Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas

"Beliau adalah ahli Kasaf dan ahli Ilmu Agama yang sulit ditandingi keluasan Ilmunya, jumlah amal ibadahnya, kemuliaan maupun budi pekertinya"

Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas, beliau asli dari Yaman Selatan, dilahirkan di desa Hawrat, salah satu desa di Al Kasr, kampung Kharaidhoh, Hadramaut, Yaman, pada hari Selasa 20 Jumadil Awal 1265 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1849 M.

Beliau adalah seorang Waliyullah yang telah mencapai kedudukan mulia dekat dengan Allah S.w.t. Beliau termasuk salah satu Waliyullah yang tiada terhitung jasa-jasanya dalam sejarah pengembangan Islam dan kaum muslimin di Indonesia. Beliau seorang Ulama Murobi dan panutan para Ahli Tasawuf sehingga menjadi suri tauladan yang baik bagi semua kelompok manusia maupun jin.

Kalangan awam lebih mengenal Habib Abdullah bin Mukhsin Al Athas dengan sebutan Habib Keramat Empang. Diceritakan nama empang berasal dari sebuah kolam yang berada di depan rumah beliau. Dengan izin Allah, melalui perantara empang inilah beliau banyak menyembuhkan orang sakit. Sehingga beliau terkenal dengan sebutan Habib Keramat Empang.

Nasab beliau adalah: Al-Habib Abdullah bin Muhsin bin Muhammad bin Muhsin bin Husein bin Al-Qutub Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Agil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghuyyur bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam bin Ali bin Muhammad Sahib Mirbath bin Ali Khala' Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin 'Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin 'Isa bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-'Uraidhi bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal 'Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.

Sejak kecil beliau mendapatkan pendidikan agama dan perhatian khusus dari Ayahnya. Beliau mepelajari Al Qur’an dimasa kecilnya dari Mu’alim Syeh Umar Bin Faraj Bin Sabah. Dalam usia 17 tahun beliau sudah hafal Al Qui’an. Oleh Ayahnya, beliau kemudian diserahkan kepada ulama terkemuka di masanya. Beliau dapat menimba berbagai cabang ilmu Islam dan Keimanan.

Diantara guru–guru beliau, salah satunya adalah Assyayid Al Habib Al Qutbi Abu Bakar bin Abdullah Al Athas, dari guru yang satu itu beliau sempat menimba ilmu-ilmu rohani dan tasawuf. Beliau mendapatkan doa khusus dari Al Habib Abu Bakar Al Athas, sehingga beliau berhasil meraih derajat kewalian yang patut. Diantaranya guru rohani beliau yang patut dibanggakan adalah yang mulia Al Habib Sholih Bin Abdullah Al Athas penduduk Wadi a’mad.

Habib Abdullah pernah membaca Al Fatihah dihadapan Habib Sholeh dan Habib Sholeh menalkinkan Al Fatihah kepadanya Al A’rif Billahi Al Habib Ahmad Bin Muhammad Al Habsi. ketika melihat Al Habib Abdullah Bin Mukhsin yang waktu itu masih kecil, beliau berkata; "Sungguh anak kecil ini kelak akan menjadi orang mulia kedudukannya".

Al Habib Abdullah Bin Mukhsin pernah belajar Kitab risalah karangan Al Habib Ahmad Bin Zen Al Habsyi kepada Al Habib Abdullah Bin Alwi Alaydrus sering menemui Imam Al Abror Al Habib Ahmad Bin Muhammad Al Muhdhor. Selain itu beliau juga sempat mengunjungi beberapa Waliyulllah yang tinggal di Hadramaut seperti Al Habib Ahmad Bin Abdullah Al Bari seorang tokoh sunah dan asar. Dan Syekh Muhammad Bin Abdullah Basudan. Beliau menetap di kediaman Syekh Muhammad Basudan selama beberapa waktu guna memperdalam Agama.

Pada tahun 1282 Hijriyah, Habib Abdulllah Bin Mukhsin menunaikan Ibadah haji yang pertama kalinya. Selama di tanah suci Makkah, beliau bertemu dan berdialog dengan ulama–ulama Islam terkemuka. Kemudian, seusai menjalankan ibadah haji, beliau pulang ke negerinya dengan membawa sejumlah keberkahan. Beliau juga mengunjungi kota Tarim untuk memetik manfaat dari wali-wali yang terkenal.

Setelah dirasa cukup, maka beliau meninggalkan kota Tarim dengan membawa sejumlah berkah yang tidak ternilai harganya. Beliau juga mengunjungi beberapa Desa dan beberapa kota di Hadramaut untuk mengunjungi para Wali dan tokoh–tokoh Agama dan Tasawuf baik dari keluarga Al Alwi maupun dari keluarga lain.

