"Bulan Rabi'ul Awal merupakan bulan yang sangat mulia bagi kaum muslimin. Di bulan inilah terlahir seorang yang sangat dibanggakan dan dicintai oleh umat Islam di seluruh dunia"
Beliau membawa wahyu Allah S.W.T untuk menyelamatkan umatnya dari kegelapan dunia menuju ke jalan yang terang benderang sebagai bekal untuk ke akhirat nanti. Dialah Rasulullah "Muhammad S.A.W". Seorang yang sangat menyayangi umatnya hingga di akhir hayatnya pun mengucapkan "Umatku...umatku...". Dialah satu-satunya yang dapat memberi syafa'at kepada manusia di hari yang sangat berat itu. Dialah yang bersujud kepada Allah S.W.T untuk umatnya dan berkata "Ana Laha...Ana Lahaa.." sehingga Allah pun bersabda: " Irfa' yaa Muhammad...Isyfa' tusyaffa'...?" .
Wahai saudaraku...! pantaskah bilamana kita menyepelekan bulan ini? Pantaskah kita jika bulan ini terlewati sedang kita dalam keada'an lalai? Pantaskah seorang yang mengaku mencintai Rasulnya dan berkeinginan untuk mendapatkan syafa'at di alam kubur ketika ditanya oleh Munkar Nakir : Siapa Nabimu? berharap untuk bisa menjawabnya. Pantaskah seorang mukmin ingin mendapat syafa'atnya ketika sedang kebingungan, kepada siapakah aku meminta syafa'at saat tidak diterima satupun syafa'at Nabi-nabi lain di hari kiamat nanti sedangkan dia tak kenal Rasulullah S.A.W. Sungguh sangat jauh harapan itu.
Wahai saudaraku...! di Bulan inilah Rasul kita Muhammad S.A.W dilahirkan, akan tetapi mungkin terlintas dalam pikiran kita sebuah pertanya'an: "Mengapa Rasulullah S.A.W tidak dilahirkan di bulan lain yang lebih barakah? Mengapa tidak dilahirkan di bulan lain seperti Ramadhan, dimana Allah S.W.T menurunkan Al-Qur'an dan dihiasi dengan Lailatul Qadar? Atau di salah satu dari bulan-bulan haram lainnya seperti Dzulhijjah, Dzulqa'dah, Muharram atau Rajab (Asyhur Alhurum) yang telah diagungkan oleh Allah S.W.T dimana di situ diciptakan langit dan juga bumi? Atau di bulan Sya'ban dimana di situ terletak malam Nishfu Sya'ban? Mengapa dilahirkan di hari Senin bulan Rabi'ul Awal?
Lahirnya Rasulullah S.A.W di hari Senin tanggal 12 Rabi'ul Awal bukanlah suatu kebetulan atau tanpa hikmah dan faidah tertentu. Akan tetapi di situ terdapat hikmah tersendiri yang jika seorang muslim meyakininya, niscaya akan menambah kecintaannya kepada Beliau S.A.W, hikmah tersebut adalah:
Pertama : Di sebuah Hadist disebutkan bahwa "Allah S.W.T menciptakan pepohonan di hari Senin". Hadist ini merupakan peringatan yang sangat mulia bagi umat Islam yaitu; bahwa Allah menciptakan bahan makanan, rizki, buah-buahan dan kebaikan-kebaikan yang dengan itu anak Adam berkembang biak dan bertahan hidup serta membuat hatinya senang melihatnya, adalah agar mereka lega dan tenang untuk mendapatkan sesuatu yang membuatnya hidup sesuai dengan hikmah Allah S.W.T. Maka dengan lahirnya Rasulullah S.A.W di hari itu, itu adalah sebagai keceria'an dan kebahagian untuk semua (Qurratui 'uyun), dan tidak diragukan lagi bahwa hari Senin adalah hari yang penuh barakah dan menjadi barakah karena kelahiran seorang Rasul yang mulia. Beliau S.A.W telah ditanya tentang hari ini kemudian menjawab: "Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan".
