Manusia dan Peristiwa di Alam Raya

Allah S.w.t meletakkan hak pilih dalam diri manusia agar dapat ditegakkannya penghitungan amal, serta diberikannya pahala dan hukuman


Semua (keputusan takdir) yang datang dari Allah S.w.t ialah suatu kebaikan, namun karena sempitnya penilaian kita dan pengetahuan kita yang terbatas, sehingga tampak seakan buruk dan kita tidak mampu bersabar menghadapinya

Betapapun banyaknya peristiwa yang terjadi di alam raya ini. Namun demikian, peristiwa-peristiwa itu tidaklah mungkin keluar dari 3 saluran berikut ini:

1). Peristiwa yang terjadi pada diri anda, sedangkan anda tidak mempunyai daya dan pilihan sama sekali di dalamnya. Itulah yang disebut takdir murni dari Allah S.w.t; misalnya anda sedang lewat di jalan tiba-tiba ada batu jatuh mengenai anda, atau tiba-tiba ada mobil yang menabrak anda, atau anak anda sedang mengalami kecelakaan, atau anda menderita suatu penyakit. Semua peristiwa ini dan yang serupa terjadi pada diri anda tanpa ada campur tangan dari perbuatan anda sehingga anda tidak bisa mengelaknya dari diri anda.

2). Peristiwa yang terjadi pada diri anda akibat ulah orang lain, misalnya anda dikejutkan oleh seseorang yang berkelahi dengan anda, atau ia menyerang anda di jalan, atau mendorong anda sehingga anda terjatuh ke tanah dan lain-lain.

3). Peristiwa yang terjadi dan anda punya andil dan hak pilih di dalamnya. Pertama-tama ialah sistem aturan Allah yang tercermin dalam perintah dan larangan. Misalnya Allah S.w.t memerintahkan kepada anda “Kerjakanlah!” sementara anda mampu atas pilihan anda sendiri untuk “Tidak mengerjakan”, kalau tidak demikian, maka tidaklah mungkin Allah memerintahkan anda “Kerjakanlah”.

Demikian pu­la ketika Allah melarang anda: “Janganlah kamu kerjakan!” sementara anda mampu atas pilihan anda sendiri untuk “Mengerjakan”, kalau tidak demikian, maka tidak mungkin Allah melarang anda: “Janganlah kamu kerjakan”.

Allah S.w.t meletakkan hak pilih dalam diri manusia agar dapat ditegakkannya penghitungan amal, serta diberikannya pahala dan hukuman. Dengan begitu, pemberian pahala dan hukuman itu benar-benar mencerminkan keadilan.

Seperti itulah semua urusan berjalan secara wajar dalam kehidupan sehari-hari, apa yang anda makan? Bersama siapa anda duduk? Pakaian apa yang anda pakai? Dan lain-lain urusan kehidupan yang sudah biasa.

Segala sesuatu yang tidak melibatkan campur tangan anda dan yang terjadi di luar kehendak dan pilihan anda adalah keputusan takdir yang dikehendaki oleh Allah di dalam alam raya ini. Semua keputusan takdir selalu membawa kebaikan, sekalipun tampak buruk dalam penilaian kita yang sempit dan ilmu kita yang terbatas. Semua yang datang dari Allah S.w.t ialah suatu kebaikan, hanyalah karena kita tidak melihat persoalannya di depan kita secara utuh dan menyeluruh, maka dada kita terasa sempit dan tidak mampu bersabar menghadapinya.


Allah S.w.t telah memberi contoh-contoh di dalam Al-Quran surat Al-Kahfi, tentang peristiwa pertemuan Nabi Musa Alaihis-Salam dengan seorang hamba Allah yang shaleh. Semua tindakan yang diperbuat oleh Hamba shaleh itu di dalam sudut pandang Musa A.s merupakan suatu keburukan, Ia naik suatu perahu lalu mencederainya dengan melobanginya. Ia menjumpai seorang bocah kecil yang belum mencapai usia baligh lalu ia bunuhnya tanpa dosa. Ia masuk sebuah perkampungan orang-orang yang tidak tahu budi yang menolak memberikan sesuap roti kepadanya sementara ia sangat lapar, tiba-tiba ia mendirikan dinding yang hampir roboh di perkampungan mereka itu.

Semua tindakan Hamba shaleh itu dinilai Musa sebagai suatu keburukan, tetapi sebenarnya adalah keputusan takdir Allah yang padat dengan kebaikan. Perahu yang dicederainya dimaksudkan agar tidak dirampas oleh seorang penguasa yang kejam, maka amanlah kapal itu dan tetap menjadi milik orang-orang miskin sebagai sarana pencaharian mereka.

Bocah kecil dibunuhnya karena ia akan menye­ret kedua orang tuanya kepada kekafiran dan kediktatoran, maka Allah menggantinya dengan keturunan yang shaleh. Hal itu terjadi semata-mata karena kasih sayang Allah kepada kedua orang tuanya dengan mematikan anak itu agar masuk surga tanpa melalui penghitungan amalnya selagi ia mati sebelum usia baligh.

Sedangkan dinding yang didirikan, karena di bawahnya terdapat simpanan harta milik dua anak dari seorang yang shaleh, maka Allah menginginkan terpeliharanya harta itu hingga keduanya telah dewasa lalu bisa mengambilnya sendiri, dari pada harta itu dikuasai oleh penduduk perkampungan yang tidak tahu budi tersebut. (Rincian pembahasan peristiwa ini telah kami kemukakan di dalam buku Untaian kisah-kisah Qurani dalam Surat Al-Kahfi).

Jadi, peristiwa-peristiwa yang tampak di per­mukaan itu tidak bisa kita nilai sebatas yang terlihat saja, karena kita tidak bisa melihat persoalannya secara lengkap, Kalaulah kita bisa melihat pada beberapa hal, maka masih banyak hal-hal lainnya yang masih tertutup dari pandangan kita. Allah S.w.t berfirman:

وما أوتيتم من العلم إلا قليلا

Dan tidaklah kamu diberi ilmu kecuali sedikit sekali“. (Qs Al-lsra: 85).

Di ayat lain, Allah S.w.t berfirman:

ولكن أكثر الناس لا يعلمون

Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya“. (Qs Ar-Rum: 6).

Kita harus melatih dan membiasakan diri kita untuk menyambut setiap peristiwa yang datang dari Allah sebagai suatu kebaikan, meskipun kita tidak mengetahui hikmah di baliknya. Allah S.w.t telah memberitahukan kepada kita bahwa manusia tidak layak memberikan kepastian terhadap peristiwa-peristiwa di alam raya ini, termasuk apa yang terjadi pada dirinya sendiri.

Kita jumpai dalam Al-Quran ayat-ayat yang menyerukan agar kita tidak memberikan kepastian terhadap peristiwa-peristiwa berdasarkan pemaham­an dan ilmu kita yang sangat terbatas. Marilah kita perhatikan firman Allah S.w.t:

وعسى أن تكرهوا شيأ وهو خير لكم وعسى أن تحبوا شيأ وهو شر لكم والله يعلم وأنتم لا تعلمون

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, badahal ia amat baik bagimu, dan boleh pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui“. (Qs Al Baqarah: 216).

--- o0o ---

~ Syekh Muhammad Mutawalli As-Sya’rawi ~
Al Khoir wa Syar
Previous
Next Post »