Maulid Nabi - Suka Cita Umat Rasulullah

"Semangat memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pada dasarnya adalah semangat dalam menyambut kehadiran Islam itu sendiri"

Sejak dulu, Maulid Nabi memang selalu dikenang dengan beragam cara. Bahkan pada saat detik-detik Maulid Nabi sendiri, Allah SWT Yang Maha Berkehendaklah yang telah mengisyaratkan momentum tersebut sebagai momentum yang begitu bernilai dan layak dimuliakan.

Saat Beliau SAW dilahirkan, singgasana Raja Kisra terjungkal. Di belahan bumi lainnya, api abadi sesembahan kaum Persia yang selama ribuan tahun tak pernah redup, tiba-tiba mati begitu saja. Di kemudian hari, bahkan Rasulullah SAW sendiri memperingati Maulid-nya, dengan berpuasa di hari Senin, hari saat Beliau dilahirkan.

Saat mengomentari berbagai peristiwa di atas yang dikaitkan dengan kelahiran Rasulullah SAW, Al-Qaradhawi mengatakan, "karenanya, semangat memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada dasarnya adalah semangat dalam menyambut kehadiran Islam itu sendiri".

Benar yang dikatakannya, sebab singgasana raja Kisra dan api sesembahan Persia adalah simbol-simbol kebathilan yang akan disingkirkan oleh cahaya hidayah yang memancar dari ajaran syari’at yang dibawa Rasulullah SAW.

"Momentum hari kelahiran Nabi SAW merupakan hari raya terbesar umat Islam, melebihi kebesaran hari-hari raya Islam lainnya, sebab tanpa hari Maulid Nabi, bagaimana mungkin ada ‘Idul Adha maupun ‘Idul Fitri"

Maka, dari waktu ke waktu, dengan cara-cara baik dan berbeda-beda, setidaknya sekali dalam setahun, umat Islam pun mengenang dan memperingati Maulid Nabi sebagai momentum yang amat istimewa. Bahkan disebutkan, momentum hari kelahiran Beliau SAW merupakan hari raya terbesar umat Islam, melebihi kebesaran hari-hari raya Islam lainnya. Sebab, tanpa hari Maulid Nabi, bagaimana mungkin ada ‘Idul Adha maupun ‘Idul Fitri.

Hari istimewa itu memang selalu mendapat tempat istimewa di hati umat Islam. Mereka senantiasa mengenang dan merayakannya dengan penuh suka cita.

Kehadiran Beliau SAW merupakan hadiah terindah. Sehingga, merugilah setiap orang yang tidak berupaya mengambil hadiah itu. Sedangkan Rasulullah Muhammad SAW sendiri mengatakan, “Aku adalah rahmat Allah yang dihadiahkan untuk kalian.”.

Dari sini jelaslah, segenap upaya yang dikerahkan dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan usaha untuk meraih hikmah dari kenikmatan besar yang telah Allah SWT berikan. Dari sini pula muncullah kecintaan dan ketaatan di hati kepada Beliau sebagai tanda keimanan. Mengimaninya adalah tameng keselamatan dari kebingungan di dunia dan akhirat. Sementara, berpaling dari ajarannya adalah kegelapan tak berujung yang menimbulkan kesengsaraan dan kehinaan selamanya.

Wassalam



Lihat juga kategori: Rasulullah SAW | Maulid | ShalawatHikmah | Download | Aswaja | Sekte
Previous
Next Post »