Kedua : Lahirnya Rasulullah S.A.W dibulan Rabi' merupakan isyarat yang sangat jelas bagi orang yang cerdas dan mengerti tentang asal mula kalimat Rabi', yaitu bahwa dalam kalimat tersebut terdapat makna optimis atas datangnya Sang Pembawa Kabar Gembira bagi umatnya.
Syeikh Abdurrahman As-shoqli mengatakan: "Setiap nama seseorang mempunyai peran dalam kehidupannya, baik dalam segi perorangan atau yang lain. Di Fashl Arrabi'. Bumi mengeluarkan semua isinya dari berbagai nikmat-nikmat Allah S.W.T serta rizki-rizki-Nya yang di situ terdapat kemaslahatan seorang hamba, dan dengan itu seorang hamba bisa bertahan hidup, serta di situlah kehidupan mereka berlangsung. Sehingga terbelahlah biji-bijian, serta berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang telah ditentukan di situ, sehingga orang yang memandangnya menjadi senang dan keadaannyalah yang memberikan kabar gembira akan kedatangan waktu masak dan memetiknya. Di sini terdapat isyarat yang sangat agung atas mulainya berbagai nikmat Allah S.W.T".
Maka kelahiran Nabi Muhammad S.A.W di Bulan ini adalah sebagai isyarat yang sangat nyata dari Sang Pencipta agar kita mengagungkan dan memujinya karena ketinggian martabat Rasul S.A.W. Dimana Beliau adalah sebagai Pembawa Kabar Gembira bagi semua yang ada di alam semesta, serta rahmat bagi mereka dari berbagai kehancuran dan ketakutan di dunia dan di akherat. Sebagian dari Rahmat Allah S.W.T yang paling agung yaitu anugrah Allah S.W.T kepada Rasulullah S.A.W untuk memberikan hidayah bagi umat islam menuju jalan yang lurus. Sebagai mana dalam firman Allah S.W.T :
(وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ) [ الشورى : 52] .
"Sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus".
Ketiga : Tidakkah kita melihat bahwa Musim Arrabi' adalah musim yang paling stabil dan paling bagus, karena di situ tidak ada dingin yang sangat mengganggu dan tidak juga panas yang membikin gelisah, di siang dan malamnya tidak terlalu lama. Akan tetapi semua seimbang dan stabil. Dia adalah musim yang terbebas dari penyakit-penyakit seperti di musim gugur, panas, dan dingin. Akan tetapi manusia menjadi segar dan bergairah di musim ini, sehingga malamnya menjadi waktu yang sangat tepat untuk bertahajud, dan siangnya untuk berpuasa. Hal tersebut menyerupai keadaan syari'at islam yang tengah-tengah serta memudahkan bagi umatnya.
Keempat : Allah S.W.T telah berkehendak untuk menjadikan mulia berbagai tempat dan waktu dengan adanya Nabi, bukannya menjadikan muliya Nabi dengan adanya tempat dan waktu. Maka tempat dan waktu itulah yang mendapatkan kemuliya'an serta keutama'an dan keistimewa'an yang sangat besar dengan kedatangannya Nabiyullah Muhammad S.A.W .
Memang benar, karena jikalau Rasulullah S.A.W dilahirkan di bulan Ramadhan contohnya atau di bulan-bulan haram lainnya atau di bulan Sya'ban yang berbarokah; niscaya orang akan menyangka bahwa Nabi menjadi mulia dikarenakan beliau di lahirkan di bulan-bulan tersebut, karena keistimewa'an dan keunggulannya dari bulan-bulan lainnya. Akan tetapi Allah yang Maha Adil telah berkehendak untuk melahirkan baginda Rasul S.A.W di bulan Rabi'ul Awal, agar bulan ini menjadi mulia dan tampak bersinar terang. Dalam sebuah Sya'ir dikatakan:
وتضوعت بك مسكا بك الغبراء
بك بشر الله السماء فزينت
ومساؤه بمحمد وضاء
يوم يتيه على الزمان
"Karenamu wahai Muhammad, Allah S.W.T memberi kabar gembira kepada langit hingga dia pun berhias. Dan karenamulah, debu-debu kotor menjadi berbau minyak misik".
"Hari dimana dalam keadaan bingung di sebuah zaman, sorenya menjadi terang, di karenakan datangnya Muhammad".
