Susah Berbuat Kebaikan?

"Jika kamu tulus kepada Allah, maka Allah akan tulus kepadamu"

Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad menyebutkan dalam kitabnya al-Nafais al-‘Ulwiyyah fi Masail al-Shufiyyah bahwa beliau pernah ditanya tentang seseorang yang senang kepada kebaikan dan orang-orang sholeh namun dia tidak sanggup dan berat untuk melakukan kebaikan dan meniru orang sholeh tersebut. Kemudian Al Imam Al Haddad menjawab permasalahan tadi bahwa yang menyebabkan seseorang sulit untuk berbuat kebaikan ada empat hal, yaitu:

1. Al-jahl
Yaitu ketidaktahuan tentang ilmu-ilmu syari’at yang diwajibkan kepadanya, seperti pengetahuan tentang syarat rukunnya ibadah yang wajib seperti shalat, puasa dan sebagainya. Cara mengatasinya adalah dengan belajar pada ahlinya tentang hal-hal yang wajib diketahui bagi orang mukallaf.

2. Dhu’ful iman
Yaitu lemahnya iman, karena menurut sebagian madzhab seperti Madzhab Syafi’i bahwa iman bisa menguat dan juga bisa melemah. Cara mengobatinya adalah dengan melihat dan bertafakkur tentang kekuasaan dan keagungan Allah S.w.t dalam ciptaannya di alam semesta ini, kemudian memperbanyak amal-amal sholeh sesuai dengan kemampuannya.

3. Thulul Amal
Yaitu banyak berangan-angan tentang hal yang mustahil dan tentang urusan dunia. Cara mengobatinya adalah dengan mengingat kematian bahwa umur manusia di dunia tidak lama dan hanya sementara, juga dengan memikirkan apa yang akan dibawa sebagai bekal di akhirat kelak.

4. Aklu al-Syubhat
Yaitu memakan barang yang syubhat dan ini adalah musibah yang banyak menimpa manusia, banyak orang yang melakukan hal yang dilarang seperti transaksi yang tidak sesuai dengan syariat, bahkan memakan barang yang haram. Ironisnya sebagian dari mereka tidak mengetahui hukum dari hal yang mereka lakukan. Obatnya adalah belajar terlebih dahulu kepada ahlinya tentang apa yang akan dia tekuni agar terhindar dari hal-hal yang syubhat dan haram.

Itulah keempat hal yang mempengaruhi seseorang yang suka dengan kebaikan, namun tidak sanggup atau susah untuk melaksanakannya.

"Jadi cara menanggulangi masalah tersebut adalah dengan mengetahui terlebih dahulu penyakit apa yang menjangkit, setelah itu baru kemudian dicari obat penawarnya".

Disebutkan oleh ulama-ulama tasawuf bahwa jika seseorang mempunyai kemauan yang keras untuk melakukan kebaikan dan memang niat tersebut tulus dari hatinya, maka Insya Allah akan mendapat pertolongan dan akan dimudahkan oleh Allah S.w.t.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pada salah satu peperangan Rasulullah S.a.w menanyakan kepada salah satu prajurit tentang niatnya dalam peperangan, kemudian dijawab bahwa dalam peperangan nanti dia ingin ada panah yang mengenai salah satu bagian di kepalanya sambil menunjukan bagian kepala tersebut dan berharap jika mati akan masuk syurga, kemudian Rasulullah S.a.w bersabda:

إِنْ تَصْدُقِ اللَّهَ يَصْدُقْكَ (رواه الحاكم)

Artinya: "Jika kamu jujur (tulus) kepada Allah, maka Allah akan tulus kepadamu (dengan mengabulkan keinginanmu).". (Hadits Riwayat Hakim).

Kemudian sahabat tadi terkena panah di bagian kepala sesuai dengan yang ditunjukannya kepada Rasulullah S.a.w.

Para ahli tasawwuf mengatakan bahwa seseorang yang ingin bangun untuk shalat Shubuh dia harus bersungguh-sungguh, niat sebelum tidur bahwa dia akan bangun untuk shalat Shubuh pada waktunya.

Ada amalan agar dimudahkan untuk bangun ketika masuk waktu Shubuh, saya mendapat ijazah amalan ini dari seorang ulama kharismatik dari Tarim, Hadhramaut, beliau adalah al-Habib Muhammad bin Ali bin Abu Bakar al-Juned sebelum beliau meninggal, amalan itu berupa empat ayat terakhir dari surat al-Kahfi:

{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا (107) خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا (108) قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا (109) قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا (110)}[الكهف: ١٠٧ – ١١٠]

Setelah itu berdoa kepada Allah agar dibangunkan ketika masuk waktu Shubuh.

Wallahu a’lam bisshowab

Al-Ustadz Ahmad Muhammd Sa’dul kholqi, Lc., MA.
Sumber: http://www.himmahfm.com/fatwa-terbaru/772-susah-berbuat-kebaikan



Baca juga:
- Menikah Itu Mudah
- Surga
Previous
Next Post »