Pada tahun 1283 Hijriyah, Beliau melakukan ibadah haji yang kedua. Sepulangnya dari Ibadah haji, beliau berkeliling ke berbagai pelosok dunia untuk mencari karunia Allah S.w.t dan sumber penghidupan yang merupakan tugas mulya bagi seorang yang berjiwa mulya. Dengan izin Allah S.w.t, perjalanan mengantarkan beliau sampai ke Indonesia. beliau bertemu dengan sejumlah Waliyullah dari keluarga Al Alwi antara lain Al Habib Ahmad Bin Muhammad Bin Hamzah Al Athas.

Sejak pertemuanya dengan Habib Ahmad beliau mendapatkan Ma’rifat. Dan, Habib Abdullah Bin Mukhsin diawal kedatangannya ke Jawa memilih Pekalongan sebagai Kota tempat kediamannya. Guru beliau, Habib Ahmad Bin Muhammad Al Athas banyak memberi perhatian kepada beliau, sehingga setiap kali gurunya menunjungi kota Pekalongan, beliau tidak mau bermalam kecuali di rumah Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas.

Dalam setiap pertemuan Habib Ahmad selalu memberi pengarahan rohani kepada Habib Abdullah Bin Mukhsin sehingga hubungan antara kedua Habib itu terjalin amat erat. Dari Habib Ahmad, beliau banyak mendapat manfaat rohani yang sulit untuk dibicarakan di dalam tulisan yang serba singkat ini.

Dalam perjalanan hidupnya, Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas pernah dimasukan ke dalam penjara oleh pemerintah Belanda pada masa itu dengan alasan yang tidak jelas. Mungkin pengalaman ini telah digariskan Allah S.w.t, sebab Allah ingin memberi beliau kedudukan tinggi dan dekat dengan-Nya. Ini pernah juga dialami oleh Nabi Yusuf A.s yang sempat mendekam dalam penjara selama beberapa tahun, namun setelah keluar dari penjara ia diberi kedudukan tinggi oleh penguasa Mashor yang telah memenjarakannya.

Karomah dan Kekeramatan Habib Abdullah

Selama di penjara ke keramatan Habib Abdullah Bin Mukhsin semakin tampak sehingga semakin banyak orang yang datang berkunjung kerpenjaraan tersebut. Tentu saja hal itu mengherankan para pembesar penjara dan penjaganya. Sampai mereka pun ikut mendapatkan berkah dan manfaat dari kebesaran Habib Abdullah di penjara,

Setiap permohonan dan hajat yang pengunjung sampaikan kepada Habib Abdullah Bin Mukhsin selalu dikabulkan Allah S.w.t, para penjaga merasa kewalahan menghadapi para pengunjung yang mendatangi beliau Mereka lalu mengusulkan kepada kepala penjara agar segera membebaskan beliau. Namun, ketika usulan ditawarkan kepada Habib Abdullah, beliau menolak dan lebih suka menunggu sampai selesainya masa hukuman.

Pada suatu malam pintu penjara tiba–tiba terbuka dan datanglah kepada beliau kakek beliau Al Habib Umar Bin Abdurrohman Al Athas seraya berkata, Jika kau ingin keluar dari penjara keluarlah sekarang, tetapi jika engkau mau bersabar maka bersabarlah.

Beliau ternyata memilih untuk bersabar dalam penjara, pada malam itu juga Sayyidina Al Faqih Al Muqodam dan Syekh Abdul Qadir Jaelani serta beberapa tokoh wali mendatangi beliau. Pada kesempatan itu Sayyidina Al Faqih Al Muqodam memberikan sebuah kopiah. Ternyata di pagi harinya kopiah tersebut masih tetap berada di kepala Al Habib Abdullah padahal beliau bertemu dengan Al Faqih Al Muqodam di dalam impian. Para pengujung terus berdatangan kepenjara sehingga berubahlah penjaraan itu menjadi rumah yang selalu dituju, Beliau pun mendapatkan berbagai kekeramatan yang luar biasa, mengingatkan kembali hal yang dimiliki para salaf yang besar seperti As-Sakran dan Syekh Umar Al Muhdor.

Diantara karomah yang beliau peroleh adalah sebagaimana yang disebutkan Al Habib Muhammad Bin Idrus Al Habsyi bahwa Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas ketika mendapatkan anugrah dari Allah S.w.t, beliau tenggelam penuh dengan kebesaran Allah, hilang dengan segala hubungan alam dunia dan segala isinya. Al Habib Muhammad Idrus Al Habsyi juga menuturkan, ketika aku mengujunginya Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas dalam penjara, aku lihat penampilannya amat berwibawa dan beliau terlihat dilapisi oleh pancaran Illahi. Sewaktu beliau melihat aku, beliau mengucapkan bait-bait syair Habib Abdullah Al Hadad yang awal baitnya adalah sebagai berikut; "Wahai yang mengunjungi Aku di malam yang dingin, ketika tak ada lagi orang yang akan menebarkan berita fitnah..". Selanjutnya, kata Habib Muhammad Idrus, kami selagi berpelukan dan menangis.