Kejadian Bersejarah Di Bulan Rabi'ul Awal
Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia, bagaimana tidak? bulan ini adalah bulan dimana Orang yang sangat mulia di dunia ini dilahirkan. Di bulan ini juga sang pencipta mengambil arwah suci Nabi akhiru zaman ini. Kedua kejadian ini adalah kejadian yang sangatlah penting di bulan ini. Bulan yang sangatlah dimuliyakan dengan datangnya sang pembuka pintu kegelapan.
Karena kedua kejadian tersebut adalah kejadian yang sangatlah penting bagi kaum muslimin, kita akan membahasnya disini secara ringkas:
Kelahiran Sang Baginda Rasul S.A.W
Seorang calon ayah pun terpaksa harus meninggalkan kotanya tercinta menuju ke Syam untuk mencari rizki demi menghidupi keluarganya. Sang ibu yang sedang mengandung calon buah hatipun terpaksa merelakan suaminya untuk pergi ke sana. Dengan harapan akan kembali dengan membawa kabar gembira. Abdullah setelah pulang dari Syam, mampir di kota Madinah untuk mengunjungi keluarganya seperti yang diperintahkan bapaknya Abdul Muthalib. Akan tetapi takdir berkata lain, dia sakit di kota ini dan akhirnya meninggal di situ. Air mata Aminahpun menetes tanpa terasa, mengingat calon buah hati yang akan terlahir yatim.
Sebelum Aminah melahirkan sang buah hati, dia selalu bermimpi bahwa sebuah cahaya keluar dari dirinya dan menerangi semua istana di Syam. Setelah datang hari yang telah ditentukan Allah S.W.T sebagai hari kelahiran sang Nabi SAW yaitu hari senin, hari yang ke dua belas dari bulan Rabi'ul Awal, keluarlah sang baginda Rasul SAW dari perut ibunya, dengan dikelilingi oleh cahaya yang menerangi seluruh istana Syam, dan sang mauludpun bersujud seketika kepada Allah S.W.T. Dengan tanpa merasakan sakit sedikitpun sang bundapun tersenyum gembira, melihat si buah hati yang di kandungnya telah keluar ke dunia dengan selamat.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dengan mempunyai tiga ibu yang sangat mencintainya, Muhammad SAW tak lagi merasa bahwa dia terlahir yatim, tanpa ayah yang menyayanginya. Akan tetapi dengan tiga ibu tersebut, sudahlah cukup sebagai pengganti rasa pahitnya keyatiman. Yaitu ibu yang telah melahirkannya, Aminah at-taahirah, dan ibu yang merawatnya, Barkah al-baarrah wal wadud. Serta ibu yang menyusuinya, yaitu Halimah Assa'diyah.
Di tahun yang ke Enam dari kelahirannya, Ibu tercinta mengajak Muhammad untuk berziyarah ke makam ayahnya di Madinah dengan ditemani satu pembantu, dan ingin mengenalkannya dengan saudara–saudaranya dari Bani Najjar. Dan tinggAllah mereka disitu beberapa bulan. Kemudian mereka ingin kembali ke rumah mereka di Makkah. Dan dalam perjalanan sang ibu merasakan sakit yang sngatlah dahsyat. Hingga semua rasa sakit terkumpul menjadi satu dan dia berkata: " semua yang hidup akanlah mati, semua yang baru akan sirna, dan semua yang besar akan rusak, dan saya akan mati dan meninggalkan kenangan yang tak sirna, dan aku telah melahirkan seorang yang sangat suci ". sang ibu pun telah kembali kepada sang pencipta. Dan meninggalkan anaknya sendiri bersama pembantunya menuju kerumah kakeknya dengan membawa kesedihan yang berlipat-lipat.
Setelah sampai kepada kakeknya, kakeknya pun bertambah memperhatikannya, merawatnya lebih dari putra-putranya yang lain, agar cucu tercinta tidak merasakan kepahitan menjadi anak yatim piatu, dia menyayanginya sebagaimana orang tua menyayangi anaknya.
Bersambung ke Keutamaan Bulan Rabi'ul Awal (Bagian II)
Bersambung ke Keutamaan Bulan Rabi'ul Awal (Bagian II)
EmoticonEmoticon