waktunya", sahabat bertanya kembali: “Kemudian apalagi ya Rasul?”, Nabi S.a.w menjawab: “Birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua)", sahabat bertanya lagi: “Apalagi ya Rasul?", Nabi menjawab: "Jihad fisabilillah”.
Kita telah tahu bahwa jihad fisabillah merupakan kewajiban yang sangat mulia dimana balasannya adalah syurga dan orang yang berjihad fisabilillah disebut sebagai pahlawan dunia akhirat dan wafat sebagai syuhada, namun ternyata masih 'di bawah' amalan Birrul Walidain, mengapa demikian? sebelum berjuang fisabililah wujud manusia yang pertama berasal dari ayah serta ibu yang melahirkan, dia tidak akan menjadi pejuang tanpa pemeliharaan orang tuanya terlebih dahulu, tanpa asuhan ibu bapaknya sejak kecil hingga dewasa. Sembilan bulan kita di dalam kandungan dan melahirkan kita dengan mempertaruhkan nyawa antara hidup dan mati. Ketika Allah S.w.t 'melepas' kita ke dunia malalui kelahiran, ayah dan ibu kita selalu menemani, dalam dekapan kasih sayang mereka, merawat kita sampai menjadi anak yang mandiri. Dari menyusui, merawat, memandikan, memberi makan dan lainnya. Begitu besar jasa mereka sehingga kita tak mampu membalasanya.
Hadis riwayat Abdullah bin Umar R.a, ia berkata: Seseorang datang menghadap kepada Nabi Muhammad S.a.w memohon izin untuk ikut berperang. Nabi S.a.w bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?", Orang itu menjawab: "Ya". Nabi S.a.w bersabda: "Maka kepada keduanyalah kamu berperang (dengan berbakti kepada mereka)". (Shahih Muslim No.4623).
Hak-Hak yang Wajib Dilaksanakan Seorang Anak Kepada Kedua Orang Tua
1. Mentaati mereka selama tidak mendurhakai Allah
Mentaati kedua orang tua hukumnya wajib bagi seorang anak . Haram hukumnya mendurhakai keduanya. Tidak diperbolehkan sedikit pun mendurhakai mereka berdua kecuali apabila mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah atau mendurhakai-Nya. Adapun jika bukan dalam perkara yang mendurhakai Allah, wajib mentaati kedua orang tua selamanya dan ini termasuk perkara yang paling diwajibkan. Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh mendurhakai apa saja yang diperintahkan oleh kedua orang tua.
2. Merendahkan diri dan berbicara lemah lembut di hadapan keduanya
Berbicara dengan lemah lembut kepada nya,tidak boleh mengeraskan suara melebihi suara kedua orang tua, tidak boleh juga berjalan di depan mereka, masuk dan keluar mendahului mereka, atau mendahului urusan mereka berdua. Rendahkanlah diri di hadapan mereka berdua dengan cara mendahulukan segala urusan mereka. menghindari ucapan dan perbuatan yang dapat menyakiti hati kedua orang tua, walaupun dengan bahasa isyarat . Termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua adalah senantiasa membuat mereka senang dengan melakukan apa yang mereka inginkan, selama hal itu tidak mendurhakai Allah S.w.t. Oleh karena itu, berbicaralah kepada mereka berdua dengan ucapan yang lemah lembut dan baik serta dengan lafazh yang bagus.
3. Menyediakan makanan & minuman yang baik
Menyediakan makanan yang baik kepada kedua orang tua, terutama jika orang tua kita memberi mereka makan dari hasil jerih payah sendiri. Jadi, sepantasnya disediakan untuk mereka makanan dan minuman terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua daripada keluarga.
4. Memberikan harta kepada orang tua, menurut jumlah yang mereka inginkan
Seorang anak jangan bersikap bakhil (kikir, pelit) terhadap orang yang menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil dan lemah, serta telah berbuat baik kepadanya. Siang jadi malam, malam jadi siang orang tua kita membanting tulang merawat dari kecil hingga dewasa.
5 Membuat keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang dicintai mereka
Salah satu bakti anak terhadap orang tua, juga adalah mencintai dan berbuat baik kepada para kerabat, teman teman orang tua dan menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka. Menyambung dan mempertahankan ikatan tali silaturahmi dengan kerabat dan sahabat orang tua.
6. Tidak mencela orang tua atau tidak menyebabkan mereka dicela orang lain
Mencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya.”, para sahabat bertanya: “Ya, Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya?” Beliau S.a.w menjawab: “Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya”. (HR. Bukhari No. 5973 dan Muslim No. 90, dari Ibnu ‘Amr radhiyallahu ‘anhu), Perbuatan ini merupakan perbuatan dosa yang paling buruk. Orang-orang sering bergurau dan bercanda dengan melakukan perbuatan yang sangat tercela ini. Biasanya perbuatan ini muncul dari orang-orang rendahan dan hina.
7. Meminta izin kepada orang tua sebelum berjihad atau pergi untuk urusan lainnya
Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan (kewajibannya untuk dirinya). Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya, "Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?" Laki-laki tersebut menjawab, "Masih". Beliau bersabda, "Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya". (HR. al-Bukhari dan Muslim), dan masih banyak hadits yang semakna dengan hadits tersebut.
8. Memenuhi Sumpah (Nazar) kedua orang tua
Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.
9. Mendahulukan berbakti kepada kedua orang tua daripada berbuat baik kepada istri.
Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak di dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawassul dengan amal baik mereka, di antara amal mereka, ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua orang tuanya, walaupun anak dan istrinya membutuhkan.
Untuk itu mari kita mengharapkan berkah dari kedua orang tua kita terutama ibu kita yang melahirkan kita dengan memperlakukan mereka dengan sebaik-baiknya agar kita memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. "Semoga kita dapat membahagiakan ayah dan ibu kita, di dunia juga di akhirat, Aamiin"
7. Meminta izin kepada orang tua sebelum berjihad atau pergi untuk urusan lainnya
Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan (kewajibannya untuk dirinya). Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya, "Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?" Laki-laki tersebut menjawab, "Masih". Beliau bersabda, "Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya". (HR. al-Bukhari dan Muslim), dan masih banyak hadits yang semakna dengan hadits tersebut.
8. Memenuhi Sumpah (Nazar) kedua orang tua
Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.
9. Mendahulukan berbakti kepada kedua orang tua daripada berbuat baik kepada istri.
Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak di dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawassul dengan amal baik mereka, di antara amal mereka, ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua orang tuanya, walaupun anak dan istrinya membutuhkan.
Untuk itu mari kita mengharapkan berkah dari kedua orang tua kita terutama ibu kita yang melahirkan kita dengan memperlakukan mereka dengan sebaik-baiknya agar kita memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. "Semoga kita dapat membahagiakan ayah dan ibu kita, di dunia juga di akhirat, Aamiin"
Allahuma Shalli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa 'Ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallim
Wallahu Warasuluhu A'lam. Wassalam
EmoticonEmoticon