Karomah lainnya, setiap kali beliau memandang borgol yang membeleggu kakinya, maka terlepaslah borgol itu.

Disebutkan juga bahwa ketika pimpinan penjara menyuruh bawahannya untuk mengikat leher Habib Abdullah Bin Mukhsin dengan rantai besi, maka atas izin Allah, rantai itu terlepas dan pemimpin penjara beserta keluarga dan kerabatnya mendapat sakit panas. Setelah dokter tak mampu mengobati penyakit pemimpin penjara dan keluarganya itu, barulah kemudian pemimpin penjara sadar bahwa penyakitnya dan penyakit keluarganya itu diakibatkan karena dia telah menyakiti Al Habib Abdullah yang sedang dipenjara.

Kemudian, kepala penjara mengutus bawahannya kepada Al Habib Abdullah, meminta untuk didoakan agar sembuh dari penyakit yang diderita oleh kepala penjara dan keluarganya itu. Maka, berkatalah Habib Abdullah kepada utusan itu; "Ambillah borgol dan rante ini ikatkan di kaki dan leher pemimpin penjara itu, maka akan sembuhlah dia". Kemudian dikerjakanlah apa yang dikatakan oleh Habib Abdullah, maka dengan izin Allah S.w.t penyakit pimpinan penjara dan keluarganya sembuh seketika.

Kejadian ini menyebabkan pimpinan penjara makin yakin akan kekeramatan Al Habib Abdullah Mukhsin Al Athas. Sekeluarnya dari penjara, beliau tinggal di Jakarta selama beberapa tahun.

Perjalanan Habib Abdullah ke Empang, Bogor

Dari sumber lain disebutkan, bahwa awal mula kedatangan Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas ke Indonesia, pada tahun 1800 Masehi.

Waktu itu beliau diperintahkan oleh Al Habibul Imam Abdullah bin Abu Bakar Alaydrus, untuk menuju kota Mekkah. Dan sesampainya di kota Mekkah, beliau melaksanakan shalat, pada malam harinya beliau mimpi bertemu dengan Rasulullah S.a.w, entah apa yang dimimpikannya, yang jelas keesokan harinya beliau berangkat menuju negeri Indonesia.

Sesampainya di Indonesia, beliau dipertemukan dengan Al Habib Ahmad Bin Hamzah Al Athas yang berada di pakojan Jakarta dan beliau belajar ilmu agama darinya, lalu Habib Ahmad Bin Hamzah Al Athas memerintahkan agar beliau datang berziarah ke Habib Husen di luar Batang, dari sana sampailah perjalanan beliau ke Bogor.

Beliau datang ke Empang dengan tidak membawa apa-apa, Pada saat beliau datang ke Empang Bogor, disana disebutkan bahwa Empang yang pada saat itu belum ada penghuninya, namun dengan Ilmu beliau bisa menyala dan menjadi terang benderang Diceritakan, ada kekeramatan yang lain terjadi pula ketika beliau tengah makan dipinggiran empang, kebetulan pada saat itu datang kepada beliau seorang penduduk Bogor dan berkata; “Habib, kalau anda benar-benar seorang Habib Keramat, tunjukanlah kepada saya akan kekeramatannya"

Pada saat itu kebetulan Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas tengah makan dengan seekor ikan dan ikan itu tinggal separuh lagi. Maka Habib Abdullah berkata; "Yaa sama Anjul ilaman Tabis" (wahai ikan kalau benar-benar cinta kepadaku tunjukanlah) maka atas izin Allah S.w.t seketika itu juga ikan yang tinggal sebelah itu meloncat ke empang. Konon ikan sebelah (tinggal setengah) tersebut sampai sekarang masih hidup di laut.

Masjid Keramat Empang didirikan sekitar tahun 1828 M. pendirian Masjid ini dilakukan bersama para Habaib dan ulama-ulama besar di Indonesia. Di sekitar areal Masjid Keramat terdapat peninggalan rumah kediaman Habib Abdullah, yang kini rumah itu ditempati oleh Khalifah Masjid, Habib Abdullah Bin Zen Al Athas. Di dalam rumah tersebut terdapat kamar khusus yang tidak bisa sembarang orang memasukinya, karena kamar itu merupakan tempat khalwat dan dzikir beliau. Bahkan di sana terdapat peninggalan beliau seperti tempat tidur, tongkat, gamis dan sorbannya yang sampai sekarang masih disimpan utuh.

