Marhaban Ya Ramadhan

Alhamdulillah, bulan Puasa sudah kita masuki lagi.

Melalui fiman-Nya, Allah Ta'ala memberitahukan bahwa pada bulan Ramahan seluruh umat Islam wajib menjalankan ibadah puasa, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah ia berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebaikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS-Al-Baqarah 183-184).

Allah SWT telah memilih bulan Ramadhan sebagai bulan suci dan bulan mulia. Hal ini ditandai dengan adanya kewajiban umat Islam shaum pada bulan ini. Tidak ada di bulan lain yang diwajibkannya shaum.

Pada bulan ini Kitab suci Al-Qur'an diturunkan. Bahkan bukan hanya Al-Qur'an, kitab-kitab sebelum Al-Qur'an juga diturunkan di bulan ini. Pada bulan ini pun dilantik menjadi Rasulullah Muhammad SAW. Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW juga dilantik menjadi Nabi dan Rasul pada bulan Ramadhan.

Di Ramadhan, terdapat malam istimewa, malam lebih baik daripada malam seribu bulan, yaitu lailatul qadar. Menjalankan amal ibadah di bulan ini, akan mendapat pahala lebih besar daripada di luar Ramadan dengan amal yang sama. Setiap amal ibadah sunah di Ramadan mendapat pahala seperti halnya ibadah wajib di luar Ramadan. Sedangkan ibadah wajibnya mendapat pahala 70 kali lipat dibanding di luar Ramadan.

Istimewanya lagi, pada bulan ini pun saatnya dikabulkan doa-doa, dan saat-saat terbaik untuk meminta ampunan Allah. Sehingga amat penting bagi kita untuk meningkatkan taqarub dan meminta ampunan Allah SWT.

Kemenangan dalam catatan sejarah, sering terjadi di bulan Ramadan pula. Seperti penaklukkan kota Mekah, Proklamasi Kemerdekaan RI, dan lain-lain.

Namun kita sayangkan, tak sedikit pula yang berpuasa hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban saja atau menjalankan rutinitas keagamaan tanpa ada nilai transfomatif bagi pengembangan keagamaan mereka, tanpa berusaha menggapai hikmah besar dibalik puasa ini, sehingga akhirnya dampak puasa sulit ditumbuhkan dalam kehidupan konkret.

Setiap tahun Ramadhan datang, setiap tahun pula umat Islam berpuasa. Namun kezaliman tetap merajalela, kejahatan terus mengalami peningkatan, kekerasan menjadi menu sehari-hari, nilai-nilai kemanusian semakin hilang dalam kehidupan sehari-hari, sesama manusia saling serang, dan sesama manusia saling bunuh.

Padahal, Ramadhan mengandung makna yang penting dan refleksi khusus bagi pribadi dan masyarakat. Dengan berpuasa, seorang muslim diharapkan dapat membebaskan keinginannya dari belenggu hawa nafsu dan mampu mengontrol kehidupan sehari-hari.

Dari puasa Ramadhan yang merupakan ibadah wajib bagi setiap individu muslim ini, diharapkan tumbuh rasa persaudaraan dan rasa kemanusiaan. Bahkan, untuk meraih yang lebih utama dari bulan Ramadhan, bukan sekadar syiarnya melainkan substansi ibadah puasa yang mengajarkan kesederhanaan, kejujuran, dan kedisiplinan.

Puasa sama sekali bukan bertujuan menahan makan, minum, dan semua yang dapat dinikmati pada bulan-bulan di luar Ramadhan. Puasa bertujuan supaya jiwa manusia terlepas dari kontrol hawa nafsu dan mempersiapkan diri untuk berperan sesuai dengan penciptaannya, yaitu menjadi khalifah Allah SWT untuk mengembangkan alam semesta.

Sebagai khalifah, manusia harus bisa bersikap jujur kepada Allah, dirinya, dan kepada lingkungannya. Tanpa perlu pengontrol dan pengawas kecuali Allah SWT, kejujuran tersebut harus terwujud dalam perilakunya.

Ramadhan harus disambut dengan ibadah, ketimbang menyambutnya dengan berbagai kegiatan yang tidak berkaitan langsung dengan ibadah Ramadhan. Salah mengerti makna Ramadhan dan pengaruh lingkungan sosial yang tidak mendukung, maka nilai-nilai tinggi dan dampak positif puasa semakin berkurang, bahkan mungkin saja hilang. Yang tertinggal hanya rasa lemas, letih, lapar dan haus.

Akhirnya, seperti yang disabdakan Rasulllah SAW, "Banyak sekali orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapat apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga".

Mari kita isi bulan Ramadhan dengan ketakwaan kepada Allah SWT.
Wassalam


Previous
Next Post »