Mengenali Diri Sendiri

Dalam setiap ayat Al-Quran terkandung rahasia. Demikian pula hadits Nabi SAW. Rahasia-rahasia tersebut, ada yang kita mengerti, tapi ada pula yang tidak kita mengerti. Ada yang "mampu" kita amalkan, tapi ada pula yang tidak.

Allah SWT sudah memberikan kepada kita ilmu tentang segala sesuatu untuk kehidupan kita yang seutuhnya, baik di dunia maupun di akhirat.

Hakikat kehidupan kita adalah untuk beribadah. Allah SWT berfirman, "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyat: 56). Lalu untuk apa kita sibuk untuk urusan-urusan yang di luar ibadah?

Kalau ingin berhasil dalam hidup, jadilah manusia yang beribadah kepada Allah. Ibadah dalam artian yang luas, yaitu segala aktivitas yang mengandung kebaikan.

Itulah sebabnya, kita harus mengenali diri kita sendiri. Nabi SAW bersabda, “Barang siapa mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya.”

Mengapa hidup kita sengsara, bencana silih-berganti, negara kita tak henti-hentinya dilanda musibah? Tak lain karena kita tidak mengenal diri kita sendiri, kita tidak menempatkan diri kita pada posisi semestinya.

Andaikan masing-masing kita sadar diri untuk mematuhi peraturan yang ada, tentu semuanya akan berjalan lancar, aman, dan teratur.

Bila kita tidak sadar diri, tidak mengenali diri kita sendiri, kehidupan kita akan sama halnya seperti binatang. Segala sesuatunya harus menggunakan kekerasan.

Jika ingin hidup bahagia, sukses dunia akhirat, ikuti jalur yang Allah tunjukkan kepada kita. Yakni Al-Quran, yang juga dijelaskan oleh Nabi SAW dalam sunnahnya.

Lantas, mana di antara ayat yang simpel tetapi mengandung seluruh aspek kebutuhan kehidupan manusia.
Allah SWT berfirman:

اِسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا. وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ أَنْهَارًا.(سورة نوح:10-12

“…Mohon ampunlah kepada Tuhan kalian. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit. Dan Dia memperbanyak harta dan anak-anak kalian, dan mengadakan kebun-kebun untuk kalian dan mengadakan sungai-sungai untuk kalian.” (QS Nuh: 10 -12).

“Mohon ampunlah (beristighfarlah) kalian kepada Tuhan kalian”, yaitu kepada Allah SWT, “sesungguhnya Dia Maha Pengampun”, artinya bukan semata-mata Allah memerintahkan kita untuk beristighfar, melainkan Allah juga berjanji akan menerima istighfar kita, mengampuni kita atas semua dosa kita.

Semua ibadah pasti ada syaratnya. Kita melaksanakan ibadah haji belum tentu diterima, kita menjalankan shalat belum tentu diterima. Namun di saat kita beristighfar, Allah mengatakan, “Sesungguhnya Dia Maha Pengampun.” Artinya, pasti dosa-dosa kita akan dihapuskan oleh Allah SWT.

Coba perhatikan, Allah tidak mengatakan “akan mengampuni”, karena, bila Allah mengatakan demikian, pastilah istighfarnya akan dinilai. Apakah benar istighfarnya, sungguh-sungguh ataukah tidak, dan sebagainya. Akan tetapi Allah mengatakan, “Sesungguhnya Dia Maha Pengampun.” Artinya, pasti Allah akan menerima istighfar kita, bagaimanapun kondisi dan keadaan kita. Asalkan kita benar-benar pandai beristighfar, Allah pasti menerima istighfar kita, karena Dia “Ghaffar”, Maha Pengampun.

Jika kita sudah diampuni oleh Allah, lantas apa lagi yang kita inginkan? Bukankah yang paling kita takuti adalah dosa-dosa kita? Berapa banyak rizqi kita tersendat gara-gara dosa? Berapa banyak musibah, bencana, permasalahan dalam rumah tangga, pekerjaan, dan sebagainya, ujung-ujungnya adalah akibat dari dosa-dosa kita?

Bila Allah sudah menjanjikan kepada kita akan mengampuni dosa-dosa kita, pertanyaannya, apa lagi yang mau kita cari? Dosa dihapuskan, berarti masalah kita dan urusan kita kepada Tuhan selesai. Segala rintangan, masalah, musibah, dan sebagainya selesai, terbebaskan.

Wallahu Warasuluhu A'lam, Wassalam
Previous
Next Post »