Kitab-kitab beliau kurang lebih ada 850 kitab, namun yang ada sekarang tinggal 100 kitab, sisanya disimpan di “Jamaturkhair" atau di "Rabitoh”. Tanah Abang Jakarta. Salah satu kitab karangan beliau yang terkenal adalah “Faturrabaniah”, dan kitab itu hanya beredar di kalangan para ulama besar.

Adapun karangannya yang lain adalah kitab "Ratibul Atthas" dan "Ratibul Haddad". Kedua kitab itu merupakan pelajaran rutin yang diajarkan setiap maghrib oleh beliau kepada murid-muridnya pada masa beliau masih hidup, bahkan kepada anak dan cucunya, Habib Abdullah bin Mukhsin Al Athas menganjurkan supaya tetap dibacanya.

"Al Habib Abdullah bin Al Athas, adalah seorang Waliyullah dengan kiprahnya menyebarkan Agama Islam dari satu negeri ke negeri lain.".

Di Kampung Empang beliau menikahi seorang wanita keturanan dalem Sholawat. Dari sanalah beliau mendapatkan wakaf tanah yang cukup luas, sampai sekarang 85 bangunan yang terdapat di kampung Empang di dalam sertifikatnya atas nama Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas.

Semasa hidupnya sampai menjelang akhir hayatnya beliau selalu membaca Shalawat Nabi yang setiap harinya dilakukan secara dawam di baca sebanyak seribu kali, dengan kitab Sholawat yang dikenal yaitu; “Dalail Khairat” yang artinya Kebaikan yang diperintahkan oleh Allah S.w.t.

Menurut Manakib, beliau dipanggil Allah S.w.t pada hari Selasa, 29 Zulhijjah 1351 Hijriah di awal waktu zuhur. Jenazah beliau dimakamkan keesokan harinya hari Rabu setelah Shalat Dhuhur. Tak terhitung jumlah orang yang ikut meshalatkan jenazahnya. Beliau dimakamkan di bagian Barat Masjid An Nur. Sebelum wafat beliau yang dikarenakan flu ringan, kebanyakan waktunya ditenggelamkan dalam dzikirnya dan doanya kepada Allah S.w.t, sampai beliau pulang kepangkuan Allah S.w.t.

Al Habib Abdullah bin Muhsin Al-Athas (Keramat Empang) pernah berkata kepada santri kesayangannya Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad;

"Ya Alwi, ilmu ana bakal ana kasih kepada semua murid, tapi sir ana gak akan ana kasih kepada anak dan murid ana. Kecuali kepada orang yang bisa menggali sir ana.".

Memang, pada kenyataannya semua anak didik Habib Abdullah bin Muhsin adalah orang alim, tidak ada yang tidak alim. Semua termasuk golongan min Kibaril ulama pada masanya, yaitu: Habib Alwi bin Muhammad bin Thahir Al-Haddad, Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi, Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad, Habib Usman bin Abdullah bin Agil bin Yahya (Mufti Betawi), Habib Muhsin Keramat Jati, Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf (Gresik).

Nasehat-nasehat Al Habib Abdullah bin Mukhsin Al Athas

"Apakah kalian mengetahui kunci-kunci surga itu?, ketahuilah bahwa kunci surga yang sebenarnya adalah Bismillahirrahmannirrahim"

"Terangilah rumahmu dengan lampu-lampu dan terangilah hatimu dengan bacaan Al Qur'an"

"Semua para Auliya itu diangkat oleh Allah S.w.t ke sebuah derajat yang tinggi, karena hatinya bersih, tidak sombong, tidak dengki dan selalu rendah hati.".

"Guru yang paling bertaqwa adalah Nabi Muhammad S.a.w, dan Rasulullah bersabda; "Aku dididik oleh Tuhanku dengan sebaik-baiknya didikan".

"Jadikan akalmu, hatimu, ruhmu, jasadmu, karena bila semua terisi dengan nama-Nya, berbahagialah kamu".

"Istiqamah di dalam agama menjauhkan kesedihan dan ketakutan".

"Ilmu membutuhkan amal, amal membutuhkan ikhlas, maka ikhlas mendatangkan keridha'an".

"Kunci kesuksesan ada tiga, yaitu; Menuntut ilmu dan beramal, Istiqomah dan sabar, Saling menghormati".


Semoga kita semua mendapatkan keberkahan dari Al-Arifbillah Al Alim Al-Quthb Al Habib Abdullah bin Muhsin Al-Athas. Aamiin.

Wassalam

Disadurkan dari berbagai tulisan yang bersumber dari kitab manaqib Al Habib Abdullah bin Mukhsin Al Athas.
Previous
Next Post »